18

8.6K 1.2K 153
                                    

"Lalu?"

"Seperti ini"

"Tidak, ceritakan tentang dirimu"

Renjun menatap Haechan yang berbaring didepannya. Dia menggeleng pelan dan mengusap rambut Haechan.
"Tidak ada yang penting. Aku biasa biasa saja"

"Apa kau sudah tidak memiliki keluarga?"

Renjun terdiam mendengar pertanyaan Haechan. Dia bingung harus menjawab apa. Haechan yang sadar pertanyaannya sedikit menyinggung pun meminta maaf.
"Maaf, aku...."

"Aku sudah tak punya"

Haechan memeluk Renjun dan menyamankan dirinya dipelukan Renjun.
"Ada aku, aku mencintaimu"

Haechan tersenyum lebar sambil menatap Renjun yang ikut tersenyum.
"Tidurlah, ini sudah malam"kata Renjun.

"Aku masih ingin berbicara denganmu"kata Haechan.

"Besok kita harus kerumah sakit jadi kau harus istirahat"

Haechan menggeleng dan memeluk Renjun.
"Aku tidak mengkonsumsi obat apapun. Aku hanya tak bisa membayangkan saat kau lebih memilih bersama Jeno dan Jaemin"

"Tapi mereka pacarku tentu aku akan memilih mereka"

"Tapi aku takut sendirian..."

"Ada Mark-hyung, Haechan-ah"

Renjun menatap Haechan tak tega saat mata Haechan berkaca kaca. Dia membalas pelukan Haechan dan mengusap puncak kepala Haechan.

"Besok kita akan tetap ke rumah sakit. Jadi tidurlah"

Renjun sibuk dengan pemikirannya dan Haechan yang menyamankan dirinya. Sebenarnya banyak hal ingin Haechan tanyakan tapi melihat Renjun terlihat kesal membuat dia mengurungkan niatnya.

"Selamat malam"bisik Haechan.

Renjun mengangguk dan mengusap puncak kepala Haechan. Otaknya melayang jauh ke kejadian yang membuat dia seperti ini.
"Andai dulu papa menerimaku"lirihnya.
.
.
.
Renjun menutup pintu kamar Haechan setelah Haechan tidur. Dia menatap Mark yang berdiri didekat pintu.
"Hyung tak masuk?"

"Hyung menunggumu"

Renjun mengeryitkan dahinya saat Mark menariknya ke atap rumah. Mark mendudukkannya dikursi yang memang ada disana dan ada camilan juga dua cangkir minuman.

"Hyung menyiapkannya?"

"Hyung ingin berbicara denganmu"

Renjun mendudukkan dirinya saat Mark juga duduk. Dia menatap langit yang begitu gelap dan diterangi bintang bintang. Mark diam diam menatap Renjun yang menikmati indahnya langit malam.

"Apa kau akan keberatan jika kita berbicara berdua?"

"Tidak, aku tidak merasa keberatan. Lagipula berbicara dengan Hyung itu menyenangkan"

Mark tersenyum saat melihat Renjun juga tersenyum. Dia mengambil cangkir kopi miliknya dan meminumnya.
"Apa Haechan sudah tahu besok kita kerumah sakit?"

"Aku baru saja memberitahunya. Saat dia belum tidur"kata Renjun.

Renjun menatap Mark yang sekarang menaruh cangkir kopinya. Mark menatap langit yang indah. Renjun mengambil coklat hangat miliknya dan meminumnya pelan.

"Apa Hyung bersaudara dengan Jeno? Adik Taeyong-hyung?"

"Tidak, kami hanya saudara jauh tapi cukup dekat"kata Mark.

"Aku kira Hyung masih saudara Jeno. Kalian sedikit mirip"kata Renjun.

Mark tertawa kecil dan menggeleng. Dia menatap Renjun yang tersenyum.
"Kau tahu? Aku baru pertama kali melihat Taeyong-hyung seperti itu"

𝕁𝕦𝕤𝕥 𝕒𝕓𝕠𝕦𝕥 𝕞𝕖 𝕒𝕟𝕕 𝕥𝕙𝕖𝕞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang