(3)

12 2 0
                                    

"Berhenti! Lepaskan dia atau akan ku pastikan kepala dan kakimu tidak akan bersatu"

Ara terkejut bukan main saat ayah tirinya menurunkannya dan melihat siapa yg sedang menolongnya saat ini yaitu sesosok misterius dengan pakaian serba hitam dengan menampilkan wajahnya yg super duper datar bagaikan tembok siapa lagi kalau bukan pria misterius yg beberapa saat  lalu mengatakan ingin membunuh ara akan tetapi tidak jadi karena pernyataan ara yg sedikit konyol menurutnya

"Ahhaahah hey nak sedari kecil kau itu tidak sekolah ya? Hahaha yg namanya kepala dan kaki itu sudah pasti tidak bersatu, memangnya kau pikir kakiku berada di dikepalaku hah dasar bodoh" ceplos ayah tiri ara tanpa tau apa resiko dari ucapannya tadi.

Dia hanya tidak tau sedang berbicara pada siapa. Biar author beri tau hey paman kau tau kau sedang berhadapan dengan seorang pembunuh berdarah dingin salah bicara sedikit padanya kau akan kehilangan nyawamu dalam sekejap.

Mari kita doakan saja keselamatan ayah tiri ara.

"Ide bagus. Sepertinya menyenangkan jika aku memotong kakimu lalu menjahitnya dikepalamu agar mereka bersatu. Terimakasih pak tua sudah membuat mood ku untuk membunuh kembali lagi"

Senyuman terukir diwajah pria misterius itu tetapi bukan senyum bahagia atau senyum ramah saat menyapa orang melainkan smirk andalannya ketika sedang beraksi atau membunuh korbannya.

Biar kita tebak sepertinya ayah tiri ara akan menjadi korban selanjutnya menggantikan ara yg tadi tidak jadi dia bunuh.

"Aaapa maksudmu mengatakan itu hey anak kecil?"

Jujur saja ayah tiri ara sangat ketakutan mendengar perkataan pria misterius tersebut apalagi saat dia mengeluarkan smirk andalannya ditambah sebuah pisau ditangan kanannya menjadi terlihat sangat menakutkan

Dalam sekejap pria misterius tadi sudah berada didepan ayah tiri ara dengan sebuah pisau ditangan kanannya lalu dia mendorong ara bermaksud agar gadis choi tersebut menjauh dari mereka. Ara menurut lalu pergi sedikit menjauh.

Jujur saja ara senang melihat ayah tirinya ketakutan seperti itu tapi ara juga takut dan cemas jika harus melihat pria tersebut menyakiti ayah tiri nya apalagi sampai membunuhnya.

"Hey pak tua sudah siap menemui ajalmu?"

Perkataan pria tersebut sontak membuat ayah tiri ara bergetar hebat bagaimana tidak pria tersebut mengatakannya sambil memainkan pisau yg dia pegang pada area lehernya dengan sedikit tekanan, pisau tersebut menusuk lehernya dan digerakannya keatas,kekanan,kebawah,lalu kekiri membentuk sebuah segi empat lalu menambahkan huruf X didalam segi empat tersebut sebagai sebuah ciri khasnya dalam membunuh.

Puas bermain dengan leher pria tersebut kini berpindah kebetis masih sama seperti tadi dia menggambarkan segi empat dengan huruf X didalamnya bedanya kini gambar itu berada dikedua betis ayah tiri ara dan lebih besar dibandingkan yg dileher.

Teriakan demi teriakan kesakitan ayah tiri ara tidak dihiraukannya seolah tuli dia malah memperdalam tusukan pada betis ayah tiri ara.

Dan sekarang pisau tersebut sedang mengukir sayatan demi sayatan diperut ayah tiri ara yg entah sejak kapan bajunya telah dirobek oleh pria tersebut

Walaupun ayahnya saat ini hanya ayah tiri yg selalu memarahi dan menyiksanya dan ara akui ara juga sangat membencinya akan tetapi keluarganya dirumah pasti sedang menunggu kedatangannya dan adik kecilnya jongho yg masih dalam masa pertumbuhan sudah pasti memerlukan sosok seorang ayah.

Pada akhirnya ara tetap tidak tega dan memutuskan untuk menolong ayah tirinya sebelum dia kehilangan nyawanya meski mempertaruhkan nyawanya sendiri demi menolong ayah tirinya tidak masalah toh ara memang ingin mati

"Berhenti! Kumohon jangan kau bisa membunuhnya nanti” mohon ara agar pria tersebut memberhentikan aksinya

"Bukankah bagus jika aku membunuhnya? Tidak akan ada lagi yang menangkapmu dan membawamu seperti karung beras" Tukas pria tersebut membuat ara bungkam beberapa saat

"Tapi tetap saja kau tidak boleh sampai membunuhnya. Dia punya keluarga, dia punya anak meskipun aku membencinya tapi aku tidak bisa membiarkanmu membunuhnya. Kumohon biarkan saja dia hidup dan sebagai gantinya bunuh saja aku bukankah tadi kau ingin membunuhku!?"

"Hmm baiklah aku tidak akan membunuhnya dan juga tidak akan membunuhmu tapi kau harus ikut denganku" putus pria tersebut sambil mencabut pisau yg tadi ia tancapkan pada perut ayah ara dan beruntungnya tidak terlalu dalam tapi siapa yg tau jika ternyata pisau tersebut mengenai organ fital ayah tiri ara

"Ayo pergi" sambungnya sambil menarik tangan ara meninggalkan ayah tiri ara yg mungkin saat ini sedang sekarat

"Tunggu dulu setidaknya kita hubungi ambulance dulu" jawab ara sambil melepaskan tangan pria tersebut

"Untuk apa menghubungi ambulance, biarkan saja dia disana sampai ada orang yg menemukannya" ucap pria tersebut sambil menarik kembali tangan ara

"Kau pikir orang mana yg akan menemukannya jika kondisi jalan yg sangat sepi seperti ini ditambah lagi dikanan dan kiri jalanan ini adalah hutan, bagaimana jika dia tidak ditemukan oleh orang tapi diserang oleh binatang buas, lalu apa bedanya dengan kau membunuhnya atau tidak jika dia tetap meni-----hhmmmpp"

"Kau sangat berisik, cepat hubungi saja ambulance"

Setelah itu ara langsung berlari menuju dimana ayah tiri ara tergeletak tidak sadarkan diri lalu ara merogoh saku celana ayah tirinya berniat mengambil handphone nya untuk menghubungi ambulance.

Setelah selesai menghubungi ambulance ara mengetik pesan yg mengatakan bahwa pemilik handphone tersebut terkena begal dan sekarang akan dilarikan ke rumah sakit lalu mengirimnya pada ibunya.

"Sudahkan ayo pergi" ucap pria tersebut sembari menarik tangan ara dan membawanya pergi dari sana

"Eh tapi seti----"

"Tidak akan, bukankah tadi aku sudah berbaik hati padamu agar menghubungi ambulance dan sekarang aku tidak akan berbaik hati untuk yg kedua kalinya"potongnya seolah tau apa yg akan dikatakan oleh ara

"Jalanlah dengan cepat atau aku akan menggendongmu seperti karung beras" sambung pria misterius itu lagi

"Ishh iya iya, dasar cerewet"

"Aku mendengarmu"




°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Sumpah guys aku merinding pas ngetik bagian leher soalnya aku sensitif bgt sma area leher tapi gk tau knpa malah kepikiran bkin scene tentang itu

Sunligth🌤️

Psycopath - Choi Yeonjun TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang