Goodbye ?

278 24 0
                                    

Disclaimer: Seluruh karakter milik
@masashikishimoto
Saya hanya meminjam karakter dan nama lokasi.
Ide cerita murni dari saya sendiri, tidak plagiat. 

*Tidak semuanya perpisahan berakhir menyedihkan, mungkin ini adalah awal dari kehidupan yang sebenarnya.*

Halaman sekolah yang luas sabtu pagi itu sudah ramai dengan berbagai kendaraan dan para orang tua dan murid, semua bersuka cita hendak merayakan kelulusan. Ya itu adalah hari kelulusan Konoha High School angkatan 80.

Semua tampak sibuk dan saling memberikan selamat. Orang-orang mulai memasuki aula dan acara dimulai, dengan sambutan dari kepala sekolah hingga penyebutan siswa/siswi berprestasi. Semua sudah hafal seperti biasa di peringkat ke 5 Hyuga Neji, kemudian peringkat ke 4 Haruno Sakura, peringkat ke 3 Uchiha Sasuke, peringkat ke 2 Temari, peringkat 1 Nara Shikamaru.

Mereka berfoto bersama para guru, kemudian kesan dan pesan dari Temari yang membuat teman-temannya banyak bersedih mengingat masa-masa Sekolah mereka.

"Mungkin setelah ini kita akan sibuk untuk mengejar cita-cita kita masing-masing. Tapi aku harap kepada kalian semua KHS angkatan 80! Tetap saling mendukung dan mengingat masa sekolah kita!" Kata-kata semangat dari temari mendapatkan sorak-sorai yang sangat menggelegar seluruh aula besar tersebut.

Angkatan yang terkenal memang paling kompak dan akbrab dengan satu sama lain. Angakatan paling rusuh dan sering membuat onar di sekolah, siapa lagi kalau bukan naruto dan gengnya. Tapi angakatan ini yang paling banyak menorehkan prestasi di berbagai bidang.

Setelah acara selesai semua berhamburan keluar aula, sibuk dengan kegiatan bersama keluarga masing-masing. Bagi temari yang hanya di hadiri adik-adiknya, pamannya dan orang kepercayaan ayahnya sudah cukup.
Toh memang ayahnya sibuk, dan ia tidak mempermasalahkan hal itu.

Senyum temari seakan tidak luntur hari itu. Ia merasa bahagia tapi entah alasan apa. Tiba-tiba sebuah tanggan menariknya menjauh dari keramaian.

"Kau ?!  Au pelan-pelan, kita mau kemana ?"
"Hm ada yg ingin aku bicarakan"

Pria itu menarik temari hingga ke sebuah bukti di belakang sekolah dengan pemandang yang indah. Itu tempat yang sering ia dan pria itu datangi saat ingin kabur dari kebar-baran  teman-teman mereka.

Temari dan pria ini menyatakan bahwa mereka bersahabat sekaligus bermusuhan untuk urusan akademis, tidak pernah akur tetapi selalu bersama. Temari merasa nyaman dengan pria yang selalu menemaninya tiga tahun terakhir.

Begitupun sang pria ia menganggap semua hal merepotkan tapi untuk temari ia kecualikan, baginya temari adalah perempuan yang merepotkan yang dapat ia maklumi.

"Temari" ucap pria itu lirih sambil memperhatikan temari dalam-dalam dengan penuh arti.
"Hmm ya ? Apa yg kamu ingin bicarakan ?" Didalam hati temari sangat berharap akan ditembak dengan pujaan hatinya ini, pria yang selalu menggangu pikiran dan hatinya selama tiga tahun belakangan ini.

Bahkan sifat aslinya temari berhasil diredam oleh pria ini. Saat semua orang bergunjing jika mereka berkencan karena selalu bersama dan selalu ada pertengkaran tak jelas. Temari selalu membantahnya dengan alasan tak jelas.

"Aku akan pindah ke Inggris temari, maaf jika aku baru bisa memberi tahu kamu sekarang" ucap pria itu lirih sambil menatap mata temari yang membeku kaget akan apa yang dibicarakan pria tersebut.

"Apa ? Kenapa ? Kapan ? Kenapa kamu baru memberi tahuku sekarang ?" Temari tampak marah dan putus asa.

"Maaf aku merasa berat mengatakan ini, perusahaan ayahku di sana sedang mengalami masalah besar kondisi keuangan kami sangat tidak baik temari. Aku akan pergi besok temari. Aku tidak bisa mengatakan pada mu karena semua terasa berat bagiku"

"Sampai kapan ? Kenapa kau tidak memberitahuku ?" Temari terlihat ingin menangis, tubuhnya bergetar matanya sudah mulai berkaca-kaca.

"Aku tidak tau mungkin akan menetap selamanya disana, aku tidak tau kondisi apa yang akan aku lewati nantinya. Aku tidak kuat memberitahu mu temari!"

"Kenapa ?! Kau bilang akan ada selalu disisiku ! Kau bilang akan selalu menjadi temanku yang mendukung ku ?! Kenapa !" Temari tak kuat menahan kesesalannya.

'Maaf temari, maafkan aku.. aku tidak bisa menjadi temanmu terus, aku ingin lebih dari sekedar taman mu tapi..' batin pria tersebut.

Pria itu menghembuskan nafas dan menarik temari kepelukannya. "Maafkan aku tidak bisa memenuhi janjiku, kuharap kita bisa bertemu kembali temari" membisikan ketelingga temari dengan lembut.

Temari hanya terdiam tak tau apa yg harus ia perbuat, ingin sekali menangis berteriak dan lari. Perasaannya tidak akan pernah tersampaikan itu yang temari pikirkan. Lalu ia menyeka air matanya dan melepaskan pelukan pria itu.

Temari mencoba tersenyum dan bersikap tegar di depan pria itu. Pria itu kaget dan seperti ingin menangis melihat sikap temari dan ingin menyampaikan sesuatu tapi seperti tertahankan.

"Haa haha harusnya kau memberitahuku lebih awal.. semoga selamat sampai disana, jangan jadi nanas pemalas lagi! Jangan lupakan kami ya.. kalau bisa berkunjung kesini ya" temari memaksakan tersenyum meski saat ini hatinya rasanya hancur.

Pria itu tiba-tiba kebingungan apa yang sebenernya terjadi tadi temari seperti marah dan ingin menangis. Sekarang temari tampak tersenyum menyenbunyikan sesuatu darinya.

"Maafkan aku, temari"
"Tak apa nanas, kejar cita-citamu. Sampai kapanpun kita ini sahabat bukan ? Sampai jumpa nanas pemalasan" temari tersenyum tulus penuh arti kepada pria itu.

Pria itu kembali memeluk temari erat seperti tidak ingin melepaskannya. Temaripun membalasnya. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Ayo nanas kita kembali sebelum gelap" bisik temari sambil mengelus pungung pria itu.

"Selamat tinggal temari, aku harap kamu juga mengejar cita-cita mu dan hidup bahagia" pria itu membisikan kata-kata yang berat untuknya ucapkan.

"Selamat tinggal Nara Shikamaru, aku akan selalu mendoakan mu"
*

Haiii selamat datang di funfiction pertama saya. Mohon maaf jika terdapat kesamaan alur cerita atau lainnya.
Selamat membaca !

Someone I love Since High schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang