"Kak Rain... Tolong Kai kak! Kakak!!"
"Shit! Diam Kai! Kau benar-benar tidak bisa diatur."
"Jangan kak, please... Lepasin Kailo."
"Hey ayolah, kamu itu pelacurku."
"Jangan kak, JANGAN!!!"
Tubuh Kai tersentak, matanya terbelalak lebar merampas kesadarannya kembali ke dunia nyata. Kai meraba dadanya, nafasnya terasa sesak. Kai merutuki kecerobohannya yang langsung tertidur saat pulang kuliah. Karena bahunya yang masih terasa sakit, akhirnya Kai memilih langsung pulang ke asrama untuk istirahat. Ceroboh memang karena dia justru tertidur dan mimpi buruk sialan itu kembali lagi. Kai menoleh ke arah pintu masuk yang terbuka dan menampilkan sosok Sky bersama seorang pria lagi di belakangnya. Mata Kai membulat ketika menyadari pria yang bersama Sky adalah pria yang pernah bercumbu dengan Sky di kamar ini.
"Ah, ada Kai ternyata, tumben sekali kau sudah pulang." Sky melepaskan jaketnya dan menggantungnya di tembok tepat sebelah tempat tidur Kai.
"Kuliahku selesai lebih cepat," jawab Kai.
"Hai Kailo, akhirnya aku bisa menyapamu." Nara menjulurkan tangan kanannya pada Kai namun bukannya menyambut uluran tangan itu, Kai justru memalingkan wajahnya. Sky yang melihat itu langsung menarik tangan Nara.
"Ayo kita pergi, aku lapar," ajak Sky, pria tampan itu berusaha mencairkan suasana akward yang tercipta karena sikap dingin Kai. Yahh Sky cukup tau dari wajah Nara kalau teman kencannya itu tersinggung dengan sikap Kai.
"Wajahmu menarik, tapi sayang, sikapmu jelek sekali," ucap Nara datar.
"Aku tidak peduli dengan penilaian orang lain." Nara tersenyum manis mendengar ucapan sinis dari Kai.
"Senang berkenalan denganmu Kailo,"
Sky langsung menyeret Nara keluar dari kamar. Hahh benar-benar sial, Sky tidak menyangka kalau Kai akan pulang secepat itu. Hari-hari sebelumnya pria itu selalu pulang malam hari jadi Sky memutuskan untuk membawa Nara ke kamarnya. Tidak disangka hari ini pria mungil itu pulang lebih cepat. Sky cukup tau bahwa Kai pasti tidak suka melihat dia membawa Nara ke kamar.
"Sky kenapa kamu yang mengalah sih? Itu kan kamar kamu juga." Sky memilih bungkam. Membawa Nara pergi ternyata adalah pilihan yang tepat, Nara termasuk orang yang akan jadi sangat sinis bila tidak menyukai seseorang, dan menurut Sky mereka berdua pasti akan saling tidak menyukai. Mengingat bagaimana sikap Kai pasti akan sangat bertolak belakang dengan Nara.
"Kita mau kemana sih Sky?" tanya Nara kesal, pasalnya sejak tadi pria yang menggandengnya itu hanya berjalan tanpa bicara satu katapun.
"Makan, aku lapar."
"Kamu kan baru selesai makan tadi."
Langkah Sky terhenti, ia menoleh menatap Nara dengan seringaian yang tercetak jelas di wajah tampannya itu.
"Kau tau kalau aku selalu 'lapar' akan dirimu." Wajah Nara seketika memerah, tentu saja dia paham apa maksud dari perkataan Sky barusan.
***
Malamnya, seperti biasa Kai memilih menghabiskan waktunya di taman depan air mancur sambil mengerjakan naskahnya. Sebenarnya Kai masih ngantuk, tapi karena mimpi buruk itu dia jadi tidak bisa tidur lagi.
"Kai? Kaukah itu?" Kai menoleh saat merasa seseorang menyebut namanya.
"Hey Wynter," sapanya. Wynter lalu menyusul duduk di sebelah Kai.
"Ini sudah jam delapan malam kau tidak masuk?" tanya Wynter.
"Sebentar lagi, masih ada yang harus kukerjakan." Mengerti bahwa Kai tampak sibuk, Wynter lebih memilih bermain dengan ponselnya sedangkan Kai melanjutkan pekerjaannya. Cukup lama mereka sibuk dengan dunianya masing-masing hingga akhirnya Wynter melenyapkan keheningan di antara mereka. "Bagaimana kuliahmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Roommate
Teen FictionHidup Kailo hancur sejak ibunya pergi dengan laki-laki lain. Ayahnya seolah tidak peduli, kakaknya sibuk dengan kehidupannya sendiri. Sampai tragedi itu terjadi, tragedi yang membuat hidup Kailo benar-benar hancur. Pindah ke tempat yang jauh, tingga...