Hollaaa dah lama yaaa ~~
makasi kalau ada yang nunggu cerita ini :')
BTW akhirnya aku udah resmi jadi dokter huhuu terharuu...
setelah drama ujian dibatalin gara2 COVID-19
kalian apa kabar? stay safe ya semuanyaa...
Langsung cuss aja ke ceritanya kuy ^^
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sesampainya di RS, aku langsung naik ke sekretariat bagian. Disana aku melihat beberapa temanku sibuk mempersiapkan presentasi, sementara beberapa temanku yang lain belum datang.
"Pagi gengss." Sapaku.
Mereka semua menoleh kearahku, "Ris minta tolong dong liatin ruangan Prof. beliaunya udah ada belom." Pinta Nanda.
"Elahh baru juga gue dateng. Bentar naroh tas dulu." Aku berjalan ke salah satu bangku yang lokasinya cukup strategis menurutku.
Aku melangkah keluar lagi setelah menaruh tas dan melakukan inspeksi singkat ke ruangan Prof. Belum kulihat tanda-tanda kehadira Wak-ku, aku kembali lagi ke ruangan MR.
"Belom dateng Nan." Nanda mengacungkan jempolnya.
Aku kembali ke kursiku. Kulihat adik-adik koas berjalan masuk, "Pagi dok!" sapa mereka
"Pagi dek!" balasku dan beberapa temanku bersamaan.
Mereka mengambil tempat di sisi sebelah kiri.
Tidak lama dari kedatangan koas dan teman-teman residen lain, pintu kembali terbuka dan sekarang yang masuk adalah Wak-ku dan dibelakangnya diikuti dr. Angga.
"Gimana udah siap?" Tanya Wak.
"Selamat pagi Prof. Selamat pagi Dok." Sapaku dan teman-temanku.
"Silahkan duduk Prof., Dok. Presentasinya sudah siap." Nanda mengulurkan tangannya mengarahkan kedua supervisor itu untuk duduk di kursi yang disediakan.
Aku mengangkat sedikit kepalaku dan melirik kearah Wak juga Dokter Angga.
Presentasi dibacakan oleh residen tingkat 1, sedangkan residen tingkat 2,3, dan 4 tugasnya memang menjawab pertanyaan di akhir presentasi nanti.
"Oke. Tadi pasiennya sudah di laparotomy ya, siapa yang ngerjain laparotominya?" Tanya Prof di akhir presentasi.
"Ijin Prof. saya operator tidakan, dengan asisten 1 Gerry dan asisten 2 Nanda Prof." jawab kak Luki. Kak Luki ini residen tingkat 4, beliau pintar, tapi biasanya sangat bossy.
"Antibiotiknya apa kalian kasi?"
"Untuk profilaksisnya serta empiris kami pakai Ceftriakson Prof. Untuk terapi definitive belum didapatkan hasil kulturnya dokter. Hasil kulturnya kemungkinan keluarnya 5 hari lagi Prof."
"Oke, trus kondisi pasiennya sekarang gimana?"
"untuk tanda vital dalam batas normal, nyeri tekan positif di luka bekas operasi, defans muscular negative Prof."
"pasiennya ga demam?"
"sebelum diberikan parasetamol suhunya 38,2 Prof. setelah diberikan parasetamol suhunya 36,8 Prof."
"Oke. Dokter Angga ada yang mau ditanya?"
"tidak Prof."
"Koass ada yang mau ditanya?"
"tidak Prof."
"oke silahkan kembali ke tempat tugas masing-masing ya"
"Baik terima kasih Prof. terima kasih Dok."
![](https://img.wattpad.com/cover/118152135-288-k609147.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mereka Memanggilmu 'Dokter'
Science FictionKehidupan dokter tidak sesederhana sinteron-sinetron. pasien datang, dan dokter hanya mengatakan "Maaf, kami sudah melakukan yang terbaik" 'Padahal nempelin stetoskop aja belom bener' pikirku cerita ini akan mengulas sebagian kecil tentang kehidupan...