"Mana ketua lo yang pengecut itu, bangsat!" Teriak cowok dengan amarah di kedua bola matanya yang tiba-tiba datang ke markas Brave Solidarity
Brave Solidarity adalah geng motor besar yang terkenal dengan kekejaman dalam melawan musuhnya dan tidak berperasaan dalam menyiksa tawanannya. Brave Solidarity berlokasi di Kota Bandung dan di singkat BS. Bukan ABS ya!
"Gue di sini" Sahutnya dingin. Cowok dengan jaket Army parasut dengan logo sayap di dada kirinya itu melangkah mendekati seseorang yang baru saja membuat kegaduhan di wilayah kekuasaannya.
Dia adalah Reyhan, Reyhan Gibadesta. Ketua geng BS sekaligus pelopor berdirinya geng besar ini. Sejak hampir 5 tahun terlahir, entah sudah berapa ribu yang menjadi korban kekejaman BS.
Reyhan menyeringai, ia senang menemukan mangsa baru. Derap langkah terdengar berjalan mendekat dengan postur tubuh tinggi gagah membuat suasana di depan gang yang menyeramkan itu semakin menyeramkan. Hawa panas muncul seketika.
Cowok yang berteriak memanggil ketua BS tersenyum miring mengangkat kepalanya seolah-olah menantang Reyhan.
"Kalian masuk, biar tikus ini gue yang urus" Seolah ucapan Reyhan adalah perintah yang tidak boleh di bantah. Mereka anggota BS lainnya langsung masuk ke dalam markas kecuali Aldy, Dion, dan Dika. Mereka bertiga berdiri di belakang Reyhan menunggu instruksi selanjutnya.
"Ada urusan apa lo dateng ke sini?"
"Gue....gue..."
"Mau ke rumah sakit atau gue kasih give away ke neraka?" Reyhan sengaja memotong ucapan cowok yang di hadapannya.
"Maksud lo apa nyerang temen gue hah?" Cowok itu menarik kerah seragam Reyhan membuat Reyhan terkekeh sinis.
"Ke pantai naik odong-odong, ih santai dong" Dika berpantun membuat Aldy dan Dion menjitak kepala Dika.
"Lo kalau mau ngelawak jangan sekarang, nggak tau sikon banget lo babi" Ucap Aldy sengit.
"Ya maap elah marah-marah mulu lo"
Reyhan menaikkan alisnya sejenak lu terkekeh pelan. Baginya menyenangkan sekali melihat wajah musuhnya gemetaran.
Reyhan memang tidak mengenal cowok yang berada di hadapannya ini sama sekali dan ini pertama kalinya ia melihat cowok yang berada di hadapannya ini.
"Kenapa?"
"GARA-GARA LO SAHABAT GUE SEKARAT, BANGSAT!"
Reyhan tertawa sangat keras membuat bulu-bulu tangan mereka berdiri. Nggak tau kalo bulu yang di bawah ikut berdiri atau nggak. Wkwkwkwk
"Itu akibatnya kalo mereka mengusik milik gue" Ucap Reyhan dingin.
"Emang cewek lo aja yang MURAHAN!" Ucapannya membuat seseorang di dalam tubuh Reyhan mengeram marah. Reyhan maju lalu memelintir kedua tangan cowok itu dengan satu sentakan.
"Berani-beraninya lo ngehina milik gue di depan muka gue, Anjing" Bentaknya lalu meludah tepat di muka cowok itu.
Ia meringis menahan sakit di tangannya yang mungkin akan patah. Tenaga Reyhan benar-benar tidak bisa di tadingi dengan siapa pun.
Reyhan mengintrupsi Aldy, Dika, dan Dion lewat mata.
Air panas dalam ember yang berukuran besar mengguyur tubuh cowok itu. Ia menjerit minta tolong dan ampun kepada Reyhan. Badan cowok itu dalam sekejap melepuh dan yang tersisa hanya tulang-belulangnya saja.
Reyhan menyeringai puas.
"Nggak ada satu orang pun yang bisa ngehina cewek gue selain gue!"
-TBC-
Follow IG author: Astuti_1419🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Brave Solidarity
Teen Fiction"Mau ke rumah sakit atau gue kasih give away ke neraka?"