TUGAS SAHABAT

70 13 26
                                    

"Tugas sahabat mah simpel, yaitu menemani salah satu kawannya yang sedang kesepian." ~Bwkhanpad~

Ali yang sedang mencuci motor, melihat seorang pemuda yang sedang murung kesepian. Karena khawatir, Ali menghampirinya.

Pemuda tersebut sedang duduk di teras rumahnya, dia binguung apa yang harus dilakukannya di waktu senggang ini. Selain berkumpul bersama teman-temannya.

Sampailah Ali kepada pemuda tersebut, "heh, Dul, lo ngapa keknya sedih amat?" Ali bertanya dengan logat betawinya yang sangat kental, pemuda tersebut ternyata bernama Adul.

Adul menghela nafas. "Bosen gue Li, gatau pengen ngapain."

"Lah, emang temen-temen lo pada kemana?" tanya Ali.

Adul menghela nafas lagi. "Yaa, gitu dah Li," jawab Adul.

"Gitu gimanasi, yang jelas ngapa lo kalo ngomong!"

"Yaa kaga tau juga gua Li, dia-dia orang pada kemana," lirih Adul.

Mendengar pernyataan yang di lontarkan Adul, Ali memutuskan untuk menemaninya sebentar dan meninggalkan motornya yang sedang ia cuci tadi.

"Yauda, gue temenin nih. Lo gausah sedih lagi," ujar Ali.

Adul tersentuh setelah mendengar pernyataan yang di lontarkan Ali.

"Lah, kaga usah Li. Lo lanjut aja sono cuci rongsokan," Rongsokan yang dimaksud Adul adalah motor tua yang di miliki oleh Ali.

PLAAK

Ali mengeplak kepala Adul, "Yeeu, enak aja lo rongsokan. Banyak sejarahnya tu motor kalo lo mao tau."

"Ngga gue gamau tau."

"Banyak cewek-cewek yang udah gue bonceng pake motor itu," ujar Ali.

"Tapi kan gue bilang gamau taauuu," bisik Adul sambil memutar kepalanya agar Ali tidak sadar.

Ali pun menceritakan kisah-kisah yang dialaminya dengan motor itu. Dia bawa cewek lah, ke luar kota naik motor itulah, benerin motor itu kalau rusak, dan masih banyak lagi tentang motor yang disebut oleh Adul adalah rongsokan.

"Makanya Dul, jangan asal nyablak lo. Gitu-gitu juga tuh motor berharga," Ujar Ali sambil menunjuk ke arah motornya.

"Hmmm, iyaiya gue minta maaf deh."

Hening.

Adul menengok ke arah Ali dengan muka yang sangat sedih, "temen-temen gue pada marah kali ya Li?" tanya Adul.

"Lah, marah ngapa?" Bukannya menjawab, Ali malah balik nanya.

"Kok dia pada ngejauhin gue sih?"

"Yeeu, positip tingking aja si Dul. Mungkin lagi pada sibuk," jawab Ali.

Akhirnya Adul mengeluarkan keresahannya kepada Ali. Kenapa kawan-kawannya ngga nemenin dia pada saat dia kesepian.

"Kalo lagi pada kesepian datengnya ke gue, tapi kenapa pas gue kesepian dia orang pada ngga ada Li? Sia-sia dong gue nemenin dia kalo tau dianya aja begini ke gue"

"Udah, positip tingkin aja Dul-"

"Positip positip, Po siti noh jualan kangkung."

"Yah elo, kalo di bilangin ama yang tuaan, ngelawan mulu si," sosor Ali.

"Berarti lo tuh ibarat gue sama motor gue Dul," ujar Ali.

"Hah? Maksudnya?"

"Jadi gini..."

Gue setiap hari ngurusin motor gue. Kalo dia kotor gue bersihin, kalo dia rusak gue bawa ke bengkel, kalo ada yang ancur gue ganti yang baru. Tapi semua itu kebayar kalo gue lagi butuh motor. Kalo gue kerja pake motor, beli makanan make motor, nganterin adek sekolah pake motor dan banyak lagi yang bisa gue lakuin pake motor.

Jadi, kalo menurut lo kalo peduli sama temen lo itu merugikan. Lo salah besar Dul, kalo misalkan lo butuh apa-apa pasti datengnya ke temen lo kan. Minjem ini lah itulah, kalo lo mati yang gotong lo siapa lagi kalo bukan temen-temen lo.

"Hmm, iya juga ya Li."

Sekarang gue mao nanya sama lo.

"Tugas lo jadi seorang sahabat apa Dul?" tanya Ali.

"Menemani mereka?" jawab Adul.

"Nah, itu tau. Jadi jangan sampe lo kesel sama temen cuman gara-gara kesepian," lanjut Ali.

Mendengar pernyataan yang di lontarkan Ali, Adul mulai sadar. Tidak ada gunanya kesal dengan sahabat.

Karena siapa lagi kalo bukan sahabat yang akan membantu kita kalau kita sedang kesusahan?

Di tengah obrolan Ali dan Adul, tiba-tiba terdengar jeritan.

"AAADULL... AAADULLL...," Suara itu berasal dari salah satu sahabat Adul.

Mendengar suara itu, Adul merasa senang. Karena dia tidak benar-benar di lupakan oleh temannya.

"EH, Jaki, ngapa?" tanya Adul.

"Udah, ayok naek. Anak-anak pada di rumah Jenal, sorry gue nggak nyamper lo tadi, soalnya motornya kurang. Makanya gue jemput lo."

"Oh, yaudah ayok," Dengan rasa senang dan gembira, Adul menaiki motor Jaki.

"Li... Lo gue tinggal yak."

"Iya udah sono," ujar Ali dengan memancarkan senyuman bahagia ke Adul.

"Assalamualaikum," ujar Adul.

"Waalaikumsallam," jawab Ali.

TAMAT

Copyright by Bwkhanpad2020

Jangan lupa VOTE, KOMEN, KRITIK/SARAN

Arighathanks :)

BACA WOI!! (KUMPULAN CERPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang