1

7 0 0
                                    

— Bunga Tidur - Tulus —

Ada yang bilang mimpi itu bunga tidur dan ada juga yang bilang ketika kita mimpi mungkin mimpi itu akan menjadi kenyataan. Jika mimpi itu indah, saat menjadi kenyataan akan membawa kebahagiaan bukan? Bagaimana jika mimpi buruk, akankah membawa kesedihan?

***

"Nath.... aku sayang kamu" seorang laki-laki berteriak dari kejauhan dan berlari mendekat ke arah Nathalie.
"Nath.. aku serius sayang kamu"
"Aku mau kita pacaran!"
"Kita jadian ya sekarang!" katanya sambil memakaikan mahkota bunga ke kepala Nathalie.
"Nathalie...." teriak seseorang dari kejauhan.

Sontak Nathalie langsung terbangun dari tidurnya, jantungnya berdegup dengan cepat, keringat pun mulai membasahi keningnya. Kemudian pintu kamarnya terbuka dan munculah seseorang dibalik pintu tersebut yang tak lain adalah bundanya sendiri.

"Adek kenapa?" Tanya bundanya sambil menghampiri dirinya yang tengah terduduk dikasur.
"Mimpi itu dateng lagi bun, tapi wajah cowo itu gak pernah kelihatan." keluh Nathalie pada bundanya.
"Cuma mimpi aja kali dek, mimpi itu kan bunga tidur jadi gak usah dipikirin. Eh udah jam berapa ini, emangnya kamu ga pergi ke kampus?" Tanya bundanya mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya bun aku ada presentasi pagi, yaudah aku mau mandi ayo bunda keluar kamar aku.." Nathalie sambil menarik lengan sang bunda untuk bergegas keluar kamarnya.
"Bunda siapin sarapan ya dek dibawah."
"Iya bun..." teriaknya sambil mencari handuknya.

"Pagi yah... pagi bun..." sapa Nathalie dan menarik bangku disebelah sang bunda.
"Pagi sayang..." jawab kedua orang tua Nathalie.
"Pagi my little princess" sapa Reza sambil mencium puncak kepala Nathalie.
"Ih apa sih bang gak usah pake cium kepala aku segala deh." Omelnya kesal
"Loh kenapa? Kan tandanya abang sayang sama kamu jadinya abang cium kepalanya." Ucap Reza santai.

"Cium karena sayang apa cium karena rambut aku wangi?" Tanyanya dengan mengerutkan kedua alisnya.
"Sayang sama wangi rambut kamu beda tipis jadinya suka deh cium kepala kamu." Reza menggoda Nathalie sambil tertawa.
"Ih bunda... abang nih ngeselin." Nathalie pun mengadu.
"Yeh.. ngaduan sih gak asik."
"Biarin.. wlee.."
"Heii... pagi-pagi gini udh berisik aja ya kalian, gak boleh tau di meja makan ribut-ribut." Ucap sang bunda memperingati.
"Iya bun maaf.." kompak kedua kakak beradik itu mengucap.

"Adek bareng siapa hari ini?" Tanya sang ayah.
"Adek bareng abang aja deh yah naik motor soalnya adek ada presentasi takutnya bareng ayah malah telat." Jawab Nathalie.
"Siapa yang mau numpangin kamu.." sambar Reza yang mendengar obrolan Nathalie dan sang ayah.

"Tuh kan ih bunda.. ayah.. abang nih ngeselin." Nathalie sambil memajukan bibirnya.
"Abang... seneng banget sih ngegodain adeknya." Bundanya sambil mencubit lengan Reza pelan.
"Iya iya bareng aku.. baru dibilang gitu aja udah ngambek huu..."
"Udah selesai kan sarapannya? Yuk berangkat." Ajak Reza pada Nathalie yang kemudian mendapat anggukan.
"Yaudah bun, yah Nathalie sama abang berangkat dulu." Mereka berdua mengecup kedua tangan orang tuanya.

***

"Sekian presentasi dari saya kurang lebihnya mohon dimaklumi, selamat pagi semua.." presentasi tersebut mendapatkan tepukan tangan dari semua teman-temannya.

Presentasi Nathalie pun berlangsung cukup cepat, teman-temannya tak banyak berkomentar karena menurut mereka presentasi yang dilakukan Nathalie sudah sangat baik dan jelas jadi untuk apa mereka bertanya lagi.

"Bener-bener ya lo nath.. presentasi lo bagus banget kayanya gue mesti belajar sama lo deh biar presentasi gue bagus." Ucap Teta.
"Haha.. bisa aja lo, itu juga masih ada kurangnya ta, lo gak denger kata dosen tadi apa?"
"Ah itu mah bapaknya aja kali yang gak bisa liat presentasi sebagus itu." Omel Teta kesal.
"Udah udah gak usah ngomel mendingan kita ke kantin gue laper nih."
"Kan jam kuliah kita udh abis nath. Gimana kalo kita makan di mall aja sekalian lo temenin gue beli skincare, ya ya ya.." bujuk Teta pada Natha.
"Hmm.. kebiasaan ya lo ta, yaudah ayo deh sekalian ngerefresh otak setelah presentasi."
"Yeay.. leggo.."

***

Setelah mereka mengelilingi mall untuk mencari skincare, akhirnya mereka menuju restoran untuk mengisi kekosongan perut mereka.

Nathalie dan Teta pun bercerita sambil menunggu pesanan makanan mereka datang. Nathalie mulai menceritakan cowo yang sering muncul dimimpinya itu, walaupun Teta sudah sering mendengar ceritanya tetapi dia tetap setia mendengarkan sampai selesai. Teta tidak pernah menghiraukan atau mengabaikan cerita Nathalie, dengan senang hati Teta akan menyimaknya sampai habis dan memberikan masukan pada Nathalie jika dibutuhkan dan begitupun sebaliknya.

Saat makanan mereka pun tiba, tanpa menunggu lama mereka langsung melahap makanan tersebut. Setelah selesai makan Nathalie pun beranjak ke meja kasir untuk membayar makanan mereka tadi.

"Jadi berapa mbak totalnya?" Tanya Nathalie.
"Jadi 150 ribu kak, mau dibayar cash atau kartu kak?"
"Pakai kartu aja deh mbak." Nathalie pun mencari kartu atm di dompetnya.

" totalnya jadi 400 ribu ya pak." Jawab kasir kedua.
"Ini mbak kartu saya." Terdengar suara laki-laki dari samping Nathalie yang kemudian membuatnya menggeser tubuhnya sedikit kesamping.
"Ini kartu bapak." Ucap kasir tersebut.
"Oh iya terima kasih mbak." Jawab laki-laki itu yang kemudian mulai menjauh.

Dipikiran Nathalie suara laki-laki itu seperti tidak asing ditelinganya.
"Kak.. boleh saya minta kartunya?" Suara kasir itu membangunkannya dari lamunan.
"Oh iya mba ini kartunya.." sambil mencari sosok laki-laki tersebut dan pada akhirnya Nathalie pun mendapatkan apa yang sedang dicarinya, yang tak lain adalah laki-laki tersebut yang sudah mulai menjauh dari restoran.

"Ini kak kartunya, terima kasih.." pelayan restoran itu memberikan kartu kepada Nathalie.

Nathalie kembali ke meja dimana tempat dia makan bersama Teta. Karena merasa ada yang aneh dari temannya, Teta pun mulai membuka pembicaraan.

"Lo kenapa nath? Lagi cari siapa?" Tanya Teta penasaran.
"Tadi pas gue lagi di kasir, gue denger suara cowo yang ada di mimpi gue ta.."
"Masa sih? Lo yakin itu suara dia?"
"Ya ga yakin juga sih, tapi suaranya mirip banget ta gue ga bohong sama lo."
"Tapi tadi lo liat muka orangnya gak?"
"Itu dia masalahnya, engga liat hehe..."
"Kebiasaan ya lo nath, apa-apa ga pernah diliat malah mikir duluan kelamaan tau keburu orangnya kabur kaya gini kan."
"Tapi gue liat dia dari belakang."
"Apa ciri-cirinya?"
"Tinggi, bahunya lebar, pake kemeja biru."
"Pasti dia ganteng." Teta sambil membayangkan kata-kata Nathalie tadi.
"Ih malah nebayangin gantengnya, tau ah ta bete." Nathalie memajukan bibirnya.
"Hehe.. bercanda nath. Terus gimana sekarang? Mau cari orang itu?" tanya Teta.

"Kan kita gak tau dia pergi kemana, yaudah lah ta gak papa, kalo jodoh kan gak kemana."
"Idiw tau tau an kalo jodoh ga kemana, baru ngeliat pundaknya aja udah bisa nyebut jodoh." Teta sambil menatap tajam yang kemudian dibalas gelak tawa Nathalie.

"Yaudah yuk balik ini juga udah sore banget." Ucap Nathalie.
"Yuk.. gue juga udah lelah muter-muter mall." Keluh Teta kemudian merangkul lengan Nathalie.

***

Arbima || Mimpi yang mengikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang