Aegeus menatap dalam wajah gadis itu dengan sangat semangat. Semakin lama dilihat, gadis ini semakin cantik. Pahatan sempurna dari Yang Maha Kuasa.
"Air," gumam gadis itu.
Berlari. Aegeus serta-merta mengambilkan air untuk gadis itu. "Ini," ujarnya ramah.
Gadis itu ingin meminum air itu, namun dengan posisinya yang sedang telentang, itu sangat tidak mungkin.
"Dudukkan aku," perintah gadis itu. Mata sayu gadis itu menangkap siluet Aegeus yang terlihat seperti malaikat penyelamat di matanya.
Aegeus gelagapan. Tapi, dengan respons cepat, Aegeus menambah sandaran di belakang tubuh gadis itu. Dari jauh, posisi ini terlihat seperti berpelukan.
Sedangkan, di sisi lain, Lexus sedang berada di depan pintu kamar. Ia melihat semuanya.
Dasar, bocah ini.
Lexus terdiam di depan pintu kamar. Mungkin tidak masalah jika dia masuk, hanya saja ... ada rasa enggan di hatinya. Aegeus yang sudah membenahi posisi sang gadis, duduk di sebelahnya lalu memberikannya minum yang tertunda.
"Kamu baik-baik saja? Apa ada yang sakit? Apa kamu membutuhkan sesuatu?" Aegeus menumpahkan banyak pertanyaan kepada sang gadis yang baru pulih itu.
Sang gadis menatap Aegeus waspada karena ia tidak paham apa yang terjadi. Saat itu, Lexus akhirnya masuk sambil membawa air dari sumur yang biasanya ia gunakan untuk membersihkan tangan dan wajah gadis tersebut. Sejenak gadis itu terkejut dengan kedatangan Lexus. Dia ada di tempat yang bukan kamarnya, dengan dua laki-laki asing, lalu, kemana dayangnya yang selalu ada saat dia membuka mata?!
"Apa kamu ingat yang terjadi kepadamu?" Aegeus menunggu jawaban, sambil memandang gadis yang sedang termenung itu. Gadis itu terdiam tidak menjawab apa pun. Otaknya masih berpikir dan mencoba mengingat apa yang terjadi padanya.
"Tidak apa-apa, jangan dipaksakan. Kamu istirahat saja dulu." Lexus mencegah si gadis mengingat kejadian yang sepertinya tidak menyenangkan itu. Ia lalu berbalik dan ke luar dari kamarnya.
"Kita keluar dulu, kamu makan, ya, nanti kami datang lagi. Kalau butuh sesuatu, kamu bisa memanggil kami. Oh iya, ini air untuk mandi, kamar mandi ada di sana," ucap Aegeus sambil membuntuti Lexus keluar pintu kamar.
***
Pagi ini sudah terhitung empat hari sejak wanita itu bangun. Sejujurnya mereka enggan memasuki kamar yang ada gadisnya begini, walaupun itu masih kamar Lexus. Namun, mau bagaimana lagi? Mereka harus mengantarkan makanan agar gadis itu tidak kelaparan. Mereka juga harus membawakan air untuk mandi, membawakan pakaian ganti---baju laki laki milik mereka---dan juga memantau keadaan gadis tersebut. Mereka juga tidak pernah berbincang. Gadis itu hanya bicara seperlunya saja. Mungkin ia masih sangat syok dengan kejadian yang menimpanya.
"Bagaimana ini? Apa ini normal? Dia tidak berbicara apapun. Apa dia lupa ingatan? Dia juga tidak memberi tahu namanya. Apakah ... menurutmu aku harus memanggil tabib?" tanya Aegeus dengan panik. Dia terlihat berjalan bolak-balik sejak datang ke kediaman Lexus.
Begitulah Aegeus, seperti bocah yang terkena serangan panik. Sedangkan Lexus menanggapi dengan gelengan dan napas berat.
"Selama ini, kita juga merasa canggung, nanti kita harus mencoba bertanya hal-hal mengenai dia," jawab Lexus sambil memandang lurus pintu kamar.
Saat mengantarkan sarapan, Lexus dan Aegeus duduk di kursi samping tempat tidur sang gadis. Menatap sang gadis yang tengah tersenyum kepada mereka dengan tatapan bingung. Mereka saling menatap satu sama lain hingga akhirnya sang gadis memecah keheningan.
"Terima kasih, ya, sudah membantuku selama ini. Aku hutang budi kepada kalian. Aku akan melakukan yang aku bisa untuk kalian."
Lexus dan Aegeus saling menatap, mereka memikirkan hal yang sama. Apa iya, gadis ini baru saja bicara kepada mereka?
"O-oh, iya tidak masalah, kami senang bisa menolong kamu. Dan ... kami tidak menganggap itu hutang budi. Kami hanya ingin bertanya, bolehkah? Kalau keberatan, tidak apa-apa kamu tidak perlu menjawab," Aegeus menjawab gugup dengan perasaan yang senang. Mahakarya sang pencipta ini, malaikat ini ... sempurna. Sudah cantik, ramah juga.
"Baik, tanyakan saja, aku akan menjawabnya jika aku tahu jawabannya."
"Kenapa kamu bisa ada di pinggir pantai? Bisa kamu ceritakan? Oh, ya, sebelumnya, siapa namamu?"
"Aku Xyleen Calius, aku terdampar di sini karena hukuman dari kesalahan yang tak pernah kulakukan." Xyleen tersenyum getir. Aegeus dan Lexus diam mendengarkan.
Xyleen mengambil napas seraya menatap keduanya bergantian. "Aku difitnah atas percobaan pembunuhan terhadap keluarga kaisar, adik tiriku sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in You
Ficción históricaXyleen Calais, putri keluarga Kaisar yang dituduh meracuni adiknya sendiri. Ia memiliki jiwa ambisius untuk menjadi kaisar wanita pertama. // A Collaboration Story // Syafiralys & Nyland