"Usia kandungan istriku kini sudah menginjak 9 bulan dukun beranak tadi sudah menemui lu untuk berjaga-jaga takutnya dalam waktu kurang seminggu ini dia akan melahirkan"
"Berhentilah sejenak dari urusanmu Sam, rawatlah istrimu dia akan melahirkan anakmu"Tedy menenangkan sahabatnya yg tenggelam dalam resahnya.
"Kau tau kan di,ini adalah hal baru bagi kami setelah 7tahun menikah akhirnya Rana mengandung namun setelah mengingat kemalangan itu aku sangat prihatin kepada nasib bayi kami"Samatya mulai resah kembali mengingat kemalangan malam itu.
"Ikhlaskan lah Sam,kita sama-sama tahu Tuhan pasti memiliki rencana dibalik peristiwa besar itu"
"Aku tak tahu Tedy,apa yang akan terjadi pada kami andai kau tak menyelamatkan kami tepat waktu mungkin sang bajingan Aron akan membunuh rahim dalam istriku,belum puaskah dia setelah membunuh kedua orang tuaku dan mertuaku"tangannya mulai terkepal mengingat hal itu.
"Sudahlah Sam, tenangkan dirimu,ingat ada istrimu yg menunggu dirumah dan sebentar lagi kau akan menjadi seorang ayah, sekarang pulanglah jangan biarkan istrimu menunggu"
"Baiklah Ted,aku akan pulang Terima kasih untuk malam ini.aku akan sangat berterimakasih atas semua jasamu"
"Heyyy Sam,kau anggap apa aku ini.sudah kubilang berulang kali jangan mengucapkan itu kepadaku,kau sudah seperti Abangku sudah sepantasnya aku melakukan itu"
Sam hanya terkekeh dan berlalu setelah mengelus punggung belakang sahabatnya itu.
Meski jarak usia mereka terpaut sangatlah jauh,namun Tedy sangatlah Berani dan bijak dia tak segan menentang siapapun yang dia anggap salah.
Dia sengaja meninggalkan rumah besar keluarganya karna segala macam norma yg ia anggap tak masuk kedalam nalar logikanya,dia meninggalkan segala fasilitas kemewahan dan menjadi pemuda yg mandiri.
---------
"Rana, dimana kau sayang" Sam memanggil nama istrinya begitu maid membukakan pintu untuknya.
"Maaf Tuan Sam, Nyonya Rana sedang berada ditaman bunga menyulam baju untuk bayinya"senyum Sam terbit namun pikirannya kacau.
"Kenapa malam-malam masih diluar sendirian bukannya dia sangat takut sendiri"batin Sam.
Aku melihatnya,istri yg sangat aku sayangi dia adalah Rana Anurra.wanita cantik yg menjadi pilihan hatiku,sifat yg lemah lembut,tutur kata yg penuh tata krama,keluwetan yg halus,dan kecerdasan yg luar biasa maka aku tak heran jika dia menjadi panutan gadis desa ini.
Aku mendekatinya dan ikut duduk disamping kursi goyangnya,dia masih tak menyadari kehadiranku tangannya masih asyik menyulam benang-benang itu menjadi baju hangat untuk anak kami nanti.
"Astaga Sam,kupikir kau pejahat.kanapa kau tidak memanggil ku"tangannya mulai meletakkan rajutannya,dia memperhatikanku dengan lekat.
Satu hal yang sangat aku sukai dari wajahnya, matanya sangat redup membuat siapapun yg melihatnya merasa tersihir dan senyuman yang tak pernah pudar menjadi pemanis dari wajahnya yang cantik.
"Aku sudah meneriaki namamu Ara,tapi apa kau sengaja mengacuhkan ku"tidak masalah mengerjainya,dia pasti akan memujukku sekarang.
" Sam,kau akan menjadi seorang ayah.berhentilah bersikap kekanak-kanakan"
"Ada apa biarlah aku akan menjadi ayah,kita akan merawat bayi kita hingga tumbuh dewasa dan aku akan tetap bermanja denganmu meski nanti anak-anak kita sudah memenuhi gudang beras" rajukku dengan sedikit candaan.
Rana tertawa dengan sangat anggun bahkan aku hanya mendengar seperti bisikan,inilah ajaran orang tuanya dan adat desa ini.
"Sam bahkan umur tidak ada yang bisa menebaknya,bisa saja aku ataupun kau kembali kepada Tuhan sekarang.hidup itu hanya penundaan dari kematian"
Lihatlah betapa bijak kata-kata yang dilontarkannya,menunjukkan kecerdasan dan kesopanannya.
"Ada apa denganmu Ara,aku tidak suka kau berbicara tentang itu.jangan membuatku kewalahan"
"Sam kau harus berjanji satu hal kepadaku"
Aku mengerutkan alis,ini adalah pertama kalinya dia memintaku untuk berjanji bahkan saat ingin menikahinya dia tidak meminta itu,apa dia sudah mulai tak percaya kepadaku.
" Apa maksudmu Ara,tanpa kau mintapun pasti aku akan melakukan sesuai kehendakmu"
"Sam kumohon buatlah perjanjian bersamaku"dia mulai mengangkat tangannya untuk memintaku mengikuti gerakannya.
"Baiklah apapun itu"
"Sam kumohon... jika nanti aku tiada rawatlah anak kita dengan segala nyawamu,jangan biarkan ada yg melukai hatinya,ajarilah dia berdasarkan logika jangan biarkan dia terkekang aturan seperti ku,aku ingin dia menjadi anak yg bebas dan berpendidikan tinggi antarkan dia belajar ketempat yg paling bagus didunia ini,dan jangan memaksanya untuk menikah hanya karna adat desa kita"
"Ara aku mulai engah melihat tingkahmu,apa maksudmu kenapa kau berkata seolah kau akan pergi jauh dariku"
" Sam sekali lagi aku katakan,umur bukanlah acuan yg dapat ditebak itu hanya penundaan waktu kematian yg terencana"
Aku membekap mulutnya dengan tangan ku,aku tak bisa membayangkan apa yang terjadi padaku jika dia telah tiada.
"Ara berhentilah,aku takut sangat takut membayangkan hariku tanpa senyummu"
" Sam,kau harus menjadi ayah yg kuat untuk anak kita,jadilah panutan untuk jalannya jangan biarkan dia meraba didalam lindung yang lukar"
"Ara... sudahlah apa maksudmu"
" Sam kau tidak ingin berjanji kepadaku,kau tidak menyukai aku dan anak kita ini"
" Bukan itu Ara,kau dan calon anak kita adalah bumiku.bagaimana bisa aku mengabaikan kalian"
"Berjanjilah Sam,agar tenang kiranya hatiku"
" Ara...apa ini"
" Sam,kumohon demi anak kita"
Kupandang dengan lekat wajah ayunya,entah kenapa aku merasakan keresahan disana.
"Baiklah Ara,aku akan menjaga anak kita dengan seluruh nyawaku,dan memberikan segala keinginanmu padanya merawat dan mendidiknya"
" Meski tanpa aku.."
Aku memandangnya dalam,apa maksud perkataannya namun aku tak kuasa untuk mengabaikan pemintaan pertamanya.
"Ya,meski tanpa mu"dengan sangat berat aku mengucapkannya.
Senyumnya mengembang lalu dia berhamburan memelukku,aku dapat melihat ada sesuatu yang mungkin dia simpan namun kini sepertinya beban itu telah hilang.
"Aku sangat mencintaimu Sam,aku takkan pernah meninggalkanmu kecuali ajal yang memisahkan kita.akan aku lakukan apapun untuk menghadirkan anak kita didunia ini"
Aku mengabaikan kata-katanya dan ikut meresapi kehangatan malam itu.
Chittara Ratih...
20 Maret '21
KAMU SEDANG MEMBACA
Chittara Ratih
Teen Fiction"Apa salah wanita yang ingin belajar,mereka juga memiliki Hak yang sama tentang kebebasannya didunia ini bahkan negara juga mengakuinya" Teriak Ratih membantah perkataan warga kampungnya. "Wanita itu ditakdirkan untuk menjadi Ibu dan Tiang sebuah ru...