Chapter 3 : Memori dan Tragedi

14 5 2
                                    

Endric POV

[ 20 Januari 2020 ]
Sudah lama aku tidak pergi ke klub malam. Aku ingin menjernihkan pikiranku sejenak, tetapi aku khawatir jika rasa sakit di luka ku kambuh lagi. Tetapi, aku tetap bersikeras untuk pergi ke klub malam.

Aku mengendarai mobil menuju sebuah klub malam. Disana Bryan, Eric, dan Joseph sudah menungguku. Kami sangat menikmati malam ini, musik yang asyik dan minuman beralkohol yang sudah lama aku tidak pernah rasakan akhir - akhir ini. Seperti biasa, diantara kami ber - 4 yang mabuk pertama adalah Eric, lelaki tampan dan kaya tetapi lebih pendek dari kami. Dia selalu membuat masalah disaat dia sudah mabuk dan kami lah yang harus menyelesaikannya.

" Ah, panas sekali disini " ucap Eric sambil mabuk

Tiba tiba ia membuka satu persatu kancing bajunya dengan mata yang terlihat sangat mabuk.

" Wah, wah...mulai lagi ini anak berulah " ucap Bryan

Lalu Bryan mencoba mengkancingkan kembali baju Eric. Di saat yang bersamaan, tiba - tiba Eric melepaskan sepatunya dan melemparkannya begitu saja ke arah yang tak tentu. Sepatunya tak sengaja mengenai seseorang dengan badan kekar dan wajah yang sangar. Orang itu bersama dengan temannya datang menuju ke sofa yang kami duduki.

" Kurasa sepatu ini cocok dengan kakimu yang sudah tak sabar untuk ku patahkan " kata orang berbadan kekar itu dengan raut muka yang marah

" Santai...maaf kan lah temanku. Kau bisa lihat bahwa dia sedang mabuk, jadi maklumilah " ucapku sambil berdiri tepat dihadapan orang itu

" Dasar kau bocah kecil....!!! " ucap orang itu sambil melemparkan pukulan yang hampir mengenai muka ku

Aku langsung mengeluarkan uang pecahan ratusan sebanyak 5 lembar sebelum pukulan itu mendarat ke wajahku.

" Terimalah dan anggap saja tidak terjadi apa apa. Bagaimana ? " ucapku dengan nada sombong

" Kali ini kau beruntung. Jika kau berulah lagi dengan kami, jangan harap temanmu itu mendapatkan kakinya pulang " kata orang itu sambil menerima uang yang aku berikan

" Kakiku....kaki ku indah kan.... " sahut Eric yang masih mabuk dan tersenyum layaknya orang sinting

" Shhhhh, tidak bisakah kau sekali saja disaat mabuk tidak mencari masalah " umpat Bryan sambil menutup mulut Eric dengan tangannya

1 jam berlalu, Fiona datang menghampiri Joseph. Fiona merupakan pacar Joseph, ayah Fiona juga salah satu rekan kerja ayahku dan ayah Joseph. Ia datang untuk menjemput Joseph.

" Endric, aku pulang duluan. Pacarku sudah menjemput " kata Joseph

" Iya, aku juga akan pulang dan mengantarkan si pendek ini ke rumah " sahut Bryan

" Baiklah, aku masih ingin menikmati malam ku disini " jawab aku

Kulihat Bryan menuntun Eric yang sudah tertidur karena mabuk dan Joseph yang pergi dengan pacarnya bergandengan tangan. Mereka mulai pergi keluar dan hilang dari pandanganku. Dengan pandanganku menghadap kebawah, datanglah seorang lelaki dan berdiri tepat di sampingku.

" Hai Ken, ngapain kamu disini ? " tanya aku

" Aku yang seharusnya bertanya seperti itu. Karena, menurutku kau tidak cocok di tempat seperti ini dengan wajah yang menggemaskan itu " jawab Kenric

" Cihhh...dasar kau " sahut aku

Kenric duduk tepat di sampingku dan melihat ke arahku

" Aku masih bertanya - tanya, kenapa pada saat kau meminum Milk Tea yang kubuat tiba tiba kau menangis " tanya Kenric

" Milk Tea yang kau buat rasanya menyerupai Milk Tea yang dibuat oleh ibuku dulu. Dan baru kali ini ada seseorang yang bisa menyamakan rasa Milk Tea buatan ibuku " jawab Endric

" Apa yang terjadi dengan ibumu ? " tanya Kenric

" Ia meninggal saat umurku 10 tahun. Ia mengidap kanker otak selama 2 tahun, aku dan ayahku mengetahuinya 1 tahun sebelum ibuku meninggal. Ayahku membawa ibuku pergi ke Jerman untuk penyembuhan kanker otak yang dialami ibuku. Awalnya kami selalu menerima kabar baik tentang kesehatannya. Tetapi tepat pada saat pergantian tahun, aku diberi kabar oleh ayahku bahwa ibuku meninggal. Dan ibuku dibawa pulang dan dimakamkan di Inggris. Sejak saat itu, tidak ada yang membuatkan ku Milk Tea lagi. Milk Tea di kafe - kafe yang pernah aku kunjungi tidak ada sama sekali yang bisa menyamakan Milk Tea buatan ibuku." jawab aku

" Aku turut berduka cita atas hal itu " sahut Kenric

" Iya, tidak apa apa "

Kami berbincang - bincang sampai akhirnya aku benar benar mabuk. Lalu, aku memutuskan untuk pulang kembali ke rumah karena besok aku masih harus berangkat ke kantor. Aku berjalan keluar meninggalkan tempat itu dan menuju tempat parkir. Tiba - tiba rasa sakit di luka ku kambuh lagi. Kurasakan sakit yang tidak seperti biasanya dan ditambah pusing dikepala yang membuat pandanganku perlahan memburam. Aku berusaha menuju mobilku tetapi terlambat, aku tergeletak di samping mobilku. Aku merintih kesakitan dan berteriak meminta tolong.

" Tolong....tolong...ak....u.... " teriak aku dengan suara yang pelan

Aku pingsan dan datanglah Kenric. Ia terkejut melihatku.

" Kau kenapa End " tanya Kenric

" Sa...kit...." rintih aku yang tidak kuasa menahan sakit ini

Kenric menggendong dan memasukkan ku ke mobil.

Author POV

Kenric membawa Endrick ke rumah sakit dan menemaninya.

[ Keesokan harinya ]
Kenric selalu menemani Endric tepat di samping ranjangnya.

" Ah, dimana aku " tanya Endric yang tiba tiba terbangun dan kebingungan

Kenric terbangun dan berkata " Oh, kau sudah bangun. Kau di rumah sakit, tadi malam kau tergeletak di sebelah mobilmu dan merintih kesakitan. Kurasa rasa sakit di lukamu kambuh lagi dan aku membawa mu ke rumah sakit dengan mobilmu. "

" Oh, terima kasih. Apa kata dokter ? " tanya Endric

" Kau bisa keluar dari rumah sakit 3 hari lagi dan kau mengalami infeksi dibagian luka mu itu. Dokter akan memberikan obat baru untuk mengobati infeksi itu " jawab Kenric

" Syukurlah, aku sudah bosan tidur di rumah sakit dan aku tidak ingin berlama lama lagi disini " ujar Endric

Kenric mendekat dan membungkukan badan, muka kami saling bertatapan
" Kau sih...pakai acara mabuk mabukan juga, aku kan sudah bilang bahwa kau tidak patas mabuk dengan wajahmu yang menggemaskan itu " ejek Kenric

" Kau berkata seperti itu sekali lagi, pukulan ku siap mendarat menghancurkan masa depanmu " ucap Endric sambil mengepal tangannya dan diletakkan di depan alat kejantanan milik Kenric

[ 3 Hari kemudian ]
Akhirnya Endric diperbolehkan pulang oleh dokter. Selama Endric dirumah sakit, Kenric selalu menemani ia setiap saat. Kenric mengantar Endric kembali kerumah dengan mengendarai mobil Endric.

He Is My AngleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang