"Aku duluan ya. Sampai jumpa." Stella melambaikan tangannya pada Alex ketika mereka sampai di gerbang kampus.
"Ah iya, sampai jumpa."
Yah, aku tidak bisa melihat lukanya hari ini. Sesal Alex melihat Stella berjalan pergi.
Alex berjalan mengikuti Stella. Entah apa yang membuatnya melakukan itu. Tapi kakinya terus berjalan di belakang Stella tanpa diketahuinya.
Stella berhenti di depan sebuah rumah yang cukup mewah. Satpam rumah tersebut membukakan gerbang.
"Stella." Seorang Wanita berusia 40 tahunan yang sedang berjalan ke arah rumah itu memanggil gadis bermanik coklat yang sedang masuk gerbang rumah.
Ibu. Alex hampir saja menghampiri wanita yang sedang bersama Stella. Tapi Ia mengurungkan niatnya, kalau begitu, Ia akan ketahuan mengikuti Stella.
Kedua perempuan tadi masuk bersama-sama ke dalam rumah.
"Apa yang sedang Ibu lakukan? Apakah Ibu sudah kenal dengan Bintang?" Tanya Alex pada dirinya sendiri
***
"Ibu pulang..." Seru Ibu ketika masuk ke dalam rumah.
Alex yang sedang belajar di ruang tengah pun langsung menghampiri Ibu
"Hai.. Sudah makan?" Ibu terlihat sangat ceria. Ya, ibu memang selalu ceria dan berhasil menutupi kesedihannya di depan Alex. Demi orang yang dia sayangi, dia harus terlihat kuat. Itupun untuk menguatkan sang anak.
"Sudah." Alex tersenyum
"Ibu, habis mengajar?" Sambung Alex
"Tentu." Ibu tersenyum sambil mengelus pucuk rambut sang anak yang kini sudah lebih tinggi darinya.
"Ibu terlihat sangat ceria. Ada apa?" Tanya Alex
"Tadi, murid ibu dan ayahnya bertengkar tapi menggelikan." Ibu tertawa
Apakah Ibu membicarakan Stella?. Batin Alex dalam hati.
"Ayo, bu. Mari kita duduk. Aku ingin mendengar cerita ibu." Alex mengajak Ibu duduk di ruang tengah.
"Baiklah. Jadi begini. Murid ibu bertengkar dengan Ayahnya karena mereka masih mempermasalahkan tentang jurusan kuliah yang dipilih oleh murid Ibu." Ibu mulai bercerita
"Terus?"
"Ketika Ibu sedang belajar melukis bersama murid ibu, ayahnya datang menghampiri kami. Dia bilang kalau tadi pagi, anaknya telat masuk dan menjadi perhatian semua orang karena opininya. Tapi murid ibu pun membalas ayahnya. Dia bilang kalau dia sebenarnya ingin kuliah jurusan seni rupa karena sejak kecil dia sangat suka melukis." Ibu tertawa
"Tidak terdengar lucu" Alex terlihat bingung
"Itu karena kamu tidak ada di sana. Mereka bertengkar lucu sekali. Ibu memang tidak pandai bercerita. Makanya lain kali, kamu harus bertemu Dokter Leo dan anaknya."
"Sudah kusangka. Ibu mengajar putrinya yang bernama Stella?" Ibu terlihat terkejut
"Bagaimana kamu tahu?"
"Dokter Leo adalah pembimbing tim penelitian di kampus. Dan Stella adalah temanku."
"Oh, jadi begitu ya" Ibu menanggapi Alex