Chapter 1 : Pencarian Awal

55 8 1
                                    

[ 1 Januari 2020 ]
Aku terbangun dengan sekujur tubuhku berada di ranjang rumah sakit. Aku tidak ingat apa yang terjadi dengan diriku, yang aku ingat hanyalah seorang wajah lelaki dengan mata yang indah dalam buramnya pandangan. Kutengok kanan dan kiri, tidak ada satu pun orang yang berada di ruangan itu, hanyalah aku seorang. Lalu, aku melihat tubuhku, terbalut perban dibagian perutku. Aku mencoba menyetuh perban itu dan kurasakan rasa sakit yang membuatku berpikir bahwa aku telah mengalami kejadian buruk sebelumnya. Dengan pandangan yang masih kabur aku mencoba menengok ke pintu ruangan itu, tiba - tiba munculah seorang lelaki dan seorang perempuan berdiri tepat di pintu ruangan itu. Mereka mendekat dan terkejut mengetahui bahwa aku telah terbangun. Pandanganku mulai jernih, aku mulai mengenali mereka. Mereka adalah 2 orang sahabatku sejak kecil, Jonathan dan Evelyn.

Jonathan memanggil dokter untuk memeriksa kondisiku. Setelah itu, aku bertanya kepada mereka tentang apa yang terjadi denganku. Jonathan dan Evelyn tidak mengetahui persis kejadiannya, yang mereka tau hanyalah seorang lelaki menelpon mereka dengan ponselku dan memberi tau bahwa aku berada di rumah sakit. Jonathan dan Evelyn datang saat operasi berlangsung. Dokter mengatakan bahwa aku mengalami pendarahan yang cukup parah dan luka tusuk yang begitu dalam.

Hari demi hari berlalu, kondisi tubuhku mulai pulih. Aku sudah bosan berbaring di kasur rumah sakit selama 5 hari, aku ingin segera menghirup udara segar dan menemukan lelaki bermata indah itu

[ 8 Januari 2020 ]
Aku diizinkan oleh dokter untuk pulang. Kondisi ku sudah membaik, tetapi aku masih memerlukan obat obatan dari rumah sakit agar tubuhku sepenuhnya pulih. Jonathan dan Evelyn mengantarkanku pulang ke rumah dengan mengendarai mobilku. Aku bertanya kepada mereka tentang lelaki itu, tetapi mereka sama sekali tidak mengetahuinya. Hal itu membuatku semakin penasaran dan ingin segera mencari lelaki itu.

Keesokan harinya, aku masih belum berani untuk berangkat kerja. Rasa sakit ini masih terasa sewaktu waktu. Aku menyuruh salah satu asisten ku untuk menyelidiki apa yang terjadi kepadaku saat itu. Jam dinding menunjukkan pukul 12 siang. Seperti biasa...bibi mengetuk pintu kamarku dan mengatakan bahwa hidangan makan siang sudah tersaji di meja makan.

Aku membukakan pintu dan berkata " Bibi, aku sudah bilang...aku tidak pernah dan tidak mau makan siang "

Bibi menjawab " Jika tuan muda tidak makan, bagaimana tuan muda bisa sembuh. Setidaknya makanlah sedikit agar perut tuan muda terisi dan bisa minum obat yang diberikan oleh dokter "

Dengan terpaksa aku turun berjalan menuju meja makan. Hanya setengah porsi saja yang bisa aku makan. Kuambil obat dan meminumnya.

" Pahit sekali obat ini, tidak seperti yang pertama. Apalagi ada 4 jenis dengan ukuran yang cukup besar juga..." keluh aku.

Ku duduk di sofa ruang keluarga dan kunyalakan tv.

Datanglah dari belakang asistenku dan berkata " Maaf tuan muda, saya belum bisa menemukan apapun tentang hal yang terjadi pada tuan muda. Saya berusaha mencari di beberapa wilayah dekat kantor perusahaan tetapi tidak ada satupun orang yang mengetahui tentang kejadian yang janggal "

" Ya sudah, tidak apa apa pak. Bapak bisa beristirahat " jawab aku

Rasa ingin tau ku semakin tinggi. Kucoba melupakan sejenak tentang hal itu tetapi selalu saja membuatku semakin terpikirkan

[ 10 Januari 2020 ]
Aku memutuskan untuk berangkat kerja. Sudah 9 hari aku meninggalkan kantor sejak kejadian itu. Aku berharap tidak terjadi juga hal buruk disana. Sarapan dan mandi pagi kulakukan seperti biasanya. Tetapi, tidak untuk berolahraga, aku masih belum berani untuk beraktivitas terlalu berat. Bapak supir sudah bersiap didepan rumah dengan mobil yang kinclong untuk mengantarkanku ke kantor. Aku juga merindukan suasana seperti ini, memakai kemeja putih, jas abu abu, dasi hitam, dan celana panjang formal yang juga senada dengan warna jas yang kupakai. Sampailah aku didepan kantor perusahaan milik ayahku, Nova Corp. Perusahaan terbesar ke - 2 di Amerika, bergerak di bidang farmasi dan telah memiliki banyak cabang perusahaan di 12 negara lainnya. Aku bekerja sebagai Direktur Utama di salah satu cabang perusahaan milik ayahku. Setelah turun dari mobil, aku disambut oleh Brian dia adalah wakil direktur perusahaan ayahku yang merupakan anak dari teman ayahku. Tidak hanya dia, tetapi juga beberapa pegawai ikut menyambut kedatanganku kembali.

Aku berjalan menuju ruanganku dan Bryan memberikan seluruh laporan perkembangan perusahaan selama 10 hari terakhir.

[ 12.01 ]
Aku berjalan meninggalkan kantor, menuju tempat parkir. Aku pergi sebentar meninggalkan kantor untuk menjernihkan pikiranku sejenak. Tibalah aku di sebuah kafe langgananku dimana setiap aku kesana, aku selalu memesan segelas Milk Tea. Itu merupakan minuman favoritku sejak kecil. Dan juga hal itu mengingatkan ku akan betapa enaknya Milk Tea buatan ibuku, tetapi rasa seperti itu tidak bisa aku dapatkan lagi untuk sekarang dan tidak ada satupun kafe yang bisa membuat Milk Tea seenak buatan ibuku.

Tiba tiba Bryan menelponku " Alex, cepat kembali ke kantor. Ada meeting mendadak sama klien. Penting!!!. Sekarang!!! "

" Aku akan segera kembali ke kantor ", jawab aku.

Aku beranjak dari kursi kafe itu dan segera kembali ke kantor. Aku berjalan keluar sembari bermain handphone, tiba tiba seorang lelaki yang sedang berlari menuju ke dalam kafe menabrak ku. Handphone dan buku agenda ku terjatuh. Aku langsung mengambil barangku yang terjatuh dan lelaki itu juga membatuku.

Dia berkata " Maaf, saya sedang terburu - buru "

" Tidak apa apa, lain kali kalau jalan lihat depan " jawab aku dengan perasaan yang agak kesal.

" Kau...orang yang terluka beberapa hari yang lalu kan ? " tanya dia

" Bagaimana kau bisa tau ? " tanya aku

" Aku yang menolong mu beberapa hari yang lalu " jawab lelaki itu

" Dan kau lelaki yang menolong dan membawaku ke rumah sakit, benar bukan..." jawab ku

" Iya benar, bagaimana keadaanmu sekarang ? " tanya dia

Belum sempat aku menjawab pertanyaan dia, lelaki itu langsung menuju ke dalam kafe. Sepertinya dia sedang ditunggu oleh seseorang.
.
.
.
.
.
Apa yang akan terjadi selanjutnya ?

Apakah Endric akan bertemu dengan lelaki itu lagi ?

Apa yang membuat lelaki itu terburu - buru ?

Tunggu kelanjutannya, Chapter berikutnya akan di update pada Sabtu, 3 Oktober 2020

Enjoy the story 😁

He Is My AngleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang