Hari hari Lily seperti biasanya diisi dengan kesibukan menjadi pelayan di rumh Arsen. Lily sebenarnya merasa risih karena Damian terus saja datang ke sini meski jarak antara kota dan desa cukup jauh. Jujur saja ia merasa tak enak kepada Arsen dan Sarah bersama pelayan lain nya karrna Damian terlihat sekali ingin mendekatinya dan bertemu dengan nya, menolak? Sudah Lily lakukan dengan halus tetapi Sarah selalu mengizinkan Damian bertemu dengan nya dan meminta nya jangan menolak kebaikan Damian.
Seperti hari ini, Damian datang membawa hadiah dan bunga untuknya. Ia tak mau seperti ini karena ia tak suka kepada Damian, hatinya sudah ia tutup rapat rapat agar orang lain tak masuk ke dalam hatinya..sudah cukup Lily merasakan patah hati karna tak mungkin bersama Arsen. Lily sadar bahwa Damian tampan dan kaya seperti Arsen maka dari itu ia tak mau patah hati lagi untuk kedua kalinya karena pria-pria seperti Damia sama seperti Arsen.
Damian paati banyak sekali wanita yang mengelilingi nya. Cantik kaya dan seksi dan Lily sadar tak mungki bersama Damian karena ia sadar siapa Damian dan siapa dirinya sendiri. Meski mereka menjalin hubungan pun tak akan berhasil karena status sosial mereka yang sangat berbeda. Sudah di katakab Lily tak mau kecewa untuk kedua kalinya.
"Aku mohon.. Terima pemberian ku." Damian berkata dengan memohon membuat Lily tak enak dan menerima hadiah itu. Seperti inilah saat Damian memberikan hadiah dan memohon dan ia tak bisa lagi menolaknya. Lily bukan nya bahagia atau senang tetapi tak enak hati kardna tuan Damian yang tampan dan kaya memohon kepada pelayan rendahan sepertinya.
Para pelayan lain nya pun menatap sinis dan iri kepadanya karena merasa Lily di istimewa di sini. Lily mengerti itu semua karena memang wajah mereka iri karena hanya dirinya yang di perlakukan seperti ini. Arsen? Entahlah Lily tak tahu kardna saat Damian datang Aesen itu hanya datar dan dingin tetapi tak berkata apapun hanya Sarah yang selalu berkata agar hubungan mereka lebih serius membuat kepala nya pusing.
"Terima kasih. Tapi sekali lagi saya mohon tuan. Jangan seperti ini lagi karena pelayan lain akan berpikir aku di istimewa disini. Peraturannya kita harus hanya fokus bekerja saja." terang Lily dengan nada memelasnya. Sungguh ia bingung harus mengatakan apa lagi kepada Damian agar pria itu mengerti.
Di sini ia bekerja bukan untuk berpacaran menyadarkan Lily tujuan awalnya di sini. Ke sinisan para pelayan semakin besar kepadanya terutama Gebby, Chery dan Freya. Metiga nya sangat suka menyindir nya dan mengatainya membuatnya tak nyaman dengan situasi ini semua.
"Saya di sini ingin bekerja tuan. Saya tak mau di anggap tidak profesional dalam pekerjaan." lanjutnya lagi menunduk. Damian seketika diam dan mengelus rambut Lily yang saat ini menunduk membuat Lily langsung mundur karena elusan Damian yang membuat nya risih dan tak nyaman.
"Maafkan aku. Lain kali aku akan sering sering kesini." akhirnya Damian mengalah setelah sekian lama tak mendengarkan Permohonan Lily. Seketika senyum wanita itu terbit karena Damian mau mengabulkan permohonan nya.
"Terima kasih Tuan Damian dan maafkan saya juga."
*****
Malam sudah menjelangx Lily meregangkan ototnya yang pegal karena pekerjaan hari ini cukup banyak. Lily ingin mengunci pintu karena ia ingin mandi tetapi sebuah tangan menahan nya.
"Tuan Arsen!" pekik Lily terkejut sekaligus ketakutan melihat Arsen berada di kamarnya. Pria itu menyorot tajam Lily seakan mengulitikinya.
"Ada.. apa.. Tuan kemari?" ucap Lily terbata-bata saat langkah kaki pria itu mendekatinya. Aura menyeramkan hinggap di kamar kecil wanita itu karena kedatangan Arsen. Arsen menarik Lily dan menjatuhkan nya di ranjang kecil nya membuatnya terkejut saat dirinya terjatuh di ranjang dengan Arsen sudah menindih tubuhnya yang kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped by The Devil 21+ (Complete)
ChickLitWARNING❗Novel Adult Romance 🔞 Arsenino Navaro, pria kaya yang menjadi idola di desanya, hanya mencintai satu wanita: Sarah, istri cantiknya. Namun, kehidupan mereka terguncang saat Lily Stone, pelayan baru yang polos dan lugu, mulai bekerja di ruma...