"Kamu Kailo kan?" Kai menoleh saat merasa ada yang mengajaknya bicara. Senyuman terukir di wajah manisnya.
"Sean ya?" Kalau tidak salah laki-laki di depannya ini bernama Sean. Mereka tergabung dalam tugas kelompok, jadi Kai masih cukup ingat dengan pria itu.
"Syukurlah kau tidak lupa namaku." Pria bernama Sean itu mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Kai.
"Kita teman sekelompok, mana mungkin aku lupa," sahut Kai.
"Sudah makan? Ayo makan bersama."
Kai pun menerima ajakan itu, mungkin ini salah satu kesempatan untuknya bisa punya teman. Setidaknya dia harus punya teman yang lain selain Wynter. Kai dan Sean memilih untuk ke kafe yang ada di fakultas mereka, suasana lumayan ramai saat itu.
"Kamu mau makan apa? Biar aku yang pesankan." tawar Sean.
"Samakan saja denganmu."
Kai dan Sean menikmati sarapan mereka dalam diam. Sesekali Kai nampak mengamati Sean, pria itu memiliki wajah yang imut. Dia memiliki iris berwarna coklat terang yang selalu nampak berkilau saat dia tersenyum. Rambut hitam legamnya nampak serasi dengan kulit putihnya. Dan mereka memiliki tinggi badan yang sama, setidaknya saat bersama dengan Sean dia menjadi lebih percaya diri.
"Kamu mau mengamatiku sampai kapan?"
Kai tersedak makanannya saat dia tertangkap basah sedang mengamati Sean. Kai meraih gelas berisi air yang diberikan oleh Sean dan menyesapnya hingga tandas.
"Hahh kukira aku akan mati," keluh Kai sambil mengelus dadanya yang terasa sesak. Sean terkekeh melihat tingkah teman barunya itu.
"Lagipula kenapa kau mengamatiku sampai segitunya hm?" tanya Sean penasaran.
"Mmm menurutku kau manis sekali."
"Benarkah? Kau pun begitu. Haha rasanya kita ini seperti spesies manusia yang tidak akan mendapatkan wanita seksi."
Kai mencebik mendengar pernyataan jujur dari Sean meskipun apa yang dikatakannya barusan memang benar adanya. Spesies cowok imut seperti mereka sangatlah tidak diminati oleh para wanita seksi. Bukan wanita seksi tapi yang ada mereka akan sangat diminati oleh pria-pria sejenis Sky dan Wynter. Kai bergidik ngeri membayangkan Sky, pria itu sangat agresif dan Kai harus sangat hati-hati pada pria itu.
"Kita pasti akan punya pacar Sean, yahh meskipun akan jauh dari kata cewek seksi," kata Kai berusaha menghibur dan nampaknya itu berhasil karena Sean sedang terkekeh sekarang, membuat wajahnya semakin imut saja.
"Sudahlah, selesaikan makananmu. Aku akan mengajakmu berkeliling kampus ini."
"Benarkah? Wahh syukurlah."
...
Sean benar-benar menepati janjinya, dia mengajak teman barunya itu berkeliling gedung kampus sekaligus melihat-lihat semua klub kampus. Sesuai dengan informasi yang Kai terima sebelumnya, kampus ini memang didominasi oleh klub olahraga. Hampir semua cabang olahraga tersedia di tempat ini. Perhatian Kai teralihkan pada lapangan sepak bola yang nampak ramai penonton.
"Sean, aku mau lihat kesana." Kai menarik lengan kaos milik Sean.
"Lapangan bola? Ya sudah ayo."
Kai dengan semangat segera berlari mendahului Sean ke lapangan, wajahnya yang sempat berbinar langsung berubah cemberut saat melihat siapa yang sedang berlaga di tengah lapangan.
"Wow ada Sky ternyata, pantas saja kau ingin nonton." ucap Sean yang tentu saja berbanding terbalik dengan apa yang Kai pikirkan, kalau dia tau ada Sky disitu Kai tidak akan mau menonton pertandingan itu. Sorak sorai dari para penonton turut meramaikan pertandingan sore ini. Jujur saja saat bermain bola Sky tampak sangat keren, bahkan kai tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Roommate
Teen FictionHidup Kailo hancur sejak ibunya pergi dengan laki-laki lain. Ayahnya seolah tidak peduli, kakaknya sibuk dengan kehidupannya sendiri. Sampai tragedi itu terjadi, tragedi yang membuat hidup Kailo benar-benar hancur. Pindah ke tempat yang jauh, tingga...