Disclaimer : Kōshi Tachibana-Sensei
Seorang gadis dengan tas hitamnya berjalan menuruni tangga 15 menit setelah bel dibunyikan. Derap kakikan dihentakan agak keras dan ia berjalan dengan tubuh tegap bak lelaki. Rambut kepangnya berayun mengikuti langkah kakinya yang menuruni tangga secara perlahan. Setelah ia berada di dasar tangga kepalanya ditolehkan ke kanan dan ke kiri melihat siswa-siswi yang berlalu lalang. Tiba - tiba ia menatap salah satu guru yang ia kenal sedang membawa beberapa buku yang diperkirakan setebal 1000 halaman setiap bukunya di tangannya dan segera berlari mengejarnya.
"Konnichiwa Reine-sensei! Boleh saya bantu?"sapanya seraya mulai melambatkan langkahnya ketika berjalan disampingnya.
Sementara wanita yang disapanya menatapnya dengan mata sayu.
"Arigatou gonzaimasu Chinatsu-san, maaf telah merepotkan anda,"jawab wanita yang surainya diikat ke arah sebelah lalu ia menyerahkan beberapa buku dan dibawa oleh Chinatsu.
"Tidak apa-apa Reine-sensei, ini sudah menjadi kewajibanku sebagai siswa untuk membantu gurunya,"jawabnya dengan senang.
Mereka pun berjalan menuju ke ruangan kantor. Hiruk pikuk orang-orang yang berlalu lalang terasa. walaupun sudah Built-it AC sampai 10 biji tetapi masih terasa panas, mungkin ini masih musim panas. Chinatsu lalu meletakan tumpukan buku tersebut di atas meja Reine.
"Konnichiwa Reine-sensei. Aku pulang dahulu,"katanya seraya membungkukan badannya.
Chinatsu sepertinya terlalu sopan.
"Ya, oh ya Chinatsu-san,"
Perkataan wanita itu membuatnya menghentikan langkah dan membalikan badannya.
"Are?"
"Jika ada orang yang bertanya kepada anda, anda harus membalasnya dengan baik dan benar agar orang itu tidak merasa diabaikan,"pesan Reine.
Chinatsu hening sebentar mencerna kata-kata yang dilontarkan guru yang juga menjadi pembina klub fisika, klub yang diikutinya tersebut.
"Umm... Baiklah Reine-sensei,"jawab Chinatsu kemudian berbalik dan meninggalkan ruangan kantor.
Ia lalu berjalan menuju gerbang sekolah. Derap kakinya yang cukup keras menerbangkan debu walau sedikit. Seorang perempuan dengan baju sekolah berenda hitam berjalan dan tiba-tiba ia menyenggol pundak Chinatsu. Saking kerasnya benturan hingga poni gadis berpakaian hitam itu terayun dan mata berwarna kuning dengan motif jam itu samar-samar terlihat dan juga terdengar suara erangan. Langkah mereka segera berhenti dan mata kedua gadis itu saling bertatap muka.
"Maafkan saya,"kata Chinatsu seraya membungkukan badan.
"Arara... Kau gadis yang cukup sopan ya? Oh ya aku ingin bicara sebentar,"kata gadis yang menubruknya tadi.
"Berbicara apa?"tanya Chinatsu penasaran.
"Khikhi... Ikutlah denganku, sebaiknya jika ingin berbicara 4 mata jangan di sini,"
Chinatsu mulai merasa bergidik terhadap gaya bicara gadis itu. Yah ia benar-benar tidak kenal gadis itu. Yang hanya ia ketahui gadis yang ada dihadapannya itu pernah bersekolah di sini.
"Tidak, terima kasih. Aku harus pulang. Sepertinya jemputanku sudah menanti,"tolaknya dengan halus.
"Oh ayolah, aku memaksa. Aku tidak akan mencelakanmu,"
Tangan Chinatsu segera ditangkap olehnya dan ia ditarik oleh gadis itu. Chinatsu lalu meronta mencoba melepaskan diri, Tetapi ya tidak sekuat saat disered lelaki mesum. Walau begitu gadis itu tidak bergeming dan terus menariknya menuju sebuah sudut sekolah. Tangannya lalu ia lepaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Date A Live : First Spirit
FanfictionAdalah salah satu fanfic Date A Live yang menceritakan tentang Spirit pertama yang menghilang kini kembali bangkit. Ia adalah seorang laki-laki berparas tampan dan suka membuat kehancuran. Akankah Kotori Itsuka merekrut orang lagi untuk menyegelnya...