—Sekuel dari Wedding Ruiner—
Prakata
Pragma adalah istilah mitologi Yunani mengenai cinta. Pragma berbentuk keterikatan cinta yang seiring waktu semakin matang. Pragma biasanya abadi, selagi kedua pihak memilih untuk sama-sama berusaha di dalamnya. Pragma mungkin tidak romantis, tidak penuh gairah yang menggebu, tapi pragma bersifat realistis. Pragma mempertimbangkan tipe preferensi dan biasanya tumbuh pada orang-orang familiar dalam hidup. Orang-orang yang memiliki cinta tipe pragma percaya bahwa hubungan yang menyenangkan diinginkan dalam sebuah kehidupan bahagia. Mereka juga menginginkan timbal balik. Tidak ada namanya cinta sendiri. Mereka harus menemukan manfaat dari pasangan yang bersifat resiprokal. Kamu cinta, saya cinta. Kamu bahagia, saya juga harus bahagia. Dan kecocokan seksual juga bisa di ciptakan selagi mau berusaha. Intinya, mereka yang terlibat pragma percaya bahwa hubungan harus memiliki tujuan yang sama yang harus mereka usahakan untuk mewujudkannya bersama agar mereka bisa terus bersama.
Filosofi diatas menjadi landasanku untuk membuat cerita ini. Tentang cinta yang harus diusahakan dan diperjuangkan. Tentang cinta yang harus menguntungkan dan membahagiakan kedua pihak. Ketika sebuah hubungan hanya sebelah pihak, mungkin cinta, tapi tidak tidak akan bertahan lama. Terkadang, gairah dan intimasi tak lagi semenggebu pertama berjumpa tapi komitmenlah yang pada akhirnya mengikat sepasang kekasih. Lust may gone, love stays. I hope.
Mari kita simak kisah 3A. Ara, Adit dan Atha. Siapakah yang bertahan walau gairah tak lagi menggebu?
Aku akan mulai update tanggal 1 Oktober 2020. Dan peringatan, ini bakalan slow update. Enggak maraton lagi guyss wkwkwkw.
Oh, ya, Buat yang belum baca Wedding Ruiner. Silakan baca dulu. Bisa saja dibaca terpisah. Tapi aku enggak akan lagi menjelaskan tentang yang masa lalu dan orang2 di Wedding Ruiner dengan detail. Tentunya, rawan spoiler.
Last but not least.
Enjoy.Much loves,
Adhistr
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAGMA
RomanceSEKUEL WEDDING RUINER Bagi Adit, mantan pacar enam bulan Ara, cerita mereka dulu terlalu dini untuk diakhiri. Laki-laki itu hadir lagi dengan sejuta gulungan kenangan yang siap dirajut kembali. Menurutnya, masih banyak lembar-lembar kisah kosong yan...