"Laki-laki yang menggunakan seorang wanita untuk melupakan satu wanita memang pantas di sebut bajingan"
°°°"Permisi! Ayah, Bunda. Sei kangen" Teriak Sei saat dirinya sudah berada di depan pintu masuk rumah milik Bundanya Reyhan.
"Iya tau Bunda emang ngangenin" Ucap Risa pede yang sedang menonton bersama suaminya, Gilang.
"Ih Bunda pedenya udah tingkat akut" Ucap Sei seraya berlalu dari sana.
Risa mendengus geli melihat kelakuan calon menantunya ini.
"Ayah, Bunda. Sei izin masuk ke kamar kak Rey" Teriak Sei dari anak tangga tanpa menunggu jawaban dari kedua orang tua itu, Sei langsung melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga satu persatu.
"Ckckck kelakuannya si Dina nurun ke anaknya"
Gilang terkekeh geli.
-Brave-
Sedangkan di kamar, Reyhan yang sedang memainkan HP sambil bersandar di ranjang terkejut saat Sei merangkak naik di atas tubuhnya bahkan HPnya di tarik oleh gadis itu lalu melemparnya."Kebiasaan deh tiba-tiba datang udah nemplok di atas" Ucap Reyhan seraya merengkuh pinggang gadis ini.
Sei terkekeh, hidungnya ia gesek-gesekkan di dada bidang polos Reyhan, cowok itu tidak memakai baju.
"Jangan by, geli"
Seakan tidak peduli, Sei malah semakin menggesek hidungnya bahkan Sei sesekali mengecup dada bidang Reyhan dengan lembut.
"By kakak bilang berhenti"
Sudah cukup kesabaran Reyhan, tanpa kata Reyhan langsung membalikkan tubuhnya dengan Sei. Sekarang dirinyalah yang berada di atas Sei.
Sei memandang Reyhan polos membuat Reyhan gemas langsung mencium bibir menggoda Sei.
"Kamu mau nguji keimanan kakak?" Suara Reyhan berubah serak.
Sei menggeleng kepalanya.
"Kakak mau apa?"
"Mau ini" Reyhan menunjuk bibir ranum Sei.
"Kakak kan udah punya bibir ya kali kakak mau ambil bibir Sei, maruk amat"
Reyhan terkekeh gemas, ia menggigit hidung gadis itu dengan lembut.
"Iss kakak kok doyan banget gigit hidung Sei" Ucap Sei sewot, wajahnya cemberut.
"Jadi gigit yang mana dong? Gigit bibir? Gigit telinga? Gigit leher?" Ucap Reyhan spontan, posisinya masih sama.
"Gigit bibir enak" Ucap Sei tanpa malu.
Reyhan langsung menarik Sei untuk bangun dan mendudukkan Sei di atas pangkuannya. Sekarang wajah mereka sangat dekat bahkan deru nafas masing-masing saling menerpa wajah mereka. Menghantarkan aliran listrik pada masing-masing. Wajah Sei sudah di penuhi semburat merah karenanya.
"Kakak sangat menyayangi kamu Sei, kamu adalah anugrah terindah yang di kirim Tuhan setelah Bunda. Kamu itu penerang di hidup kakak, penyemangat kakak. I love you 3000 more" Ucap Reyhan lembut dan tulus kepada Sei. Mendengar itu Sei merasakan ada banyak kupu-kupu terbang di perutnya, ia sangat senang.
"Kakak adalah super hiro Sei setelah Papa. I love you to"
Reyhan merasa senyuman dari bibir gadisnya itu sangat manis dan dia sangat terbius dengan senyuman itu. Teringat kembali akan candu pada bibir ranum tersebut. Reyhan mendekatkan wajahnya pada gadisnya, memiringkan wajahnya agar dapat mencium gadisnya lagi. Ciuman yang sangat lembut dan basah membuat keduanya seakan tidak ingin melepaskan satu sama lain.
Reyhan tersenyum di sela-sela ciumannya.
-TBC-
Ceritanya nggak jelas ya? Maafkeun.
Follow ig, @Astuti_1419
KAMU SEDANG MEMBACA
Brave Solidarity
Teen Fiction"Mau ke rumah sakit atau gue kasih give away ke neraka?"