Dia sedang bermimpi. Sepertinya begitu. Tubuhnya bergetar, seperti ketakutan. Mungkin mimpi buruk. Keringat mulai membasahi keningnya. Nafasnya tidak teratur.
Tiba-tiba dia terbangun dan berteriak, “Noooo….”. Jam dinding masih menunjukkan pukul dua dini hari.
Dia membuka selimutnya. Nafasnya masih terengah-engah tak teratur. Dia mengusap keningnya yang penuh keringat. Tapi tangan dan kakinya dingin. Ia begitu ketakutan. Tangannya masih gemetar. Namun ia coba mengaturnya.
Menenangkan diri dengan menarik nafas panjang, lalu menghembusnya pelan-pelan. Pandangan matanya menyapu sekitar kamarnya.
Apa yang ia cari? Jenny beranjak dari tempat tidurnya menuju jendela. Ia mengendap seperti sedang menyelidiki sesuatu.
Suara aneh terdengar dari luar jendela. Ada benda aneh di luar sana. Agak silau, hingga ia harus memicingkan matanya. Benda itu bergerak-gerak. Bulat dan kecil, tapi berkaki dua.
Jenny mulai menggeser kaca jendela untuk membukanya perlahan-lahan agar tidak terdengar oleh makhluk asing itu. Jenny sangat terkejut sampai terjatuh saat makhluk itu menoleh dan berbalik badan padanya.
Matanya bulat, berkedip-kedip seperti boneka mainan yang ia punya waktu kecil dulu. ternyata makhluk itu juga memiliki tangan, tapi sangat kecil seperti daun cemara. Ia tak punya hidung, juga tak ada telinga. Hanya mata dan mulut.
Mungkinkah aku masih bermimpi? Jenny sangat penasaran dengan makhluk yang ada di depannya itu. Dia coba memastikan makhluk itu nyata tidaknya dengan menyentuhkan telunjuknya.
Makhluk itu mengeluarkan suara. Uh..uh.. Matanya berkedip-kedip lagi. Ia sangat lucu. Membuat Jenny ingin mengambilnya.
Jenny mengulurkan tangannya. Makhluk itu melngkahkan kakinya menaiki tangan Jenny.
“Uh..uh”. Jenny tidak paham maknanya. Ia mengusap-usap kepala sekaligus yang menjadi tubuhnya itu dengan jari telunjuknya.
“Who are you?” tanya Jenny lirih. Tiba-tiba makhluk itu menggerak-gerakkan kedua tangannya. “Uh..uh.. I’m the one who woke you up from the nightmare”. Jenny terdiam. Lalu tertawa perlahan.
Ia tidak yakin dengan perkataannya. “Really?” Makhluk itu mengangguk-anggukan tubuhnya.
“Yeah. Kau tahu, aku tercipta untuk menyelamatkan manusia di bumi dari mimpi buruk dengan melawan para Folderine itu”. Jelasnya.
Jenny mengangkat sebelah alisnya. “Folderine?”.
Makhluk mungil itu menjawab, “Ya, makhluk-makhluk jahat yang membuat kalian semua mengalami mimpi buruk."
“Lalu bagaimana kau melawan mereka?”. Makhluk itu turun dari tangan Jenny menuju jendela.
“Kau tahu, aku bisa berubah jadi apa saja. Lihatlah ini”
Makhluk kecil itu mulai bersinar, lalu berubah wujud jadi burung.
Jenny sangat takjub melihat aksinya itu. Lalu ia berubah jadi naga, kucing, dari bentuk makhluk yang besar sampai makhluk yang terkecil.
“Uh..uh.. aku merubah diriku menjadi seperti ini saat aku menyelamatkanmu tadi”. Makhluk itu berubah jadi monster yang sangat menyeramkan.
Jenny hanya menggeleng-geleng tidak percaya. Sepertinya ia harus menampar pipinya sendiri untuk memastikan bahwa ia tidak bermimpi.
Pyaarrr...
“Awwh…” Ia merasa kesakitan karena tamparannya sendiri. Ini nyata. Aku tidak sedang bermimpi.Jenny masih berpikir keras. Berusaha menyetarakan kenyataan dengan logikanya. Nihil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rn't You? (On Going)
Fantasy"Yeah. Kau tahu, aku tercipta untuk menyelamatkan manusia di bumi dari mimpi buruk dengan melawan para Folderine itu". Jenny mengangkat sebelah alisnya. "Folderine?". Cerita ini asli hasil pemikiran author yang diturunkan oleh Allah SWT berupa tulis...