Dualistis itu serupa dengan kembar. Seperti dua tangan dua kaki dan dua matamu. Dewasa ini, banyak orang yang mulai menggandakan identitas. Serupa dengan organ tubuh yang sepasang, kau juga bisa mencipta aku yang lainnya. Kini dunia sudah memfasilitasi "kloning" identitas, sekalipun legal serta ilegalnya masih diperdebatkan. Jelajahi dunia sembari melepaskan sisi lain diri dalam "identitas" yang berbeda.
Malam ini aku off kerja, seharusnya malam damai yang hanya sekali dalam sepekan ini, kuisi dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan. Membaca atau menonton film adalah salah satunya, tapi entah kenapa ponselku terus saja menggoda seakan meminta untuk ditelanjangi.
Tangan gatalku bergerak mengaktifkan data seluler yang sudah kumatikan sejak semalam demi hari libur yang penuh damai, lalu mengikuti naluri kekinian untuk scroll Medsos hingga ujung-ujungnya nyantol ke forum online tempat cerita esek-esek bermuara. Aku asyik membaca cerbung homo...
--sampai akhirnya notifikasi chat dari Yola, teman akrabku muncul.
Bah! chat itulah yang membuat otakku suntuk sekarang.
Yola: Meg, ini akun wa aku yang baru.
Mega: Yang lama kenapa emang?
Yola: Yang lama mulai gak seru, banyak orang-orang toxic! Yang baru ini cuma buat temen deket doang.
Mega: Oh..
Yola: Weekend kita nongtik, yuk! Aku mau curhat😭😭😭
Mega: Atur aja jam sama lokasi ketemunya di mana.
Yola: Oke sayang 😘
Mega: Jijik!
Mega: Abis putus kau ya?
Yola: Hueee... kok kau bener 😧
Begitulah isi obrolanku dengan Yola via WhatsApp. Anak itu memang hanya akan menghubungiku jika ingin curhat saja, tapi itu bukan hal yang jahat, karena memang seperti itulah pertemanan kami selama sepuluh tahun ini terjalin.
Harus diakui kalau sebenarnya kami ini sama-sama apatis. Tanpa dilatari suatu keperluan, kami tidak akan berkomunikasi sama sekali. Hanya yang mengherankan adalah, bagaimana keakraban antara aku dan Yola bisa terjalin dengan begitu natural. Seolah kami adalah best friend forever.
--BFF antara excrement and latrine sih cocok!
Kotoran dan kakus yang bersahabat kemudian membangun pabrik emas kuning bersama.
Shit!
Aku malah melantur.
Malam liburku memang sudah terlanjur rusak sejak aku memutuskan untuk membuka Medsos. Tapi yang merubah malamku menjadi semakin gulana, adalah cuitan si Yola. Bukan karena status kejombloannya, (taruhan, sebentar lagi anak itu sudah dapat pengganti), melainkan kata-katanya tentang dua akun WhatsApp!
What the hell!
Seberapa banyak teman onlinenya, sampai-sampai dia harus membuat dua akun? Dan Yola bahkan harus memilah mana yang putih dan mana yang berwarna seakan kontak teleponnya adalah baju kotor yang hendak dilaundry'kan.
Sejujurnya, kontak teleponku langsung insecure begitu mengetahui fakta ini. Nomor kontakku yang hanya 25 orang tentu hanya setahi upilnya Upin, jika dibandingkan dengan jumlah kontak milik Yola.
Sebagai manusia yang teman ngobrolnya selalu kurang dari lima orang (itupun sudah termasuk Yola dan simi-simi), aku tidak paham bagaimana cara Yola bisa mendapatkan teman sebanyak itu. Dan bukan orang lain, melainkan Yola sendiri yang menjauhi teman chatting yang dianggapnya toxic.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC!
Mystery / ThrillerT O X I C ! Antara delusi dan khayal, manakah yang kau yakini lebih nyata? Atau mimpi-mimpi absurd itu yang kau yakini sebagai pertanda masa depan, atau mungkin, penanda dari masa lalu? Hakikat realitas itu sendiri tergantung pada pikiranmu, atau...