"Yeobo, ireona"
Yumna membangunkan Jungkook dengan lembut, sambil mengelus-elus tangannya.
Waktu menunjukkan 02.50 dini hari. Setelah kemarin Jungkook menyampaikan kegelisahan hatinya, mereka akhirnya pun bisa berbincang dengan tenang.
Yumna menyarankan agar bersama-sama melakukan sholat istikharah untuk meminta petunjuk pada Allah.
Jungkook mengerjap-ngerjapkan matanya dan mencoba untuk bangun.
"Aku barusan tidak salah mendengar kan? Istriku memanggilku Yeobo?"
Yumna tersipu, "Sudah cepat ke kamar mandi dan ambil air wudhu."
"Neee...", ujarnya sambil mengecup pipi Yumna sebelum pergi ke kamar mandi.
Setiap hari Yumna membangunkan Jungkook untuk bersama melaksanakan shalat tahajud 2 rakaat, dan 1 rakaat witir. Untuk hari ini dan beberapa hari ke depan ditambah dengan 2 rakaat shalat istikharah.
Jumlah rakaat yang sedikit memang. Sebagai seorang istri Yumna paham, tentu masih tak banyak surat Al Qur'an yang Jungkook hafal. Kalaupun hafal itu pun hanya surat-surat pendek. Ia pun masih membantu Jungkook dalam belajar membaca Al Qur'an.
Yumna tak ingin membebani dan memberatkan Jungkook. Dia pernah mengatakan, tak masalah jika rakaatnya sedikit, yang penting bisa menikmati waktu-waktu bertaqarrub (mendekatkan diri) dengan Allah.
Yumna tak pernah lelah untuk terus membantu sang suami perlahan dan dengan cara yang lemah lembut. Ia ingin sang suami menikmati manisnya ibadah. Karena itu, ia selalu menguatkan Jungkook untuk melakukan yang ia bisa dengan sebaik mungkin. Tak perlu memaksakan diri dengan kuantitas jika belum sanggup, daripada nanti merasa lelah dan berat dalam beribadah, sehingga membuat enggan melakukan ketaatan pada Allah.
Setelah melakukan shalat mereka pun memanjatkan doa-doa panjang. Termasuk meminta petunjuk pada Allah atas pilihan yang mereka hadapi.
Yumna pun mengecup tangan Jungkook setelah selesai memanjatkan doa. Mereka saling berhadapan dan berbincang sambil menunggu waktu subuh tiba.
"Yumna-ya, kita sudah menjadi sepasang suami istri. Aku rasa panggilan 'Yumna-ya' atau 'Jungkook-ah' sudah tak lagi relevan dengan hubungan kita."
"Aku masih memanggilmu seperti itu, karena aku khawatir saat itu kau masih tak nyaman, jika aku memanggil dengan panggilan yang lebih intim, aku takut kau semakin menghindariku."
"Tapi, kemarin lusa, saat kita makan malam. Aku berpikir kau sudah mau secara terbuka menerimaku sebagai suami. Jadi, boleh aku memanggilmu dengan panggilan yang lebih mesra?"
Yumna menatap Jungkook hangat, ia pun tersenyum. Dalam hatinya sungguh merasa bersalah, telah membuat suaminya berpikir selama ini masih belum menerimanya.
"Yeobo mianhae, aku tak menyangka kau sampai berpikir seperti itu. Tentu saja boleh.", ujar Yumna sambil menggenggam tangan Jungkook.
"Dan terkait perusahaan paman Minwoo. Jika akhirnya Allah memberi jawaban bahwa aku harus ke Paris. Apa tidak bisa, kau meminta paman untuk mengundur waktunya. Sampai kontrakmu dengan Big Hit selesai?"
"Setelah itu kita bisa tinggal bersama di Paris?", bujuk Yumna
"Yeobo~. Kontrakku baru berakhir di akhir tahun 2024. Sedangkan sekarang masih bulan Oktober 2023. Tidak mungkin menunggu kontrakku habis. Karena sepertinya, kebutuhan paman begitu mendesak."
"Kau tak perlu khawatir, nanti aku akan katakan pada paman untuk minta perpanjangan waktu untuk berpikir. Sambil kita melakukan sholat istikharah, untuk mendapatkan jawabannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
EUROSPHERE [BTS Jungkook]
FanfictionSekuel dari sebuah kisah fiksi 'BLUE TICKET' *** Ketika cinta kita Adalah tentang aku, kamu, dan Allah *** Aku adalah pakaian untukmu Dan kau adalah pakaian untukku "Istri-istri adalah pakaian untuk kalian. Demikian pula kalian merupakan pakaian unt...