Masa orientasi siswa, sudah lumrah jika Mos menjadi awal dari masuknya siswa siswi di jenjang sma. Setengah tujuh menjadi waktu mutlak bagi peserta Mos untuk segera masuk. Seorang cewek dari arah selatan berlari kencang untuk mengejar waktu yang lima menit lagi gerbang sekolah akan segera ditutup.
Senyumnya sedikit mengembang, setelah tahu bahwa panitia Mos masih membuka sedikit gerbang sekolah, meskipun sudah tidak ada satupun siswa ataupun siswi peserta Mos disana. Ketika ia akan masuk, seorang cowok juga sedang merebutkan jalan kecil itu.
"Gue duluan!" kata Karin judes kepada cowok itu sambil memperebutkan jalan kecil yang gerbangnya hampir tertutup itu.
"Enak aja lo! Gue dateng duluan!" Samudera mengelak dan tidak mau mengalah.
"Dari jaman smp dulu, gue yang dateng duluan. Lo datengnya belakangan!"
"Itu smp, sekarang udah sma, beda cerita!"
"Diam!" sentak seorang osis yang sedari tadi mendengarkan pertengkaran antara Samudera dan Karin. "Kalian bisa masuk gantian, kenapa malah ribut pagi pagi gini sih?"
"Dia kak yang ngajak ribut duluan!" kata Samudera yang menyalahkan Karin.
"Lo lah! Gue yang dapet jalan duluan, lo malah seenaknya aja mau lewat jalan orang," balas Karin tak kalah judes.
"Dimana mana, cowok selalu duluan."
"Lo mau gue pukul?"
***
Mentari pagi menjadi penghias bagi peserta Mos pada pagi itu. Ditambah lagi dengan pemandangan dua siswa siswi yang menjadi pajangan bagi peserta lainnya.
Samudera dan Karin menjadi tontonan pembukaan Mos pagi itu. Tukang ribut yang tidak mau mengalah, selalu ingin menang sendiri di setiap kesempatan. Termasuk jalan kecil gerbang depan sekolah.
"Adik adik, jika ada jalan kecil untuk masuk ke dalam sekolah, apakah kalian mau berebut atau gantian?" tanya Aldo, wakil ketua osis yang sempat mendengarkan pertengkaran Samudera dan Karin.
"Gantian," jawab mereka serempak.
"Kalian lihat mereka?" kata Aldo sambil menunjuk kearah Samudera dan Karin. "Berebut jalan dan tidak mau gantian. Egois!"
"Awas aja lo," lirih Samudera dan Karin secara bersamaan.
"Ngapain sih lo ikut ikut?" protes Karin tak terima.
"Lo yang ikut ikut!" balas Samudera tak kalah judes.
"Sebagai hukuman, mereka akan hormat bendera sampai jam pertama selesai." jelas Aldo. "Sekarang, kalian akan di bimbing oleh panitia osis dan akan disatukan dengan nama kelompok masing masing."
Setelah itu, seluruh peserta Mos diarahkan oleh panitia osis lalu pergi ke kelas masing masing yang telah di sediakan dan sesuai dengan kelompok masing masing.
Disisi lain, Samudera dan Karin ditindak oleh panitia osis bagian keamanan sendiri. Mereka berdua disuruh berdiri sambil menghormat kepada bendera merah putih. Gerak gerik mereka diawasi oleh osis dibelakang, mondar mandir seperti mandor yang tidak ada lelahnya.
"Semua gara gara lo tau gak!" kata Karin kepada Samudera tanpa menoleh kearahnya.
"Kok gue sih? Lo kali,"
"Kalau lo ngalah sama gue, pasti gak ada hukuman."
"Gue dateng duluan kok, lo-nya aja yang main ngerebut." balas Samudera seakan tak mau kalah.
"Dasar mulut cewek! Gak punya aturan lo!"
"Sama kayak mulut lo," balas Samudera datar.
"Kok lo jadi nyambung ke mulut gue ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudera
WerewolfSamudera, seorang cowok dengan kisah hidup yang amat random, memiliki dua sahabat sejak smp, Ronald dan Bram, hidup sebagai anak orang kaya yang tak bahagia, dan juga memiliki satu musuh dari smp yang kini bertemu lagi di sma. Karin, musuh Samudera...