PENYELAMAT SIHIR (THE END)

Bab 16 : Little brother?

Albus Dumbledore mengamati dua anak laki-laki yang duduk di ujung meja Ravenclaw. Kemunculan Dylan Lestrange benar-benar mengejutkannya, tetapi pemeriksaan cepat di Buku Penerimaan Hogwarts telah mendapatkan informasi yang dia butuhkan. Dia tidak pernah menyangka Rabastan akan menjadi bapak anak haram. Begitu dia tahu tentang itu, dia bergegas ke Kementerian untuk mencari tahu segala kemungkinan. Jika anak laki-laki itu seperti ayah atau pamannya, itu akan menjadi bencana. Ancaman Voldemort dan sampai batas tertentu, Harry, sudah cukup buruk dan dia tidak membutuhkannya lagi. Tapi Sirius sudah bergerak maju. Dia telah mendapatkan hak asuh atas bocah itu.

Dia bertentangan tentang itu. Di satu sisi, Sirius mengambil hak asuh anak itu lebih baik daripada seseorang seperti Lucius Malfoy atau Aiden Avery atau bahkan Theodore Nott Sr. Tetapi masalahnya adalah Sirius Black anti-Dumbledore dan Albus tidak bisa memilikinya. Seluruh Wizengamot juga angkat senjata atas masalah itu. Kaum tradisionalis menentang bocah itu karena dia adalah anak blasteran yang tidak sah. The Lestrange adalah fanatik darah murni dan mereka tidak bisa memilikinya. Sirius, bagaimanapun, benar. Mereka tidak bisa menghentikan Dylan untuk mengklaim warisannya. Pencurian jalur adalah bisnis serius di dunia magis. Cincin pewaris di jari anak itu hanya membuktikan siapa yang benar.

Kaum sentris tidak sekuat itu tanpa dukungan dari kedua belah pihak, jadi tidak masalah apa yang mereka pikirkan. Sebaliknya, kaum liberal di bawah panji 'cahaya' ingin menyingkirkan bocah itu. Augusta Longbottom adalah yang paling vokal dan pertarungan dia dan Sirius di Wizengamot awal musim panas ini melegenda. Albus senang tentang itu karena Sirius telah kehilangan dukungan dari kaum liberal meskipun dia adalah Bupati Gryffindor. Sayangnya, itu tidak berarti Sirius menjadi kurang kuat - dia sekarang adalah Lord Black dan Bupati Rumah Potter, Gryffindor dan Lestrange. Dia menguasai empat suara penting, tetapi Dumbledore telah berkecimpung dalam permainan politik selama seabad. Sirius masih pemula.

Dia perlu memiliki Dylan Lestrange di bawah kendalinya. Akan menjadi aset besar dalam perang melawan Voldemort jika dia bisa meyakinkan bocah itu untuk memata-matai para Pelahap Maut untuk Ordo; menjadi putra dari Pelahap Maut tingkat tinggi pasti akan memiliki keuntungan. Albus yakin apakah itu lima, sepuluh atau dua puluh tahun, Voldemort akan bangkit kembali dan mereka harus siap untuk itu. Dia harus berbicara dengan anak laki-laki itu dan mengeluarkannya dari pengaruh Harry. Dia tidak membutuhkan Legilimency untuk melihat pemujaan pahlawan murni di mata anak laki-laki itu setiap kali dia melihat Harry. Tidak, sampai Harry dapat ditempatkan kuat dengan cahaya, dia berbahaya. Albus masih mengerjakan rencananya untuk menebus Harry dan membuatnya mengubah pandangannya tentang Muggle. Itu sangat penting. Bagaimanapun, jalur Grindelwald dan Voldemort telah dimulai dengan dominasi Muggle; itulah akar penyebab dari semua itu dan sangat penting bahwa Harry tidak mengambil jalan seperti itu dalam hidupnya.

Setelah pesta selesai, Dumbledore bangkit. "Beberapa pengumuman awal semester," katanya gembira. "Saya ingin menyebutkan dua perubahan staf tahun ini. Pertama, harap sambut Profesor Remus Lupin, guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang baru. Semoga beruntung, Profesor."

Orang-orang bertepuk tangan dengan sopan, tetapi beberapa kurang terkesan dengan jubah Lupin yang sudah usang dan pudar. Remus membungkuk sedikit dan melanjutkan kembali kursinya. Snape memelototinya.

"Sejak Profesor Kettleburn memutuskan untuk pensiun tahun ini, dengan senang hati saya mengumumkan bahwa guru Pemeliharaan Makhluk Gaib kita yang baru tidak lain adalah Rubeus Hagrid!"

Harry mengangkat alis ketika orang-orang di meja Gryffindor bersorak. Dia tahu bahwa Hagrid tahu banyak tentang makhluk, tetapi apakah itu berarti dia memenuhi syarat untuk mengajar? Mengetahui sesuatu dan mengajarkannya berbeda. Lihat saja Snape! Dia adalah guru terburuk yang bisa dimiliki siapa pun dalam Ramuan, tetapi tidak ada yang bisa meragukan fakta bahwa dia brilian dalam pelajaran itu.