Chapter 4: Menolak Menjadi Umpan Meriam

53 9 0
                                    

Kaisar!

Ling Xiao membuka matanya lebar-lebar. Apakah ini adalah keberuntungan atau kesialan?!

Apa yang harus dia lakukan sekarang? Surat ini berada di genggamannya, haruskah dia menyembunyikannya atau menyerahkannya?

Ling Xiao berkedip selama tiga detik, sebelum akhirnya mampu mengatupkan giginya dan menanganinya dengan cara yang paling menguntungkannya.

Ling Xiao berbalik dan berlutut di depan Kaisar, menyerahkan surat itu kepadanya dengan kedua tangannya yang terentang, "Tentu saja seperti yang terlihat, menyerahkan surat itu kepada Yang Mulia,"

Keheningan singkat hadir dari pihak lain, Ling Xiao tidak berani mengangkat kepalanya untuk melihat ekspresi Kaisar. Kedua matanya hanya bisa melihat sulaman sutra emas serta sepasang sepatu bot berlapis emas.

Tiba-tiba seseorang merebut surat itu dari tangannya. Ling Xiao meletakkan tangannya yang kosong ke bawah dan sedikit mendongak ke atas.

Surat itu diambil oleh seorang kasim yang memakai jubah berdekorasi awan merah. Ling Xiao tahu bahwa pria ini adalah kasim terpercaya yang selalu mengikuti Kaisar, Steward Xu[1].

[1] Steward di sini berarti bahwa posisinya adalah Kepala Kasim dimana dia merupakan pemimpin dari para kasim di seluruh istana

Di tangannya terdapat merpati putih, akibatnya Ling Xiao berkeringat dingin. Merpati itu merupakan merpati yang baru saja melarikan diri; benar-benar bertemu dengan Kaisar!

Kaisar mengulurkan tangannya dan mengambil alih surat itu dari tangan Steward Xu, sedikit melirik Ling Xiao. Ling Xiao menundukkan kepalanya—tidak lagi berani untuk melihat ke atas.

Kaisar membuka surat itu dan terdiam dan seketika suasana menjadi sunyi senyap.

Ling Xiao meneteskan keringan dingin. Berdasarkan apa yang dia ketahui dari kehidupan terakhirnya, Kaisar memiliki kepribadian yang serius dan temperamen yang keras. Tidak mungkin baginya untuk tahan dengan jenis masalah seperti ini!

Sebagai hasilnya, keheningan saat ini, Ling Xiao hanya bisa merasa bahwa suasananya menjadi lebih menakutkan.

Setelah beberapa waktu.

Seolah-olah seabad telah berlalu.

Sebuah suara yang dalam itu kembali terdengar, "Tebas kasim di belakang yang tidak berguna,"

Itu hanyalah kalimat singkat yang membuat kulit Ling Xiao menjadi semakin pucat. Li Yuan hampir sudah pasti mati.

Lalu bagaimana dengannya?

Apa yang akan terjadi dengan dirinya?

Ling Xiao mendengar sebuah respon dari Steward Xu dan melihat Steward Xu melewatinya dari sudut matanya. Setelah itu, dia mendengar Li Yuan memohon pengampuan dan kemudian sebuah teriakan.

Kemudian, tidak ada lagi satu pun suara.

Ling Xiao tetap berlutut di tanah, tidak berani untuk bergerak sedikit pun.

Dia tidak berani untuk mengangkat kepalanya untuk melihat pakaian Kaisar lagi dan hanya mempertahankan kepalanya serendah mungkin agar terlihat patuh.

Meski begitu, setelah beberapa waktu, masih tidak ada suara apapun. Ling Xiao merasa ada sesuatu yang salah.

Sebuah wajah terbalik yang penuh dengan garis tawa tiba-tiba muncul di hadapannya, menyebabkan dia berteriak keras—merasa sangat ketakutan dan kembali jatuh ke tanah.

"Steward Xu..... Steward Xu....." Ling Xiao menyentuh dadanya; menghela napas dalam-dalam saat dia melihat ke semua tempat. Namun, dia hanya bisa melihat Steward Xu yang berada di sampingnya dan siluet Kaisar sudah tidak lagi terlihat.

The Path of the Cannon Fodder's CounterattackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang