Dua minggu setelah kepergian tuan Lee, Areum sengaja tidak ke Sekolah. Dia lebih mementingkan pekerjaan sebagai pelayan Kafe dibanding belajar di Sekolah. Keluarga Jihye sudah menyuruh Areum menjadi bagian keluarga mereka, tapi Areum menolak. Areum juga menolak beberapa tawaran orang – orang untuk menjual Rumah. Kata Areum Rumahnya tidak akan dijual seumur hidup. Tempat tinggalnya memiliki banyak kenangan.
Tok! Tok! Tok!
Hari ini Areum memang tidak masuk kerja. Woobin sakit sejak semalam.
"Siapa?.." sahutnya dari dalam.
Tidak ada sahutan dari luar. Areum buru – buru membuka pintu. Pria berbahu lebar memunggunginya.
"maaf siap-" kalimatnya terputus saat orang itu berbalik.
"Lee Areum." Areum bergegas mengambil langkah mundur.
Tap!
Seokjin. Seokjin menahan lengannya sekarang. "jangan masuk dulu. Kau ini, tidak ada sopan santun dengan tamu. Beri aku masuk dulu bodoh." Areum segera melepaskan genggaman Seokjin. "masuk." Suruhnya dengan nada dingin.
"Biasa saja memperhatikannya. Aku tau Rumah ku lebih buruk dari pada Istana mu itu." Ucapnya penuh penekanan.
"Mau minum apa Tuan Kim?" Areum sarkas.
"Minuman sekelas mu memang apa? Tidak mungkin anggur merah kan? Sekelasmu mana sanggup beli." Ucap Seokjin remeh. "kalau kau ke Rumah ku ingin mencari keributan mending pulang saja. Tidak pantas juga orang sepertimu di Rumah ku." Balik Areum sarkas.
"Noona.." perdebatan mereka terhenti karena terdengar rintihan Woobin dari kamarnya.
"kau sudah punya anak? Jalang sekali.." Seokjin sambil melihat ke arah sumber suara.
"diam kau Tuan Kim. Kalau kau haus ambil saja di Dapur." Areum segera meninggalkan Seokjin.
Areum dengan muka panik keluar kamar sambil menggendong Woobin dibelakangnya. Tidak tau apa yang terjadi Seokjin pun ikut berdiri memeriksa. "Tuan Kim, kau boleh pulang sekarang. Aku harus ke Rumah Sakit sekarang. Adikku panasnya tinggi. Dan perlu ditegaskan, aku bukan jalang." Areum menyelonong keluar.
"Areum biar aku yang antar." Tahan Seokjin.
"Tidak perlu belas kasihmu Tuan Kim. Aku juga sudah menelfon Kakak temanku untuk kesini. Pulanglah." Areum keras kepala.
Seokjin buru – buru keluar menuju mobilnya di depan gang.
"AAAKH!" Seokjin mengerang kesal.
Hasil Seokjin mendekati Areum sia – sia. Seokjin tidak mungkin mendekati Areum tanpa sebab. Areum gadis cantik, pintar, dingin. Yang Seokjin kenal, tidak ada gadis yang pernah berani membantahnya, kecuali Areum. Dipikirannya Areum adalah gadis tesantai kalau ia bully. Seokjin sangat terpukul ketika mendapati Areum menangis di lorong Rumah Sakit.
Hari itu memang Seokjin mengikuti Areum hingga Rumah Sakit. Seokjin datang ke tempat registrasi untuk membayar biaya administrasi ayah Areum. Taeil pun sempat bingung waktu Seokjin meminta dia yang akan membayar. Sedangkan dia hanya orang baru tiba – tiba ingin membayarkan. Sempat tak percaya Taeil di awal, tapi Jin berusaha meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Telling Me the Truth
Fanfiction"setelah bertahun tahun aku mencari siapa pembuatnya. dan ternyata bayanganku sendiri."