Prolog

7 3 0
                                    

"Papa akan menikah dengan Narcy, mantan Papa saat kuliah dulu. Bagaimana menurutmu?"

Ucapan Ayahnya tadi pagi terus terngiang-ngiang di kepala Algar. Hal itu membuat diri nya jadi tak fokus bertanding basket dan mengalami beberapa kesalahan sehingga membawa kekalahan pada team nya.

Algar ditegur habis-habisan oleh Coach nya. Namun yang bisa Algar lakukan hanya terdiam, dan pergi meninggalkan GOR Pertandingan. Ia butuh tempat sepi untuk mengontrol emosi dirinya.

Jujur, pria itu sama sekali tidak kesal jika Ayahnya akan menikah lagi. Sudah menjadi kewajibannya bukan? Untuk melihat Ayahnya kembali merasakan cinta, setelah sudah melewati masa sakitnya ditinggal Ibunya tiga tahun yang lalu.

Tapi, mengapa sangat berat? Mengapa cinta Ayahnya harus kepada Ibu dari seorang gadis yang ia sukai sejak TK?

Apa diluar sana tidak ada gadis lain, selain Ibu dari gadis yang ia sukai?

Itu berarti, ia harus mengalah terhadap hatinya bukan? Mengalah untuk kebahagiaan Ayahnya.

"ARRGGHHHH!!!!" Algar berteriak frustasi.

Wajahnya merah padam dan nafasnya tak beraturan. Perlahan air mata yang sedari tadi ia tahan mulai mengalir dari pelupuk matanya, membasahi wajah nya.

"Ma, Algar cinta Amabella." Isaknya seraya menatap langit. Berusaha memberitahu Ibunya diatas sana, bahwa hatinya benar-benar sakit.

Ia ingin merelakan, tapi tidak bisa. Cinta nya kepada gadis bernama Amabella Rinjani itu sudah sangat besar.

Dua belas tahun, bukan waktu yang singkat kan?

to be continue

Anget anget dari prolog ya.

Ini cerita fiksi pertama aku. Aku harap kalian tertarik buat baca ya!

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak!🍑

~salam manis, shopie😎

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang