Bab 1 | Kuliah Tamu

15.6K 1.3K 48
                                    

Auditorium itu sudah penuh sesak oleh Mahasiswa. Mereka saling berbisik membicarakan siapa pengisi Kuliah Tamu semester ini. Para Mahasiswa perempuan terlihat sibuk berdandan. Memperbaiki letak penjempit rambutnya, menambahkan bedak di wajah, serta tidak lupa memberikan lisptik merah merona. Berbeda dengan para Mahasiswa laki-laki, Mahasiswa perempuan sudah tahu siapa pengisi Kuliah Tamu semester ini.

Arnando Seno Candrakanta.

Politisi muda dengan banyak prestasi gemilang. Selain itu, dia juga masih single. Mapan. Tampan. Karena itulah mereka berlomba mempercantik diri. Siapa sangka, dewi keberuntungan akan memberikan mereka kesempatan untuk bisa mengenal lebih dalam sang Politisi muda itu.

"Fre! Sebelah sini!"

"Oh! Oke!" Freya melesat melewati bangku-bangku menuju teman-temannya yang duduk di deret bangku nomor dua. Dia tersenyum duduk di kursinya. "Apa aku terlambat?"

"Tidak. Acara baru saja akan di mulai. Kau sedang apa tadi?"

Gadis itu mengeluarkan buku catatan kecil dari dalam jas Almamaternya, membukanya dan menunjukkan catatannya.

"Apa itu?! Tulisan itu membuatku pusing..."

Freya tertawa kemudian berbisik pada temannya. "Aku sudah siapkan banyak pertanyaan. Aku suka tema kuliah tamu semester ini karena berhubungan dengan skripsiku."

"Ho... aku tahu kita di tingkat akhir, Fre. Tapi kurasa hanya kau yang bersemangat menyelesaikan skripsi."

Freya menyenggol lengan temannya. "Jangan berkecil hati. Aku akan membantumu menyelesaikan skripsi itu. Aku janji."

"Okey."

Lalu lampu auditorium padam. Membuat semuanya terperangah. Hanya lampu panggung yang menyala, menandakan acara sudah di mulai. Freya memperbaiki posisi duduknya dan siap menerima materi Kuliah Tamu hari ini. Dia harus serius karena ini menyangkut tema skripsinya.

***

Arnan menikmati kegiatan pagi ini. Untuk pertama kalinya dia diberikan kesempatan mengisi Kuliah Tamu di Almamater Universitasnya. Beruntung Arnan memiliki guru hebat yang bisa membimbingnya. Sambutan dari mereka membuat Arnan bersemangat. Banyak pertanyaan hebat yang diajukan kepadanya. Dan beberapa pertanyaan itu mencuri perhatian Arnan. Bukan pertanyaannya, melainkan siapa yang mengajukan pertanyaan itu.

Senyumnya terus mengembang memperhatikan sosok gadis yang duduk di deret nomor dua. Gadis muda yang cerdas, mengajukan banyak pertanyaan yang membuat Arnan kewalahan namun juga senang.

Sang pembawa acara mulai menutup acara Kuliah Tamu. Arnan bergerak maju dan berpose bersama pada guru besarnya. Memberikan hormat dan saling sapa. Salah seorang kru mendatanginya dan memintanya menuju belakang auditorium untuk jamuan makan siang. Namun Arnan menolaknya dengan halus. Dia memilih keluar dari ruang Auditorium. Bersedekap bersandar pada pilar. Kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana. Dia mengangguk beberapa kali saat para mahasiswa menyapanya. Dia sedang menunggu seseorang. Gadis itu... gadis yang mencuri perhatiannya.

"Kau sudah dapatkan semua bahan?"

"Sudah! Aku sudah mendapatkan semuanya. Tinggal menyalin dan mencari beberapa referensi..."

Arnan seketika menegakkan tubuh. Dia berbalik dan menunggu gadis itu melangkah mendekati. "Hai..." sapanya, membuat dua gadis itu tertegun. Arnan tersenyum mencairkan suasana. "Boleh aku berbicara denganmu?" Arnan merujuk pada gadis dengan rambut di kuncir kuda.

Still With You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang