'Di mata papa aku itu apa?'
|Infirmum|
"Sebenarnya aku memiliki tiga orang anak.."
"tapi putri bungsu ku sudah meninggal enam belas tahun lalu bersamaan dengan kepergian Dini"
Bisa tebak seberapa hancur Shana saat ini?
Saat mendengar papanya berkata.
"Sebenarnya aku memiliki tiga orang anak.."
Shana seperti sudah mencapai puncak kebahagiaannya. Papanya mengakuinya! Papanya mengakuinya! Shana terus menyorakkan itu dalam hati dengan tangis bahagianya. Selama enam belas tahun ia hidup, untuk pertama kalinya papanya mengakuinya.
Tapi saat mendengar kata.
"tapi putri bungsu ku sudah meninggal enam belas tahun lalu bersamaan dengan kepergian Dini"
Shana yang terbang tinggi dijatuhkan sejatuh-jatuhnya hingga ia hancur lebur tak tersisa.
Tubuh mungil Shana langsung merosot ke lantai, menggenggam erat tongkatnya, dan tangan satunya lagi menutup mulutnya menahan isakan. Bukan menahan tangis, sejak tadi ia sudah menangis. Ia mencoba meredam suara tangisnya, meredam isakannya. Shana bodoh! Apa yang kau harapkan?)
"Ah.. maaf saat itu kami tak ada" ucap wanita memakai dress merah elegan sambil menatap miris Antonio yang terlihat sendu.
"Ngga apa-apa, aku mengerti kok" balas Antonio sambil tersenyum.
Hening beberapa saat, hingga salah satu dari mereka membuka suara.
"Loh? Kok ada suara nangis?" Dan membuat orang disana menjadi diam kembali.
Benar. Sayup-sayup mereka mendengar suara tangisan. Membuat tangan Antonio diam-diam terkepal erat.
"Eh bener. Rumah kamu kok serem sih Anton" timpal salah satunya sambil bergidik ngeri.
Antonio tertawa.
"Itu mah bi Ani yang lagi nangis pastinya abis nonton drama Korea" ujar Antonio membuat semua di sana bernafas lega.Bohong, dia bohong. Itu bukan suara bi Ani.
"Yaudah Anton. Kita-kita bertamunya selesai dulu yah.. udah mau malem" ucap pria ber-jas hitam sambil berdiri dari duduknya dan di ikuti lainnya.
"Oh.. iya-iya udah sore banget" ujar Antonio ikut berdiri.
"Kita pamit dulu ya Ton. Salam sama anak kamu" pamit wanita dengan dress merah tadi.
Antonio mengantar teman sekaligus rekan kerjanya itu ke depan rumah mewahnya. Ia menatap satu persatu mobil yang mulai menjauh dengan senyuman. Dan saat mobil itu hilang di telan jarak, Antonio segera menghilangkan senyumnya, rahangnya mengeras, ia berbalik masuk ke rumah dengan tergesa.
Ia menarik kerah seragam sekolah Shana dengan kasar, hingga Shana yang bersembunyi di balik rembuk sambil merosot di lantai berdiri secara paksa.
Tangan Shana bergetar hebat, lehernya tercekik karna ulah papanya.
"P-pa.." lirih Shana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infirmum
Teen FictionTau ngga? Satu bintang dari kalian itu udah berharga banget:) Kita berjuang sama-sama ok? Saya hanya seorang amatir yang berjuang menjadi seorang pro:) Sekian:) Semoga suka:) [Jangan lupa follow yahhh, vote nya juga] Hanya sebuah ide seorang penulis...