Setelah insiden semalam rupanya pria misterius itu membawa ara kerumahnya. Bermaksud agar ara menginap atau ara yg akan tinggal bersamanya?
Saat ini ara yg tengah berada didalam kamar telah bangun dari tidurnya meregangkan otot-ototnya lalu beranjak kekamar mandi untuk membersihkan wajahnya
Setelah selesai dengan urusannya dikamar mandi ara pun keluar dari kamarnya karena mencium aroma masakan yg sangat harum. Karena penasaran akan aroma tersebut ara pun bergegas menuju dapur.
Alangkah terkejutnya ara saat melihat siapa yg ada didapur yg kini tengah menciptakan aroma masakan yg begitu harum sehingga membuat perutnya berbunyi keroncongan
"Tak usah melihatku seperti itu, aku tau aku tampan" ceplos pria tersebut saat tidak sengaja memergoki ara yg tengah memandanginya dengan tatapan terkejut sekaligus kagum
"Iya kau sangat tampan. Ehhhh"
ara merutuki mulutnya yg sangat licin karena telah membuatnya sangat malu saat ini.
Tapi memang dia akui bahwa pria tersebut memang sangat tampan dan juga sexi saat sedang memasak seperti itu
Mendengar kalimat spontan yg ara ucapkan pria tersebut hanya tertawa kecil lalu memberi kode agar ara mendekat padanya dan mendudukkannya disalah satu kursi yg ada disana agar menunggunya selagi memasak
"Ekhemm ngomong-ngomong kita sama sekali belum berkenalan. Bagaimana kalau kita berkenalan sekarang? Aku Ara. Choi Ara, dan kau?"
Ara mengulurkan tangan nya berniat agar berjabat tangan dengan pria itu namun sayangnya uluran tangan ara tidak dibalas sama sekali bahkan dilirik pun tidak
Ara yg merasa uluran tangannya tidak dibalas langsung merasa canggung dan menarik kembali uluran tangannya.
Namun belum selesai ara menarik tangannya tiba-tiba pria tersebut mengulurkan tangannya dan segera menjabat tangan ara kembali. Melihat hal itu ara refleks tersenyum kecil merasakan seolah ada sebuah bom yg akan meledak didalam dadanya.
Apakah dia sedang jatuh cinta?
"Aku Yeonjun. Choi Yeonjun" ucap yeonjun nama dari pria yg kita katakan misterius kemarin.
Melihat senyum ara, yeonjun juga refleks tersenyum membalas senyuman ara seolah memperlihatkan bahwa dia juga merasakan hal yg sama seperti yg ara rasakan atau mungkin yeonjun memang benar tengah merasakannya?
.
.
.Siang ini ara dan juga yenjun tengah bersantai diruang televisi sembari menonton salah satu acara yg kini tengah tayang pada televisi tersebut.
Tak ada percakapan sedari tadi, hanya ada suara televisi yg terdengar dan juga suara helaan nafas dari ara. Gadis choi ini rupanya tak menyukai keheningan.
Berbeda dengan yeonjun yg sedari tadi duduk manis menonton televisi tanpa adanya pergerakan sedikitpun.
"Kau sungguh tidak ada niatan untuk membunuhku ya?"
Yeonjun menolehkan kepalanya pada ara sembari menaikkan sebelah alisnya pertanda bingung akan pertanyaan mendadak yg ara lontarkan
"Mengapa kau bertanya seperti itu ara?"
"Aku hanya ingin mati, dan bukankah kau kemarin ingin membunuhku? Jadi ayo bunuh aku sekarang! Aku siap"
"Mengapa kau tidak bunuh diri saja daripada repot-repot memintaku untuk membunuhmu"
"Aku memang ingin mati tapi tidak dengan bunuh diri, aku tidak mempunyai keberanian untuk melakukan itu"
Yeonjun menautkan alisnya semakin bingung dengan pernyataan ara.
Apa yg terjadi dengan gadis ini sehingga dirinya sangat ingin mati tapi takut untuk bunuh diri. Hingga meminta dirinya untuk membunuhnya.
Apakah ini ada hubungannya dengan paman kemarin yg hampir ia bunuh saat ingin menyelamatkan gadis tersebut? begitu pikir yeonjun"Berikan aku alasan yg tepat agar aku tau mengapa kau sangat ingin mati disaat yg lain ingin hidup?"
Ara menghela nafasnya bersiap menceritakan alasan mengapa ia selalu ingin mati pada yeonjun
"Begini, disaat ibumu mengatakan pada mu bahwa kau adalah anak sialan yg tidak pantas untuk hidup karena hanya menjadi beban bagi orang tuamu, lalu ibumu juga mengatakan bahwa ia menyesal telah melahirkan anak iblis sepertimu"
Ara menghela nafasnya sebentar sambil menyeka butiran air mata yg entah sejak kapan sudah terjun bebas dari matanya lalu melanjutkan ucapannya lagi
"Ditambah lagi kau selalu diperlakukan tidak adil dirumah, kau selalu dimarahi sedangkan saudara-saudaramu diperlakukan dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang, belum lagi dirimu yg selalu saja disiksa dengan kejam. Lalu bagaimana perasaanmu setelah mendapatkan perlakuan dan juga perkataan yg seperti itu? Apakah kau akan tetap kuat untuk menjalani hidupmu atau sama sepertiku yg ingin mati?"
"Sebenarnya aku tidak masalah dengan perlakuan mereka padaku, meskipun begitu mereka lah yg sudah merawatku sedari kecil sampai aku bisa sebesar sekarang. Aku bisa menahan semua rasa sakitku walaupun aku diperlakukan tidak adil, tetapi saat ibuku orang yg kuanggap paling beharga dalam hidupku justru mengatakan bahwa aku adalah beban baginya dan menyesal telah melahirkanku. Hatiku sakit seketika aku merasa manusia yg paling berdosa didunia ini sehingga Tuhan membuat takdirku yg seperti ini. Aku sangat ingin mati tapi aku sangat takut bunuh diri itu lah alasan mengapa aku sangat ingin kau membunuhku agar aku tidak merasakan sakit lagi hikss"
"Dan juga pria tua yg semalam menangkapku adalah ayah tiriku" sambungnya lagi
Melihat ara yg menangis saat ini, ada sedikit perasaan tidak tega yg hinggap dihati yeonjun sehingga membuatnya refleks menarik ara kedalam dekapannya, mengelus lembut surai panjang kecoklatan gadis tersebut bertujuan untuk menenangkannya
"Kau tau kisahmu hampir sama dengan kisahku bedanya aku benar-benar tidak dianggap dan dibuang oleh keluargaku sendiri bahkan namaku pun telah dihapus dari daftar keluarga. Sedari kecil aku sudah hidup sendiri dan kesepian disini tanpa ada yg perduli padaku" ucap yeonjun sembari melepaskan pelukannya pada ara dan menghapus sisa-sisa air mata yg ada dipipi ara
"Memangnya keluargamu sekarang berada dimana ojun?"
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Ada atau gk adanya yg baca bakal tetap aku lanjut kok book ini:)
Sunligth🌤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycopath - Choi Yeonjun TXT
FanfictionChoi Ara yg berniat ingin mati tapi takut bunuh diri lalu berakhir berurusan dengan seorang pembunuh berdarah dingin atau yg biasa disebut dengan psycopath