Bina Moodbooster

8 2 2
                                    

Bina Moodbooster

"APA? LO GAK MASUK SEKOLAH?!"

Pekikan suara di ujung seberan telefon ini membuatku reflek menjauhkan handphone dari telingaku. Aku menggeleng dan terkikik. Bina heboh sekali teriak-teriak.

"Kok bisa?"

"Gue sakit, Bin. Suratnya juga udah sampai ke meja Bu Anum, 'kan?"

"Ya, tapi masa tiba-tiba."

"Sakit mana ada yang tahu."

"Oh, iya. Kok tas gue bisa ada di atap?"

Deg.

Aku harus menjawab apa agar Bina tidak sampai curiga? Jika aku mengatakan yang sebenarnya bahwa aku hampir diperkosa, pasti dia akan menganggapku tidak-tidak. Aku tidak ingin menjauhi Bina. Sungguh, hanya dia temanku.

"Biru? IHH ... KOK DIKACANGIN SIH?"

"TSABINA AWOALIANA!"

"E-eh, hadir Pak 24 jam."

"Ngapain kamu teriak-teriak di pelajaran saya?"

"Ih, siapa yang teriak Pak? Orang saya lagi temu kangen sama Biru."

"Udah kepergok ngelak aja kamu."

"Namanya juga Bina, Pak. Ngelak terus." Aku mendengar suara Fransis kali ini menyahut dengan keras.

"Eh, gak usah jadi kompor rumahan ya lo."

"Tutup ponsel kamu, kerjakan soal matematika di papan tulis ini."

"Yahhhh, Bapak. Gak adil. Masa saya doang, itu si Fransis koar-koar gak dihukum juga?"

"Fransis 'kan sudah menjawab tadi."

"Jawab apaan, Cuma iya doang dapet nilai 100."

"Cepat Bina."

"Iya-iya, ish."

"Halo, Biru."

"Hahahah, iya?"

"Ih, rese banget. Lo juga ngetawain gue. Dah ya, bye."

"Bye."

Klik.

Aku menutup ponselku dan meletakkannya di sebelah kasur dengan asal. Masih mengulas senyum simpul karena keributan tidak sengaja dari Bina yang sedikit melegakan hatinya.

Ah, Bina. Bener-bener moodbooster banget.

HATERS! #WYM2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang