O4. Kata Terpendam

1.3K 177 214
                                    

🌸🌸🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸🌸🌸

“Dek, numpang ngeprint ya?”

Wonwoo mengangguk ketika Joshua tiba-tiba datang membuka pintu. Malam hari sepulang ngampus, bukannya langsung membersihkan diri sebagaimana yang diucapkan saat bertemu dengan Si Tokek Budug, Wonwoo malah memilih rebahan di kasur sembari fokus memainkan game. Moodnya yang berantakan seolah terlupa bahkan kehadiran sang Kakak yang kini menghadap PC sama sekali tak Wonwoo hiraukan.

Sampai akhirnya pintu kamar yang berhasil Joshua tutup kembali menjeblak terbuka, menampilkan wajah cantik Nana sebagai Ibu rumah tangga yang jauh dari kata baik-baik saja. Jika dilihat dari ekspresi wajah yang masam bisa ditebak jika kini Nana sedang menahan emosi, di kepalanya muncul tanduk imajiner yang siap mengamuk pada anak bungsu tercinta yang ulahnya selalu ada-ada saja.

“Wonwoo Rassi, bangun!”

“Wonwoo Rassi, bangun!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tanggung, Bun. Aku lagi battle nih.”

“Banguuuuuun!”

“Astaga, sabar, dikit lagi nih ... eh b-bentar, musuhnya kabur.”

“Ya Tuhan anak nakal ini! Kamu mau Bunda sentil?”

“Bunda cantik, sabar ya ... orang sabar dapet oleh-oleh dari Thailand, swadee krab khun AAAAAAAA matiiiiii, aku mati dong. Ah, Bundaaaaa.”

“Syukurin! Abis jadi anak bandel banget gak mau dengerin orang tua!” ledek Nana yang masih jengkel dan kekeuh meminta agar Wonwoo bangun untuk menghadap dirinya.

Masih diliputi rasa kecewa atas kekalahan yang baru diterima, Wonwoo dengan wajah bertekuk menatap Nana dengan ekspresi yang tak kalah masamnya.

“Apa Bunda, ada apa?”

“Kamu belum mandi? Astaga Rassi, ini udah mau jam 9 loh. Kebiasaan banget mandi suka dinanti-nanti, giliran malem gini aja mandi. Gak bagus tau! Kamu mau masih muda penyakitan?”

“Ya udah gak usah mandi aja sekalian.”

“Baru aja semalem Bunda kasih tau, udah keluar dari kuping kiri aja ya nasehatnya? Astaga, Bunda bener-bener gak ngerti lagi sama kamu. Kok bisa-bisanya susah banget diatur.”

[⛔] SPASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang