Part 2

74 4 2
                                    

Happy reading

Mentari pagi masuk melewati celah jendela sebuah kamar. Terlihat seorang gadis yang terlihat sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

Setelah itu ia berdiri dan mengambil tas serta sepatu yang terletak dekat meja belajar. Merasa telah lengkap gadis itu bergegas turun dan berjalan ke arah meja makan.

"Bibi dimana mereka?"tanya gadis itu kepada bibi yang sudah dia anggap seperti ibunya sendiri.

"Sudah pergi dari tadi non, nyonya sepertinya pergi ke acara temannya, dan tuan pergi kekantor"jawab bibi sopan.

'oh pantesan ngak ribut'batin gadis itu.

"Oh, kalau gitu aku pergi dulu ya bi, assalamualaikum"pamitnya pada bibi.
"Waalaikumsalam,eh non ga sarapan dulu?"tanya bibi.

"Gak usah bi, di sekolah aja nanti"ucap si gadis sambil berjalan ke depan.

Bibi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat sang majikan.

Gadis itu melajukan motor sportnya membelah jalanan sambil bersenandung kecil. Pagi ini moodnya sedang baik ntah karena apa, ia pun tak tau.

Setelah sampai di sekolah gadis itu langsung memarkirkan motornya dan berjalan menuju kelasnya. Sampai dikelas, ia melihat keadaan kelas yang masih sepi.

"Lah tumben sepi, biasanya si lidi udah ada dikelas nih jam segini"ucap gadis itu bingung.

Karena keadaan kelas yang masih sepi, gadis itu memutuskan untuk tidur.
' masih sepi mending gue tidur aja, kan lumayan'batin gadis itu.

Baru saja sampai ke alam mimpi, tiba-tiba saja tidur gadis itu terganggu oleh suara teriak seseorang yang sangat keras.

Prok prok prok...

"WOW, SEORANG VANIA ZULAIKA MARSHANDA BERANGKAT PAGI?LU SEHAT VAN?"teriak seseorang.

Teriakan yang sangat keras itu membuat murid yang ada di kelas terkejut. Akibatnya seluruh mata memandang ke arahnya.

Plak

"Aduhhh, Lo jahat banget sih man masa kepala gue lo geplak" kesal orang itu.
"Ya lo sih, tau ini masih pagi pake teriak-teriak segala lagi. Liat noh lo di sinisin"ucap Amanda.

"Hehehe... Sorry guys"ucapnya sambil nyengir.
"Lo apa-apaan sih lid pake teriak-teriak budek nih kuping gue"kesal Vania yang tidurnya di ganggu oleh Lidiana.

"Sorry elah, lagian nih ya tumben bener lo datang pagi biasanya juga telat. Ya gue kaget lah"ucap Lidiana.

"Bodo ah, gue ngantuk mau lanjut tidur. Awas aja lo sampai ganggu gue tidur lagi gue ceburin lo nanti ke kali"ucap Vania, lalu melanjutkan tidurnya.
"Lah si bocah"ucap Lidiana kesal.

30 menit kemudian Vania bangun dari tidurnya dan tak melihat adanya guru yang mengajar di depan kelas.

"Lid, kok pada ribut sih?"tanya Vania pada Lidia.
"Free, guru rapat"jawab Lidia.
"Loh, kok gue ga tau?"tanya Vania lagi.
"Ya gimana lo mau tau, lo aja dari tadi tidur. Gue tanpol juga lo lama-lama"ucap Lidia kesal.

"Hehehe... Santai lid gak usah ngegas juga"kata Vania sambil nyengir.
"Guys kantin kuy"ajak Amanda pada kedua sahabatnya.
"Yaudah yuk lah, gue juga belum sarapan tadi pagi"balas Vania.
"Kuy kantin!"ucap Lidia bersemangat.

Vania dan Amanda yang melihat kelakuan absurd temannya hanya gelengan kepala.

                                  °°°

Author POV

Saat Vania dan kedua sahabatnya memasuki kantin, suara sindiran-sindiran mulai terdengar.

"Ih songong banget sih tuhh cewek"

"Eww merasa paling cantik kali, padahal lebih cantikan gue"

Begitulah bunyi sindiran-sindiran yang terdengar di kantin.

"Udah Van jangan di dengerin, mereka cuma iri sama lo"ucap Amanda.
"Iya Van, biarin aja mereka"ucap Lidia.

Mendengar ucapan semangat dari kedua sahabatnya, Vania hanya menanggapinya dengan senyuman.

Setelahnya mereka bertiga duduk di salah satu meja kantin.

"Mau pesen apa nih?"tanya Lidia.
"Gue bakso sama teh es aja deh"jawab Amanda.
"Lo Van?"
"Samain aja"balas Vania.
"Oke, gue pesen dulu ya"setelahnya Lidia pun pergi untuk memesan makanan.

Di sisi lain.

"WOI! Melamun aja kerja lo"teriak Arka pada Danish.
"Lo ngeliatin apaan sih sampe ngelamun begitu?"tanya Arya.

Arya menoleh melihat kearah pandangan Danish.

"Ooh... Lo ngeliatin tuh cewek?"tebak Arya.
"Siapa sih?"tanya Danish penasaran.

"Oh, itu mah si..."ucap Arya sambil menggantung ucapannya.
"Kepo ya?"tanya Arya jahil.

Mendengar itu Arka langsung menoyor kepala kembarannya dengan keras.

"Aww... Lo kok malah noyor gue sih?"tanya Arya kesal.
"Lo nya sih, tau orang penasaran pake becanda lagi"balas Arka yang ikutan kesal.

"Hehehe... Sorry jangan marah-marah lah. Ini gue kasih tau"
"Jadi dia itu si Vania anak kelas IPA 3"jawab Arya santai.

"Lah, lo kenal sama dia?"tanya Arka.
"Kenal lah, dia tuh terkenal di sekolah ini. Tapi bukan karena prestasi tapi karena kelakuan dia yang nakal banget"jawab Arya.

"Loh, kok gue ga tau ya"ucap Danish.
"Gue juga ga tau tentang dia"kata Arka.
"Yee, itu mah lo berdua aja yang kudet jadi orang. Sibuk mulu sama hp sih sampe gak tau sekitar"ucap Arya kesal.

"Enak aja lo ngomong, kayak lo ga gitu aja"balas Arka kesal.
"Setidaknya gue ga kudet kayak lo berdua. Buktinya gue aja kenal sama dia ga kayak lo pada"ucap Arya sombong.

"Lo doang yang kenal dia, lah dia ga kenal siapa elo"ucap Danish.
"Heh! Enak aja lo ngomong, siapa bilang dia ga kenal sama gue. Dia kenal kali siapa gue"jawab Arya.

"Kalau emang dia kenal sama lo, buktiin. Lo samperin dia, gue mau liat apa dia emang kenal sama lo atau itu cuma omong kosong lo"tantang Arka.

"Oke, siapa takut. Lo berdua tunggu sini ya gue bakal buktiin"ucap Arya sambil berdiri.

Arya mulai berjalan ke arah meja Vania. Para siswi yang melihat itupun menjerit histeris.

"Vania..."panggil Arya pada Vania.

Vania yang merasa terpanggil pun menoleh.

                                   °°°

Bersambung...

Halo guys...
Penasaran gak sih gimana responnya Vania?
Tunggu lanjutannya ya...
Dan jangan lupa vote dan komen ya
Oh iya sekalian follow akun author juga ya...
Makasih, see you guys...

DaVaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang