• 025 •

5.4K 509 140
                                    

Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!

Hai~Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Noona, kau lihat apa?"

"Hah? Tidak, tidak apa-apa."

Bohong. Buktinya pandangan Haechan mengedar di sekeliling bandara, berusaha mencari sosok Jeno di antara kerumunan orang. Tidak ada salahnya kan berharap?

"Ayo masuk, pesawat akan berangkat sebentar lagi."

Haechan menghela nafasnya. Mungkin dia tidak akan pernah bisa bertemu dengan Jeno lagi. Jisung membantu Haechan menarik kopernya dan mereka pun menghilang di balik pintu keberangkatan.

"Kenapa diam saja?"

"Astaga, Mama! Mengagetkan saja."

"Ya habis kau berdiri di sini seperti orang bodoh. Padahal Haechan daritadi menunggu kau untuk datang. Kau tidak lihat bagaimana sedih wajahnya saat masuk ke gate."

"Jeno lihat, Ma... hanya saja kalau Jeno pergi menghampirinya, dia mungkin tidak akan pergi."

"Kau benar. Ayo kita pulang..."

Taeyong menggandeng Jeno, keluar dari bandara.

"Haechan akan baik-baik saja kan, Ma?"

"Tentu saja. Tapi Mama tidak mau tanggung loh kalau Haechan tiba-tiba dapat pacar baru di sana."

"Mamaaa~"

Taeyong tertawa. Berpisah dengan Haechan saja Jeno sudah mau mati, apalagi kalau Haechan dapat pacar baru. Sudah lah, lenyap sajalah dia dari muka bumi.

"Ya makanya kamu jangan lama-lama. Susul saja dia. Berapa sih tiket ke New York?"

Flexed. Nyonya Taeyong mentang-mentang banyak uangnya.

"Jeno beli tiket ke New York sekarang juga bisa kali, Ma... hanya saja Jeno juga mau berbenah diri, layaknya Haechan. Haechan saja sudah kerja dengan fashion designer idolanya, masa Jeno cuma begini-begini. Jadi, Mama bantu Jeno yaa..."

"Kan Mama sudah bilang kamu gantikan Mama saja. Mama cuma mau fokus mendesain dan membuat perhiasan. Kamu yang jalankan perusahaan. Kamu kompeten. Mama percaya sama kamu."

"Tapi nanti Mama bantu-bantu Jeno ya... Jeno masih perlu banyak belajar."

"Itu sudah pasti. Oh ya Jen, dua hari lagi peringatan kematian orang tua kamu kan? Untung Papa bilang kemarin."

"Iya juga, Jeno hampir lupa..."

"Anak durhaka"

Jeno tertawa pelan melihat wajah 'julid' Taeyong. Betapa Jeno bersyukur punya Taeyong dan Jaehyun yang merawatnya seperti anak mereka sendiri terlepas dari hubungan persahabatan antara mereka dengan kedua orang tuanya. Tidak ada rasa kasihan. Taeyong dan Jaehyun benar-benar tulus merawat Jeno.

How to Say 'I Love You' - NoHyuck -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang