/8\

22 3 11
                                    

Flashback

Sora mendengar kegaduhan diruang bawah tanah kantor ayahnya, saat itu ia baru pulang sekolah dan mendapat pesan dari sekretaris ayahnya kalau ia ingin memberikan sebuah hadiah karena sudah melaksanakan ujian, makanya ia ke kantor.
Sora mengendap-endap ke ruang bawah tanah, mengintip pada celah pintu itu.

BRUK

PLAK

Sora seketika menutup mulutnya tidak percaya saat ia melihat ayahnya disiksa sedemikian kejam, seperti melihat kok bulu tangkis yang dimainkan tanpa henti.

Sora hendak mundur ingin meninggalkan ruangan itu. Sayangnya suara isak tangis seolah membuat iblis ingin mengejarnya. Orang-orang yang sedang menyiksa ayahnya itu menoleh ke arah Sora.

Sora sangat ingin kabur disaat itu juga. Tapi kakinya sulit untuk bergerak, jadi ia hanya dapat berlari kecil dan berharap tidak menjadi target selanjutnya.

"TOLO-Mmp". -ujar Sora terpotong kala seseorang dari belakang membekapnya. Seseorang itu mencegah Sora agar tidak mengundang perhatian orang lain di kantor.
Mulut Sora dibekap dan sebuah tangan asing memeluk, seakan mengikat Sora agar diam.
Ia hendak membawa Sora ke ruangan lain di ruang bawah tanah. Tapi Sora dengan cepat langsung menggigit tangan asing yang membekapnya dari belakang.

"Akh-". -ujar orang yang membekap meringis kesakitan.

Setelah itu, Sora berhasil kabur ke ruang CEO, ruang ayahnya dan untungnya juga ada sekretaris disana. Sebenarnya Sora tidak terlalu dekat dengan sekretaris itu, tetapi ia sangat membutuhkan bantuan sekarang.

Tap tap tap tap tap

CKLEK

Sora membuka pintu itu.

"kak Jennie". -ujar Sora pada sekretaris itu.

"ada ap- Sora, kamu kenapa nangis? Ada apa?".- ujar Jennie kala melihat Sora berlari sambil menangis.

Sora langsung mendekati Jennie dan menggenggam tangannya agar ia percaya pada ucapan Sora.

"tolong, tolong aku hiks, ayahku... Hiks".

"kenapa? Ada apa dengannya?".

Cklek

Tiba-tiba seorang pria dari luar membuka pintu itu.

Sora langsung membelalakan matanya kala melihat wajah seseorang itu. Ia adalah orang yang membekapnya tadi.

"maaf, dia memiliki gangguan mental. Kami lupa tidak memberinya obat tadi. Permisi".

Orang itu langsung menggenggam tangan Sora dengan tergesa-gesa, tetapi wajahnya tampak mengasihani Sora.

Sora dengan tangan yang bergetar hingga tidak dapat merasakan apapun karena hanya takut yang ia rasakan. Jennie yang melihat wajah pria itu percaya jika Sora memiliki gangguan mental. Genggaman pada tangan Jennie pun melonggar dan tergantikan oleh tangan besar milik pria itu.
Ia membawa paksa Sora hingga luar gedung tanpa peduli dengan orang-orang sekitar yang melihatnya.

"akh- sakit, lepaskan aku".- ujar Sora dengan suara kecil. Walaupun begitu, pria itu dapat mendengarnya, tetapi tidak digubris dan terus melanjutkan langkahnya hingga keluar gedung.

Pria itu membawa Sora masuk ke mobil miliknya.
Ia segera menyalakan mobilnya dan pergi secepatnya.

"s-siapa kau? Lepaskan aku".- ujar Sora dengan gemetar.

"aku?"

"..."

"Jaehyun".

"lepaskan aku cepat. Kalau tidak akan ku laporkan pada polisi".-ujar Sora dengan meninggikan suara.

Our Story [Moon taeil]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang