Bab Dua

242 17 8
                                    

Pagi ini gue bangun lebih pagi dari biasanya, gue bangun pukul 6 pagi, dua hari kemudian. Nyokap gue yang tau gue bangun bersyukur pada Tuhan YME, karena dia pikir gue koma akibat panu pantat gue. Setelah diinget-inget lagi, gue tidur sampe lama banget kaya Aurora gini gara-gara stalk akun grup pendukung panu. Astaga! Demi pantat zebra! Gue lupa kalo kemaren gue harus ke grup pendukung panu!! Gue pun segera ambil esia hidayah gur buat ngetweet @SayangiPanoeMoe.

@SayangiPanoeMoe sist, w lupa buat kesana kemarin. ntar boleh ga?

Setelah menunggu cukup lama, sampe-sampe gue tinggal luluran kembang tujuh rupa, akhurnya esia hidayah gue bergetar.

@SayangiPanoeMoe : @Louis_Tomlinson boleh kok kaka cantik

Najis nih mumunnya! Udah jelas gue pake icon wajah gue yang tamfan gini dibilang kaka cantik. Gue sunpahin jadi ulat bulu rasis ntar nih mumunnya!

Gue pun turun untuk menyantap sarapan. Setelah melihat meja makan, gue melihat banyak masakan. Dari semur jengkol, tempe goreng gosong, nasi jagung, ikan asin, tering balado, terong dicabein. Makan terasa nikmat dan mengguggah selera sampai-sampai gue gak sadar semua makanan itu pedas, jadilah gue mules. Udah panuan, mules juga. Kasian ya pantat gue. Please tweet #pray4pantatsemoklouis ya.

Setelah 3 jam gue bolak-balik ke toilet, mules gue berakhir akibat obat diare. Please jangan sampe gue didiagnosa diare akut juga.

Pukul 11 siang gue menuju alamay tempat dimana grup pendukung itu berada, Gg. Dolly nomer 6969, Surabaya. Waw! Aku tercengang dengan alamatnya!

Sesampainya disana, gue memarkir mobil mahal gue, bajaj merah di parkit VIP. Iyalah please mobil mahal parkir ya di VIP! Gue memasuki gedung tempat grup pendukung itu. Aroma obat panu yang khas langsung menyeruak ke dalam hidung gue. Sungguh aroma yang kelam!

Gue tanya ke mbak-mbaknya katanya gue disuruh langsung ke lantai 7. Wow! Ini tempat apa yha?¿

Saat gue akan menaiki tangga, gue tidak sengaja menabrak seseorang. #ftvmodeon. Dia jatuh di pelukan gue dan gue memegang punggungnya. Setelah berpandangan cukup lama, kita pun sadar dan kembali ke posisi normal. Saat itu lagu kuch kuch hota hae dilantunkan di radio. Kita pun lari ke lapangan gedung dan menari-nari. Gue dengan baju india merah dan dia memakai baju india hijau. Gue sendiri nggak paham sama jalan ceritanya, kok bisa ya gue yang awalnya pake kaus jadi ganti gini. Berasa kalo gue spiderman, bajunya sama-sama merah, cuma ya beda.

Setelah menari cukup lama, kita kembali memasuki gedung. Dia berpamitan pergi mendahului gue, dan gue pun teringat depresi gue akan panu akut ini dan segera ke lantai 7.

Disana gue duduk karena gue capek dengan india mode on tadi. Setelah melihat baju gue lagi, gue sekarang pake baju kaus lagi. Yha syukurlah gue gak harus dipakein baju india terus sama yang nulis cerita ini. Serius deh, kalo gue ketemu sama yang buat nih cerita bakal gue suruh ngepet buat gue!

Seorang lelaki paruh baya masuk ke ruangan ini dengan ukulelenya. Ia mulai memetik santai ukulelenya dan semua orang disini menyanyi mengikutu nada. Gue yang nggak tau apa-apa, diberi selembar kertas berisi lirik lagunya

"Panu panu panu
Indah bentukmu, putih warnamu
Anggun caramu datang, dan anggun caramu pergi
Aku cinta kepadamu
Sungguh
Tapi kau tak bisa
Kau tak bisa menetap disini
Di tubuh ini
Aku selalu berdoa
Berdoa pada Tuhan
Agar kau tinggal secara nomaden
Aku cinta kamu
Aku benci kamu
Panu panu panu
oh oh oh oh"

Najis! Siapa juga mau ngerelain waktunya buat bikin lagu macam ini?

Lagu berakhir dan mas-mas yang tadi pegang ukulele menatap gue. Cukup mas! Jangan tatap gue! Hayati masih sucu mas!

"Iya kamu, nama kamu Leowis Tomlinsen ya?" tanya mas-masnya.

"Saya mas?" tanya gue cengo.

"Oh nggak kok, saya berbicara sama panu saya. Iya kamu!!"

Ah si mas belum apa-apa juga udah marah."Bukan mas, nama saya Louis Tomlinson, tapu panggil aja saya Louis, cara bacanya Lui" terang gue panjang lebar. Mereka semua pun berseru "Hai Lui dan panunya, kami dan panu kami menyayangimu"

Bang! Bunyh Hayati di rawa-rawa bang! Lelah Hayati hidup.

------------

Yha udah gitu aja ya. Jahat ya gue disuruh ngepet sama dia. hiks. Gue gatau harus apa lagi karena gue lelah, hayati lelah dengan hidup ini. bye

The Fault in Our WekaWekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang