With

0 0 0
                                    

Allesya pun mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan itu. Serba putih, dua kata yang menggambarkan keadaan ruangan saat ini. Dirinya telah berada di rumah sakit Affania, mengingat-ingat peristiwa beberapa jam yang lalu, ada seorang cowok yang telah menyelamatkannya dari peristiwa akhir hidupnya.

"Apa dia yang membawa ku kemari?" tanyanya di dalam hati, Allesya hanya mengendikkan bahunya.

Sekarang  pikirannya mulai terbuka, mungkin dirinya kuat menghadapi bullying nya Narasy oleh sebab itu ia di hadiahkan tuhan untuk  masih hidup.

"Heyyow are u okay?" suara bernada  bass itu membuyarkan lamunan Allesya. Tampan, tinggi serta memiliki luka memar di beberapa tubuhnya sosok itu saat ini sedang berada di hadapan Allesya.

"Iya a-aku gapapa, kamu siapa?" Allesya sangat gugup dan merasa bersalah dengan cowok itu, namun ada sedikit rasa kesal disaat  percobaan bunuh dirinya gagal karena sosok itu.

"Aku Arkan Revano cowo terpeka number one,  panggil aja Arkan btw nama kamu siapa?" Arkan mengulurkan tangannya ke Allesya.

Allesya hanya terkekeh kecil dan membalas uluran tangan Arkan.

''Allesya Amanda panggil aja Al'' 

"Arr aku enggak tau mau bilang makasih atau maaf ke kamu karna udah nyelamatin aku dan udah ngerepotin kamu"

Arkan tersenyum simpul pada gadis yang lumayan cantik ini.

"Aku nolongin kamu cuma gabut, tadi rencana nya aku mau nyari gebetan baru di jalan,  eh terus aku lihat ada cewe cakep yang mau ketabrak, akhirnya  aku selamatin daripada kamu mati sia-sia."

Allesya mendengus kasar kepada Arkan, tangan Allesya yang lembut pun menjitak kepala Arkan karena alasan yang diberikan sangat tidak masuk akal dan menyebalkan.

''Jahat sama ngeselin amat kamu" sahut Allesya.

''Walaupun aku jahat tapi kamu suka sama aku kan?''

"NAJIS!"

Arkan tertawa pelan melihat pipi Allesya bersemu merah dan memasang wajah cemberut.

Menurut Allesya, Arkan dapat menjadi penghapus lukanya dan pengembali tawanya dalam sekejap.

Kedua orang tua Allesya pun masuk ke ruangan itu bersamaan dengan dokter yang mau memeriksa keadaan Allesya.  Ibunya sangat terkejut ketika melihat Allesya mempunyai beberapa luka di tubuhnya.

"All kamu baik-baik aja kan?" Ibu Allesya pun bertanya sambil mengelus rambut putrinya tersebut. "Aku gapapa bu cuma luka sedikit saja,  dia yang menyelamatkan aku bu''

Allesya tersenyum hangat sambil menunjuk ke arah Arkan.

"Makasih ya nak, kalau engga ada kamu mungkin Allesya sudah tiada hari ini'' ibu Allesya menghampiri Arkan yang berada di samping nakas dan menepi sedikit dari ranjang Allesya karena ada dokter yang memeriksa.

"Iya tante sama-sama,  saya enggak akan biarkan cewek secantik dia mati sia-sia''

Arkan pun hanya menganggukkan kepalanya sambil terkekeh kecil, keluarga Allesya sangat hangat dibanding dengan keluarga dirinya.

Ayah Allesya yang sedari tadi memperhatikan pembicaraan mereka bertiga pun sedikit tertawa dan menjitak pelan kepala Arkan.

"Heh kamu ini modus sama Allesya kan"

Allesya yang mendengarkan dari ranjang hanya menghela nafas panjang, karena Arkan modus dengan dirinya melalui orang tuanya.

"Keadaan Allesya sudah mulai membaik, mungkin membutuhkan waktu sekitar 3 hari untuk kembali pulang'' kata dokter itu setelah memeriksa keadaan Allesya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Selamat Tinggal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang