***
Malam itu, Kamis 22-Mei-2017 adalah malam pengantinku bersamanya.Malam dimana kita sama-sama terhanyut dalam sujud mencurahkan kasih dan cinta pada-Nya.
Malam untuk kami bermunajat, mengucap syukur atas apa yang tengah kita jalani.
Tapi semua hanya sebatas angan, hanya berharap hal mengerikan itu tidak akan pernah terjadi. Aku rindu dibuat tersipu malu oleh senandung renyah suaranya.
Saat kejadian merah darah yang kita alami, tepat pada hari kita dipersunting tuhan di Arsy-Nya. Aku memaksamu menemui ayah ku yang sudah tiada.
Seperti mengantarkan mu pada-Nya, apa tuhan lebih menyayangi mu dari pada aku?apa dia cemburu kamu mencintaiku? hingga dia menjemputmu dan menempatkan mu disisi-Nya sedangkan jauh dari sisiku?
Masih hangat dalam ingatan, saat aku melihat dengan nyata mobil berplat merah itu menghantam keras tubuh gagahmu hingga terpental beberapa meter dari tempatmu semula.
Aku berlari sekuat dan sekencang mungkin menghampirimu. Melihatmu bersimbah darah dan wajah pucat pasimu membuat hatiku teriris.
Demi tuhan hari itu adalah hari bahagia kita, kenapa tuhan begitu mudah merontokkan segala kembang yang bermekaran di hatiku?.
Air mata tak bisa lagi ku bendung, aku menangis sejadi-jadinya. Aku tak mau kehilanganmu setelah apa yang selama ini kita lalui untuk bertemu di tempat yang diridhoi-Nya. Dengan senyum kamu masih bisa berucap,
"istriku! Aku telah melunaskan janjiku. Untuk menjadikanmu pelengkap setengah jiwaku. Kaulah istriku dan semoga kelak pun begitu. Aku tunggu kau disana, di mihrab cinta yg sesungguhnya. Menangislah jika itu bisa membuatmu ikhlas melepaskan ku. Kita akan bertemu lagi, Insyaallah. Aku mencintaimu, Cinta yang kini sah menjadi bidadari ku dengan cinta-Nya selamanya". Ucapnya lirih, serasa mengiris serat-serat daging ku.
Kemudian helaan nafas itu menghilangkan senyum manis yang sering ku kagumi. Hari itu, hari tergila yang pernah aku alami.
Bolehkah aku ikut bersamanya? Karena sekarang pun aku sudah merindunya. Ku peluk wajah pucat pasinya, kuciumi seluruh wajahnya hingga ku rasakan bumi berputar, mataku kian berat dan kabur.
Tak bisa melihatnya lagi, Semakin gelap dan gelap hingga aku tak tau lagi apa yang terjadi selanjutnya.*********
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku
Literatura FemininaKetika segudang kejadian merambat di dinding cerita tanpa perlu dicegah ataupun dipaksakan. Cerita ini tentang segala kehebatan Allah SWT, pencipta seluruh alam semesta beserta takdir yg menyertai seluruh makhluk-Nya. Dan salah satu hamba-Nya yang...