23

1.2K 193 40
                                    

"Semangat bener" Lucas memperhatikannya yang menyisir rambutnya dengan semangat bahkan kepalanya sampai ikut tertarik. Bagaimana tidak semangat sudah berapa hari ia di rumah dan tidak ngapa-ngapain. Gabut. Ia bahkan selalu mengikuti Lucas kemana-mana sampai adiknya itu kesal sendiri. Setelah sarapan ia berkaca lagi, memakai parfume sewangi-wanginya sampia Lucas yang lalu terbatuk.

"Gila ni orang, udah kayak mau fashionshow"

"Iri bilang bos"

"Ahahahaha" melihat wajah kesal Lucas ia semakin terbahak, entah antara memang ia yang excited pengen sekolah atau karena ia yang merasa bebas setelah tebaring di ranjang rumah sakit. Nggak dua kali ia sakit, nggak enak. Udah pusing, mual, dipaksa makan lagi. Belum lagi para tamu-tamu tersayangnya yang datang kapan saja yang mengharuskannya duduk dan menahan serangan pusing.

"Cepat weee" teriak Lucas dari luar, ia tersenyum dikaca sekali lagi.

"Mami Lisa berangkat" ucapnya agak nyaring kemudian keluar rumah, Lucas sudah diatas motornya dan ia salim dengan papi yang lagi memanasi mobil

"Jangan beli sembarangan ya kak"

"Iya pi" Ia naik ke atas motor Lucas, sebelumnya ia memasang sweater terlebih dahulu kemudian memeluk Lucas dengan menautkan jari-jarinya dari belakang. Dengan kurang ajarnya Lucas mencubiti tangannya bahkan memukulnya beberapa kali yang tidak ia lepaskan. Udah lama nggak naik motor goncengan sama Lucas karena tifus berengsek.

Huuufth...

Ia menghirup udara didaerah perumahannya yang masih asri, masih banyak pepohonan bahkan dekat pintu mauknya pun banyak pohon rindang, kecuali jika sudah keluar perumahan. Asap-sap kendaraan semua.

Hari ini mungkin agendnya doa bersama kemudian besoknya simulasi. Gila. Udah mau UN aja perasaan ia nggak ngapa-ngapain yang seharusnya orang-orang seperti dia harusnya mempersiapkan UN dan masuk ke perguruan tinggi. Ia masih santai-santai aja, tarik nafas... buang... masih pagi. Awali hari dengan melihat mukanya pak Ari yang suka tebar-tebar pesona itu.

Ia nggak sabaran dengar ceplas-ceplosannya Risa, nggak sabar dengar gosipnya Seungkwan, nggak sabar dengar jokes nya Bobby, nggak sabar mau sinisin Hanbin. Tapi gitu-gitu Hanbin jengukin dia terus, dua kali. Tapi menurutnya itu sebuah keajaiban, untuk apa manusia modelan Hanbin datang kerumah sakit? Ngebawian dua box pizza lagi udah kayak mau hajatan di ruangannya. Namanya teman, kalau diingat-ingat ia, Bobby dan Hanbin sudah lama bersama-sama. Dulu ia bersama Rose sekarang bersama Risa. Ahhh... tentang kabar Rose ia kira dia baik-baik aja, buktinya aktif ekskul musik dan setiap weekend selalu latihan. Ia sudah tidak pernah kontakan lagi dengan Rose, sebenarnya ia mau tapi bingung harus memulai seperti apa.

Tentang Jaehyun, ia kira perkataan Jaehyun dirumah sakit waktu itu hanya candaan ternyata beneran. Ia sudah tidak pernah di chat dan direcoki lagi. Tapi ia nggak kesal karena Lucas masih sering main dengan Jaehyun. Dengar suara Jaehyun aja ia sudah cukup, nggak perlu pap-pap muka asalkan dengar suara Jaehyun aja ia senang...

"Gue laporin lo kalau beli es lagi, awas aja"

"Cepu huuu..." soraknya dari belakang.

"Cepat gila, udah jam tujuh lewat lima" ucapnya sambil mencubit perut Lucas.

"Gak liat lo buta? Macet. Makanya jangan banyak gaya depan kaca" malah ia yang disalahkan, padahal ia sudah siap habis sarapan tadi. Orang adiknya itu malah setoran dalam toilet makanya ia bercermin.

"Pegangan" ia semakin mengencangkan pelukannya, mana ada kakak yang sudi mau peluk adeknya yang ngeselin. Hanya ia menurutnya yang mau peluk Lucas. Ia perhatikan teman-temannya yang punya adek mana ada yang mau peluk saudaranya seperi ia memluk Lucas sekarang.

(1) Back To You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang