Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, dan Amabell justru masih setia duduk di kursi balkon dengan tatapan yang terus terarah pada bintang malam.
Jika ditanya apakah gadis itu begadang, jawabannya adalah tidak. Ia hanya terbangun dari mimpi buruknya, dan saat ia mencoba kembali memejamkan matanya lagi untuk tidur. Malah tidak bisa. Dan beralih lah gadis itu disini.
"Kenapa belum tidur?"
Suara pria dari pintu belakang langsung mengalihkan tatapan Amabell dari langit, gadis itu tersenyum kecil kala melihat siapa pria yang barusan bersuara.
"Bang Farhan."
"Besok sekolah, dan lo malah disini asik asikan sambil liat bintang." Farhan berujar dengan langkah mendekat, lalu menjatuhkan bokongnya di kursi sebelah Amabell.
"Gue juga mau tidur kali Bang-"
"Udah gue bilang berapa kali, panggil gue Farhan. Kita cuma beda setahun." Potong pria itu dengan suara kesal.
Amabell hanya terkekeh kecil, "Iya Farhan. Gue juga mau tidur, tapi nih mata nya aja genit. Masih mau ke buka, padahal gue udh ngantuk banget."
"Jangan salahin mata, tapi salahin pikiran lo yang pasti masih lari kemana-mana."
Gadis itu nampak berpikir, "Iya kali ya? Gue mikirin utang sama Bu Genik sih, berapa ya? Sekitar 100 rebuan karna ikut PO buku Harry Potter."
Mendengar jawaban Amabell yang selalu ngelantur, justru membuat Farhan tertawa gemas. Gadis itu benar-benar membuat seorang Farhan bisa kembali membuka hati.
Ya, benar. Farhan menyukai Amabell. Ia menyukai gadis ini semenjak gadis ini sering menjahili Algar, tepat dihadapannya.
Farhan juga tidak terlalu yakin, apa ia benar benar menyukai gadis ini? Namun yang ia tahu, saat berada di dekat Amabell, ia merasa senang. Apalagi jika Amabell sudah mengatakan hal-hal melantur, yang menambah kegemasan dirinya terhadap gadis polos ini.
"Kok ngelamun Han?" Suara Amabell langsung mengintrupsi telinga nya, matanya menyipit seperti memikirkan sesuatu. "Apa?" Tanya Farhan langsung.
"Lo mikir jorok ya?"
TUK!
Farhan menokok kepala Amabell, yang lagi-lagi berucap ngelantur.
"Aneh-aneh aja lo!"
"Habisnya! Gue lagi cerita, lo malah gak dengerin! Pas gue nengok, malah ngelamun! Udah mana ngelamun nya sambil ngelihatin gue! Kan gue jadi takut lo mikir jorok!" Ujar Amabell kesal.
"Lo gak bisa mikir yang positif gitu apa, Bel?"
"Hah maksudnya?"
"Iya. Mikir positif, kayak gue ngelamun sambil ngelihatin lo karna gue kagum sama kecantikan lo gitu."
***
Algar menatap Amabell dengan tatapan tak suka, kala gadis itu keluar dari pintu utama rumahnya dengan wajah tak berdosa sama sekali.
Ia justru tersenyum sok manis layaknya bidadari, sambil menggendong tas sekolahnya dengan ekspresi ia siap berangkat.
"Morning Bapak Algar yang terhormat."
"Lama." Desis Algar akhirnya, lalu masuk ke dalam mobilnya. Disusul Amabell dan Farhan.
Diperjalanan Farhan dan Amabell tak berhenti bercengkerama, hingga membuat kuping Algar panas.
Pasalnya pria itu sangat tidak suka keramaian, dan kedua manusia ini dengan tak berdosa nya malah berisik di dalam mobil Algar.
"Trus ya Han, gue bilang aja sama si Jono kalo gue udah punya pacar di Luar Negeri namanya Draco Malfoy trus gue kasih tunjuk foto Draco Malfoy yang masih muda gitu. Eh dia percaya aja anjrit! HAHAHA!" Tawa Amabell menggelegar di mobil, disusul tawa Farhan yang masih cool.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
FanfictionNamanya Amabella Rinjani, gadis periang dan banyak omong itu kini mulai menjadi adik tirinya ketika Ayahnya memutuskan untuk menikahi Ibu dari gadis itu. Hal itu membuat Algar sangat kecewa dan marah kepada Ayahnya. Namun, kekecewaan itu hanya dapa...