tujuh belas april

409 25 1
                                    

Naresya menghela napas saat lagi-lagi suara operator lah yang terdengar ketika dirinya hubungi si lelaki pemilik mata kucing.

Dengan kesal Resa memutuskan sambungan, letakkan ponsel miliknya ke atas meja dengan sedikit kasar.

Gadis itu melirik pada jam dinding. Pukul 17:30, yang berarti sudah hampir setengah hari lelaki itu tak beri kabar sejak sapa terakhir mereka semalam.

Sebenarnya, ke mana lelaki itu? Batin Resa resah.

Ekor mata Resa menangkap bingkai berisikan foto dirinya dengan sang sahabat. Resa berpikir sebentar, tangannya lalu menjangkau kembali ponsel pintar miliknya.

Resa mengetukkan jari seiring dengan nada tunggu yang mengalun di telinga kirinya. Pada dering ke empat, panggilannya terjawab.

"Halo.... "

"Haloo, Nja. Lagi di mana?"

Ada bunyi krasak-krusuk sebelum gadis bernama lengkap Mikayla Anjani itu menjawab. "Iya kenapa, Ca?"

Resa memindahkan ponsel ke telinga kanan. "Lo lagi di mana?"

"Gue lagi di M—Esaaaa! Itu punyaku jangan dimakan dong!" Seruan dari sebrang sana membuat Resa mengeryit, sebelum akhirnya tersenyum kecil saat mendengar tawa tak asing menyambut seruan sang sahabat.

"Halo, Ca. Sorry... sorry ini Esa ribet banget."

Resa terkekeh. "Lagi di Mcd ya, lo?"

"Iya gue lagi di Mcd. Kenapa, Ca?"

"Sama siapa?"

"Sama Es—Ish Mahesa! Jangan ambil punya aku terus dong! Kamu kan udah punya sendiri!" Lagi-lagi seruan terdengar, membuat Resa mau tak mau terkekeh membayangkan apa yang sedang terjadi di sana.

"Kenapa si Esa?"

"Diem. Aku mau ngomong dulu sama Eca.... " samar-samar suara Anja terdengar memperingati sang kekasih.

"Haloo Eca, masih di situ kan lo?"

“Iya masih,” Resa menjawab kalem. “Kenapa si Esa?”

"Biasa lah." Anja membalas singkat. "Kenapa tadi? Mau nanya apa?"

“Lo sama siapa aja di sana?”

"Sama Esa."

“Ayis gak ikut?”

"Engga. Gue berdua doang."

"Oh.... " Resa menjawab dengan nada lesu.

"Kenapa?"

Resa menggeleng. "Nope."

"Serius?"

"Ho'oh." Resa mengangguk samar. "Kalo gitu thanks, Nja. Sorry banget nih gue ganggu acara kencan lo sama Esa."

Di sebrang sana Anja mendengus. "Kencan apaan."

Resa terkekeh. "Yauda makasi pokoknya, bye!"

"Bye!"

Klik.

Lagi-lagi Resa menghela napas.

Matanya bergerak ke sana-ke mari dengan jemari yang di ketuk-ketukkan pada meja. Beberapa detik setelahnya, Resa mendesah.

"Yaudalah gue nonton drakor aja."

Baru saja hendak bangkit. Ponsel miliknya berdering, membuat Resa langsung mengangkat begitu melihat siapa yang menelpon.

"Haloo... kenapa, Lun?"

anniversaire(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang