3. Peduli?

669 113 43
                                    

☘︎︎[ᴍᴇ & ʜɪᴍ || ʏᴀɴɢ ᴊᴜɴɢᴡᴏɴ]☘︎︎

Karena kemarin Chaera demam, hari ini dia tidak masuk sekolah karena suhu badannya masih tinggi. Setelah mengecup kening Chaera yang masih tertidur, Heeseung berangkat ke sekolah.

Heeseung jalan ke kelasnya, kemudian dia duduk di samping Jay—teman sebangkunya.

Jay melihat muka Heeseung agak kusut hari ini. Dia terlihat murung dan sedih akan sesuatu, jadi Jay bertanya.

"Woi Seung, itu napa muka lu kusut bener dah? Cerita lah ke gue"

"Itu loh, adek gue sakit demam. Mana gue tinggalin sendirian di rumah, kan gue khawatir dia kenapa-napa" jawab Heeseung sambil sedikit cemberut.

Jay yang mendengar jawaban temannya itu hanya bisa geleng-geleng. Sesayang apa Heeseung sama Chaera sampai buat dia khawatir padahal cuma sakit demam biasa. Memang ya abang idaman sejagat raya.

"Yaelah Seung, adek lu itu gak akan kenapa-napa, percaya sama gue deh. Jangan khawatir lagi, oke?" Heeseung mengangguk.

Di sisi lain, Jungwon baru datang ke sekolah. Dia merasa ada yang sedikit aneh dengan hari ini, seperti ada yang kosong. Jungwon membuang jauh-jauh pikiran itu dan masuk ke kelasnya.

Dia duduk di bangkunya. Jungwon bertanya-tanya di dalam benaknya, dimanakah Chaera? Biasanya anak itu sedang mengganggunya sekarang, sebelum mulai pelajaran pertama.

Eh anjir kok gue malah mikirin dia sih, bukannya bagus ya kalo anak itu gak dateng, batin Jungwon.

Karena Jungwon sekelas dengan Heeseung dan Jay, dia tidak sengaja mendengar percakapan mereka tadi.

Jungwon tidak tau mengapa dia merasa sedikit khawatir ketika dia mendengar bahwa Chaera sakit, padahal sih dia bisa bebas hari ini tanpa kehadiran perempuan itu. Dia lagi-lagi membuang pikirannya.

Jungwon hanya tidak tau, sebenarnya ada rasa peduli jauh di dalam dirinya terhadap gadis yang selalu mengganggunya itu. Dan mungkin, sebenarnya dia belum menyadari bahwa dia membutuhkan kehadiran Chaera di sisinya setiap hari.

Chaera terbangun dari tidurnya. Kepalanya masih sedikit pusing, tapi setidaknya sudah mendingan dari tadi malam. Dia kelaparan, singa dalam perutnya sudah meraung-raung meminta makan.

Chaera akhirnya turun ke lantai bawah untuk pergi ke dapur. Dia melihat sebuah kertas yang sudah pasti dari abang kesayangannya.

Dear Chaera,

Gue hari ini berangkat ke sekolah, dan gue gak bangunin lu karena gue tau lu masih sakit. Itu gue udah masakin bubur, ada di panci atas kompor, tinggal dipanasin. Dimakan ya. Awas kalo waktu gue pulang masih penuh tu panci, gue gak bakal beliin boneka We Bare Bears yang lu pengenin di Miniso.

Salam cinta,
Heeseung ganteng.

Gila gak tuh, surat dari abang serasa dari pacar. Mana terakhirnya ada salam cinta lagi, makin ngeblush gak tuh uhuy.

Chaera mengecek panci yang Heeseung sebut di surat tadi, dan terlihat bubur dingin yang dimasak oleh abangnya sendiri.

Chaera menyalakan kompor dengan inisiatif menghangatkan bubur itu, tapi sepertinya bubur itu kepanasan sehingga warnanya berubah menjadi hitam.

Sial.

Bubur yang capek-capek dibuat abangnya itu hangus hanya dalam waktu beberapa menit. Sungguh terlalu.

Chaera takut dimarahi Heeseung, jadi dia memasukkan semua bubur gosong tersebut ke dalam sebuah kantong plastik dan membuangnya ke tong sampah depan rumahnya.

Sekarang Chaera tidak mempunyai apa-apa untuk dimakan.

Dia tidak jago memasak seperti abangnya. Chaera hanya bisa masak makanan seperti mie instan dan frozen food yang tinggal digoreng. Itu juga dia tidak terlalu suka mie instan, dan kebetulan stok nugget ayam kesukaannya habis beberapa hari lalu.

Chaera sedang berpikir ketika tiba-tiba suara bel rumah berbunyi. Dia segera berjalan ke pintu depan dan mendapati seorang driver Go-Makan sedang berdiri di depannya.

"Benar ini atas nama Lee Chaera? Ini orderannya"

"Iya benar pak, itu saya. Tapi perasaan saya gak mesan apa-apa kok"

"Oh itu, tadi ada yang order, disuruh kirim kesini. Saya hanya menjalankan tugas sebagai driver Go-Makan"

"Kalo boleh tau pak, siapa yang order ya?"

"Maaf, saya gak bisa ngasih tau. Saya gak dibolehin ngasih tau sama kakak yang ordernya" Chaera makin bingung. Sebenarnya siapa sih yang mengirimkannya makanan.

Apakah abangnya? Tapi gak mungkin karena tadi dia udah masakin bubur.

Atau Sunoo? Tapi anak itu pelit, dia tidak suka berbagi kesiapapun.

Chaera tidak mau banyak berpikir. Setidaknya dia ada makanan untuk dimakan setelah bubur bikinan abangnya gosong tadi.





















"Gue ngapain coba mesenin dia makanan? Yaudah lah ya udah terlanjur. Kasian juga dia sakit, sendirian di rumah pula. Mungkin sekali-kali gue harus baik sama dia"

-❤︎-

-❤︎-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Me & Him | Yang JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang