27. Rumah Arlan

181 51 16
                                    

Berbohong bukanlah keahlianku.

"Abel!"

Panggilang seseorang langsung memberhentikan langkah Abel dan berbalik badan.

"Kenapa lan?"

"Pulang bareng gue aja yu, sekalian gue mau kerumah lo kan."

Abel terdiam, dia masih ingat kata-kata Veno tadi di kantin. Tapi apa masalahnya? Dia kan hanya teman?

"Boleh deh, kebetulan gue lagi ga bawa kendaraan."

Arlan tersenyum dan langsung berjalan berdampingan, banyak pasang mata yang memperhatikan Abel dan Arlan. Mungkin mereka bingung, kenapa Abel bisa sangat dekat dengan anak baru itu.

"Tapi kerumah gue dulu ya," kata Arlan saat sudah berada di dalam mobil.

Abel mengerutkan alisnya, "Ngapain?"

Arlan menyentil kening Abel, membuat Abel meringis.

"Lo gamau ketemu orang tua gue gitu? Gamau ngambil coklatnya ni?" Tanya Arlan.

"Ah iya gue lupa," Abel menyengir.

"Udah berapa lama lo pacaran sama Veno?" Tanya Arlan tanpa mengalihkan pandangannya dari depan.

"Belum ada sebulan."

"Kalian cocok. Sama sama cakep," ucap Arlan.

Abel mengangguk membenarkan, "Iya gue emang cakep."

Arlan menoleh dan menoyor pala Abel, "Gausah pede lo!"

Abel hanya mendengus, "Eh iya lo sekarang temenannya sama Arya, Idris?"

Arlan berdehem.

"Kok bisa si temenan sama mereka?" Tanya Abel menopang dagunya menatap Arlan.

Arlan mengedikkan bahu, "Yang respect sama gue pas baru masuk mereka doang si."

"Maksudnya?"

"Ya itu, pas gue baru masuk. Respon mereka beda-beda bahkan ada yang terang-terangan natap gue ga suka. Nah yang ngajak kenalan gue duluan itu mereka. Makannya gue temenan sama mereka," jelas Arlan.

Abel mengangguk-ngangguk.

"Turun woy!"

"Eh?" Abel mengerjap-ngerjapkan matanya, "Udah sampe? Kok cepet?"

"Ngelamun mulu si lo!" Arlan turun duluan kemudian beralih ke samping membukakan pintu untuk Abel.

"Makasih sahabat," ucap Abel kemudian terkekeh, "Lah gue kayak kekeyi ya."

Arlan tertawa, "Iya mirip."

Abel melototkan matanya kesal, "Mirip apanya anjir!"

"Nada suaranya mirip," ucap Arlan masih tertawa.

Abel melengos dan berjalan duluan, "Cepetan, ntar gue kunciin lo!"

Arlan mengerutkan alisnya, "Yang punya rumah siapa si sebenernya?" Gumamnya.

***

"Kok sepi si lan?" Tanya Abel saat sudah di dalam rumah Arlan.

"Lagi pada di kamar kali," jawab Arlan.

Tiba-tiba Abel mendengar suara-suara dari samping.

"Lan itu suara apa?" Tanya Abel.

Arlan menoleh dan mencoba melihat suara apa itu.

Bad Boy X Soft Girl [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang