4. Jumlah Raka'at Shalat Dhuha Tidak Memiliki Batas Tertentu
Hal ini karena Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berwasiat untuk melaksanakan dua raka'at Dhuha dan menjelaskan keutamaannya.
Dalam hadits 'Aisyah radhiyallaahu 'anha, ia berkata, "Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam shalat Dhuha empat raka'at dan menambahnya sebagaimana dikehendaki Allah Ta'ala."
Diriwayatkan dari Anas dan Jabir radhiyallaahu 'anhuma bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam shalat Dhiha enam raka'at.
Dan ditegaskan dari Ummu Hani binti Abi Thalib radhiyallaahu 'anha bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam shalat di rumahnya pada hari pembebasan kota Makkah sebanyak 8 raka'at, setelah siang naik. Ia berkata, "Aku tidak melihat shalat beliau yang seringan ini. Akan tetapi beliau menyempurnakan ruku' dan sujudnya."
Hadits 'Amr bin 'Abasah radhiyallaahu 'anhu menunjukkan bahwa shalat Dhuha tidak memiliki batas maksimal yang tertentu. Dalam hadits ini Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "...Kerjakanlah shalat Shubuh. Kemudian hentikanlah mengerjakan shalat hingga terbit matahari dan matahari mulai naik, karena matahari itu terbit di antara dua tanduk syaitan. Dan ketika terbit itulah orang-orang kafir sujud kepadanya. Kemudian shalatlah, karena shalat saat itu disaksikan dan dihadiri¹, sampai bayangan tombak memendek, kemudian hentikanlah shalat, karena pada saat itu Jahannam dinyalakan...."
Dalam Sunan Abi Dawud disebutkan: "...Kemudian hentikanlah shalat hingga matahari terbit, lalu naik seukuran tombak atau dua tombak."
Dalam lafazh riwayat Ahmad: "Apabila matahari naik setinggi tombak atau dua tombak, maka shalatlah."
|•|•|•|
KAMU SEDANG MEMBACA
Shalat Dhuha
No FicciónTuntunan lengkap shalat Dhuha disertai keutamaannya, waktunya & faedahnya. - DR. Sa'id bin 'Ali bin Wahf al-Qahthani - 🌸 Hidup Tentram Bersama Sunnah 🌸 #PustakaIbnu'Umar📑