Hai, namaku Biru.
Biru Samudra Athena.
Apa? Bagus sekali? Hahahaha, sungguh, aku juga sangat menyukai nama itu. Mediang orangtuaku yang memberikannya. Ah, kalian mau tau kenapa nama itu ada untukku? Kuberi tahu ya.
Jadi, nama Biru berasal dari mataku. Yap, mataku berwarna biru laut, aku juga tidak tau bagaimana warna mataku bisa seindah ini, padahal di keluarga kami dominan berwarna coklat.
Samudra ? mediang ayahku adalah seorang nahkoda. Dia menyebrangi lautan demi lautan untuk membawa penumpang dalam kapal megahnya. Sayangnya, sewaktu aku berumur 7 tahun, ayah telah pergi lebih dulu bersama ombak yang menimpa kapalnya. Kini, aku menjadi trauma akan lautan, bahkan aku lebih baik pergi jauh ke tempat yang tinggi dibandingkan ke laut, tak cuma karena itu, ada alasan lainnya.
Athena? Jika kalian pecinta sejarah Yunani, maka tidak asing lagi dengan nama ini. Hahahah, Bunda menyukai Athena, tapi aku benci Athena. Karenanya, Bunda pergi menyusul ayah.
Sepertinya, segitu dulu perkenalan nama aku.
Sekarang, kembali ke aku. Aku bukanlah gadis remaja lagi saat ini, aku sudah beranjak dewasa. Minggu depan aku akan segera menikah dengan salah satu pilot yang mampu menerimaku dengan pengertian dan sabar. Aku bukan lagi gadis lugu yang selalu dibully dan mendapatkan banyak gangguan mental. Aku bukan lagi penulis yang masih terkenan tekanan mental karena banyaknya hate komen dan haters datang ke lapak nulisku.
Aku telah tumbuh menjadi wanita karier yang mampu menahan banyak beban, dan tentunya sudah sukses juga sekarang.
Sekarang, aku berada di lokasi syuting untuk novel ke-5 ku yang diangkat ke layar lebar. Sejujurnya, ini adalah novel ke-3 yang diangkat menjadi film global disalah satu entertaiment. Rasanya sangat menyenangkan hingga aku tidak tau harus bagaimana.
Dahulu, kupikir mimpiku adalah mimpi anak kecil yang ingin menjadi seorang putri di sebuah kerajaan. Namun, sekarang mimpi itu benar-benar terpampang nyata, bahkan aku masih tidak percaya bisa melalui ini semua.
Ahhh...
Aku meregangkan seluruh badanku, hari ini hujan lebat, cocok dengan scene yang akan dilakukan. Aku membuka layar ponselku dan menerima banyak notif dari para penggemar yang selalu rutin menyapa, membuat dialog kecil, bahkan mengomentari karyaku. Diluar dugaan, aku benar-benar berhasil.
"Mbak, Biru, scenenya udah mau dimulai."
"Ah, ya sudah, aku akan segera kesana."
Aku menutup laptopku dan menitipkannya kepada manager yang selalu bersedia disampingku. Aku berjalan ke arah monitor, dengan dipayungi oleh salah satu tim make up yang berada di sana.
Scene favorit aku, yang ceritanya pun berdasarkan kisah nyata. Benar, kisah nyata hidupku yang kupikir akan menjadi pelajaran bagi semuanya, termasuk untuk yang suka membenci dan suka menulis, juga tentunya yang punya rasa gejala mental alias depresi.
Antara aku, dan Haters.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATERS! #WYM2020
Teen FictionAku si Biru, dan kamu membuatnya abu-abu. 🌼🌼🌼 Biru, seorang remaja perempuan yang baru mengetahui bahwa dia memiliki penyakit mental yang dimana membawa dirinya menjadi lebih tertutup. Namun, kehadiran sosok lelaki yang bernama Deva, mampu memba...