Aksara Luka Yang Tak Abadi

28 0 0
                                    

"Dua kali gagal jadikan pelajaran hidup. Bahwa kebaikan seorang pria bukan di lihat dari yang selalu bicara mengenai ayat Al-Qur'an di awal perkenalan dan tampang ahli surga. Juga bukan di lihat dari yang selalu setia antar jemput kemana saja"

Terlahir dari keluarga yang sadar akan pendidikan merupakan sebuah kebanggaan tersendiri dalam hidupku.

Ayahku seorang Profesor yang organisatoris. Ibuku adalah seorang Dokter yang baik hati dan profesional. Berkat didikan Ayah dan Ibu ku, aku dan kakak-kakak ku menjadi orang yang sukses dan mandiri hingga saat ini. Namun demikian kami tidak pernah berhenti untuk berbakti kepada ke dua orang tua kami.

Sejak lulus S1 ku putuskan untuk mencari pekerjaan. Alhamdulillah aku di terima di salah satu Bank swasta di Kota ku. Sembari bekerja sebagai pegawai Bank, aku mencoba mencari info beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ku. Kali ini aku tidak melanjutkan jurusan ku saat S1 yaitu Ilmu Komunikasi. Aku tertarik memilih melanjutkan pendidikan S2 ku pada bidang Psikologi.

Berkat keisengan mencari info beasiswa akhirnya aku di terima di salah satu kampus yang berada di Soul Korea Selatan. Berangkatlah aku ke sana.

Kurang dari dua tahun akhirnya aku berhasil menyelesaikan study magisterku. Kembali ke Indonesia merupakan hal yang sangat ku rindukan selama ini. Rindu berjumpa dengan keluarga dan sahabat-sahabat ku.

Sekembaliku ke Indonesia, aku di terima menjadi dosen di sebuah Universitas swasta di Kota ku dan menjadi dosen Psikologi Komunikasi. Aku selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang berpihak kepadaku. Kata Ayahku, manfaatkanlah peluang yang di berikan kepada mu sebaik-baiknya, selagi itu halal dan tidak membuat mu dan orang lain merasa rugi. Ah .. terimakasih Ayahku.

Selain menjadi dosen, aku juga sibuk dengan beberapa bisnis keluarga yang di percayakan kepadaku. Sebab saudara-saudaraku telah berhasil menjadi PNS hanya aku yang wiraswasta. Saat itu juga aku aktif berorganisasi bersama Ayahku. Bisa di bilang anak yang paling dekat dengan Ayah adalah aku.

Sering menghadiri beberapa pertemuan di organisasi mau tidak mau harus membuat ku terlibat langsung dengan ketua umum organisasi tersebut. Namanya Putra. Kami selalu berdiskusi membahas masalah proker atau pun hal-hal lain. Hingga akhirnya kami saling jatuh cinta.

Aku menyukainya karena ia terlihat begitu religius dan sama seperti Ayahku yang organisatoris. Kurang dari setahun perkenalan. Kami pun merasa cocok satu sama lain. Hingga akhirnya Putra memutuskan untuk melamarku di depan orang tua ku. Orang tua dan keluarga pun merestui. Dilihat dari latar belakang keluarga dan pendidikannya, juga yang aktif sebagai ketua pada sebuah organisasi dan ibadahnya yang bagus akhirnya orang tua merestui.

Kami resmi menikah dan memiliki satu orang anak laki-laki yang sangat tampan. Kami membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Kami memberinya nama Raja. Ia tumbuh dan berkembang menjadi anak yang aktif, baik hati pada teman sebayanya dan di sukai oleh ibu-ibu di komplek rumah kami.

Beberapa tahun setelah pernikahan, kami menghabiskan waktu se-normal yang pada umumnya pasangan lainnya lakukan. Ia tetap aktif berorganisasi dan berbisnis, saya pun juga tetap aktif menjadi seorang dosen. Rumah tangga kami sangat adem ayem dan jauh dari berbagai masalah.

Namun ternyata benar kata orang, rumah tangga yang tidak di hiasi dengan pertengkaran itu ibarat sayur tanpa garam. Rumah tangga yang adem ayem itulah merupakan musibah besar bagi ku dan bagi keluarga kecilku. Tepat saat usia Raja 3 tahun 5 bulan. Aku mendapat kabar bahwa Putra selingkuh. Sempat tak percaya sebab dua pekan lalu ia izin padaku untuk menghadiri pembentukan cabang organisasi yang dia ketuai di sebuah kecamatan di Manado.

Teman ku Very berusaha meyakinkan ku. Tapi tetap tak ku percaya.

"Ah ... mungkin ini hanya modusmu saja kan? Karena sejak S1 kamu naksir sama aku." Kataku pada Very saat ia mengabariku melalui telepon. Very adalah sahabat ku sejak kecil hingga sekarang. Dia telah menjadi Dokter dan memiliki sebuah Rumah Sakit di Kota ku.

Cerita Tak BeralurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang