Interlude (Deux)

242 32 16
                                    

"Jungkook dan Appa sudah berangkat?"

"Sudah eomma, baru saja."

Chaerin melihat ke arah pintu depan memastikan bahwa keduanya benar-benar sudah berangkat.

Chaerin menyuruh Jihoon dan Jungkook pergi berbelanja kebutuhan sehari-hari, setelah melihat beberapa kebutuhan pokok sudah habis. Juga beberapa kebutuhan lain.

Awalnya Jungkook mengajak Yumna, tapi Chaerin melarang dengan dalih Yumna akan membantunya membersihkan rumah.

"Eomma, saya harus membersihkan ruangan yang mana?"

"Kau bersihkan ruangan tengah beserta lemarinya."

"Tolong keluarkan semua barangnya, nanti biar eomma yang memilah mana yang harus dibuang."

"Ne eomma."

Chaerin dan Yumna pun mulai pekerjaannya.

Setelah selesai membersihkan bagian luar lemari, sesuai perintah sang ibu Yumna mengeluarkan barang-barang yang ada di lemari.

Beberapa tumpukan bertuliskan Album Foto di halaman sampulnya, juga ia keluarkan.

Karena penasaran, Yumna rehat sejenak sambil membuka album-album foto tersebut.

"Kiyowo~." Yumna tersenyum dengan pipi merona saat menyusuri halaman demi halaman album foto tersebut.

"Jungkook kecil, anak yang sangat aktif dan ceria, bahkan sampai sekarang pun begitu. Dia juga pemalu, tapi untuk yang satu ini sepertinya sudah tidak lagi."

Yumna terkejut, melihat Chaerin yang membungkukkan badannya dan ikut melihat foto-foto Jungkook semasa kecil.

"Kau tau alasannya untuk menjadi idol?"

"Dia ingin membantu kami," imbuh Chaerin

"Kehidupan keluarga kami dulu tidak sebaik sekarang. Bisa dibilang Jungkook hidup penuh kekurangan."

"Tapi, sebagai orang tua, eomma dan appa tentu ingin yang terbaik untuk Jungkook."

"Kondisi keluarga kami juga terbantu oleh Minwoo."

"Jungkook dan Minwoo, mereka semua pekerja keras. Dia belajar mati-matian agar bisa meraih beasiswa di Paris."

"Appa juga sama, hanya keberuntungan mungkin tak berpihak padanya," ujar Chaerin sembari tersenyum pada Yumna.

"Eomma sangat senang dan bangga, baik Minwoo maupun Jungkook akhirnya meraih kesuksesannya masing-masing."

"Tentu saja, eomma juga senang memiliki menantu seorang arsitek."

Suasana hening sejenak, Chaerin menghela nafas pelan, membiarkan angannya menyelami kembali masa-masa Jungkook masih kecil.

"Yumna-ya...." Chaerin mengelus pipi Yumna sambil menatapnya penuh kasih sayang.

"Eomma tunggu Jeon junior dari kalian."

Yumna berusaha mencerna perkataan sang ibu, hingga ia pun paham.

"A-ah, doakan kami eomma," tersungging senyum dari wajahnya. Sedangkan hatinya berdegup semakin kencang.

Selama ini Yumna berusaha menjadi istri yang baik dan taat pada suami selama itu tak melanggar perintahNya. Tapi, ada satu hal yang belum bisa ia lakukan, meski Jungkook memakluminya, dan akan menanti sampai Yumna siap.

Mendengar perkataan Chaerin, membuat hatinya berdebar, di sisi lain Yumna mengingat sikapnya itu agak keterlaluan dan membuatnya merasa durhaka sebagai seorang istri.

Sedangkan Jungkook selalu mengalah, berusaha bersabar dan memahaminya.

***

Yumna duduk di sisi ranjang, tak bosan-bosannya ia melihat kembali album foto yang berisi foto-foto Jungkook dari kecil hingga remaja.

Setelah aktivitas bersih-bersih bersama ibunya selesai, Yumna memutuskan membawa beberapa album foto ke kamar Jungkook, untuk melihatnya kembali.

Ternyata, Chaerin memang sengaja membuat Jungkook dan Jihoon keluar rumah, agar ia bisa punya kesempatan berbicara tentang rencana memiliki 'anak' dengan Yumna. Paling tidak menyinggung terkait hal itu dengannya.

Karena Chaerin pernah membicarakannya dengan Jungkook, tapi ia menanggapinya dengan diam, atau mengalihkan pembicaraan, atau bahkan menghindar.

Chaerin berpikir pasti juga Jungkook tak suka jika melihatnya membicarakannya dengan Yumna apalagi menekannya tentang hal itu.

Melihat beberapa kebutuhan pokok di rumah habis, muncullah ide untuk menyuruh sang suami dan anak semata wayangnya itu untuk berbelanja.

Ceklek

Perhatian Yumna teralihkan sejenak saat Jungkook masuk ke kamar, ia kembali menunduk, sibuk dengan dunianya bahkan senyum-senyum sendiri dengan pipi merona.

Sejujurnya Yumna terlihat menggemaskan, namun dalam benaknya Jungkook bertanya-tanya apa yang dilihatnya sampai mengabaikan sang suami.

"Lihat apa?" Jungkook kemudian duduk tepat di sebelah Yumna, matanya terbelalak.

"Ya, darimana kau mendapatkan ini?" Sambil merebut album foto yang ada di tangan Yumna.

"Heeei!" protes Yumna setelah album foto yang ada di tangannya beralih ke tangan Jungkook.

"Kau seharusnya tidak melihat ini. Pasti eomma yang menunjukkannya padamu." Jungkook berusaha mengambil semua album foto dan berusaha menjauhkannya dari Yumna.

"Aniyo~, aku menemukannya sendiri saat membantu eomma bersih-bersih rumah." Yumna menggerutu, menunjukkan muka kusut dan sebalnya.

"Kenapa aku tidak boleh melihatnya? Aku kan istrimu?"

"Sungguh?" Jungkook menggoda Yumna, mendekatkan wajahnya dengan wajah Yumna, dan menatap lurus netra istrinya itu.

Yumna mengalihkan pandangannya, tatapan intimidasi sang suami membuatnya salah tingkah.

Jungkook menyeringai.

"Daripada terus menerus melihat foto masa kecilku. Bagaimana kalau kita buat satu Jungkook junior? Supaya wanita di sebelahku, yang mengaku istri sahku ini, bisa lebih leluasa mencurahkan kasih sayangnya. Tersenyum bahagia dan merona saat menatapnya secara langsung, daripada sekedar melihat foto-foto di masa lalu," ujar Jungkook lirih dengan terus menatap lurus ke arah Yumna, meski Yumna masih mengalihkan pandangannya.

"Otte?" Godanya.

"I-itu, beda urusan."

"Aku kan juga ingin tau foto-foto masa kecil suamiku seperti apa," katanya masih tak berani menatap Jungkook.

"Padahal aku senang melihatnya, malah dirampas," gerutunya lirih.

Jungkook terkekeh, ia kemudian memeluk Yumna, sambil mengecup kepalanya dengan lembut.

"Araso araso, aku hanya bercanda, sepertinya aku harus menunggu lebih lama lagi. Tak apa, aku akan sabar menunggu."

Yumna hanya terdiam, bahkan ia tak membalas pelukan sang suami, dan membiarkan Jungkook terus memeluknya, membenamkan wajahnya pada tengkuk Yumna.

"Kalaupun bukan bercanda juga tidak apa-apa."

Jungkook terbelalak, ia memeluk Yumna semakin erat. "Kau bilang apa barusan? Ulangi."

"Kalaupun bukan bercanda juga tidak apa-apa. Kau tak perlu lagi menunggu."

"Yeobo, kau tau apa yang kau ucapkan barusan?"

Yumna mengangguk, "Aku tau kok, aku sadar saat mengucapkannya."

"Jangan menggodaku."

"Memangnya kenapa kalau menggoda suami sendiri? Bukankah justru berpahala? Lagipula kau juga sering menggodaku."

"Y-yeobo....k-kau serius kan?" Tanya Jungkook memastikan, masih dengan posisi memeluk Yumna.

"Kalau kau masih banyak bicara, aku bisa berubah pikiran."

***

EUROSPHERE [BTS Jungkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang