🍁

0 0 0
                                    

"Ara, apa begini cara kau meninggalkanku kau sudah lelah kan. beristirahatlah Ara, aku akan menjaga putri kecil kita sesuai permintaan darimu"

"Lihatlah Ara, Rara sangat cantik seperti dirimu. dia benar-benar menjiplak semua milikmu, aku akan mengantarnya kejenjang yang lebih tinggi dan mendidiknya dengan kasih seperti kau yang selalu memberikan kasih sayang kepadaku"

Sudah 3bulan dari hari kelahiran putri kecil kami, dan ini yang pertama kalinya aku mengajak serta Rara kecil menemui ibunya.

"Ara, bahkan Rara belum menikmati merdu dodoi suaramu. kau terlalu cepat pergi Ara, tapi aku akan menjadi seorang ayah dan juga ibu untuk Rara"

Aku bermonolog sendiri sambil menatap lekat nisan istriku, didekapanku sedang terbaring malaikat kecil kami yang kini sedang mengajakku berbicara.

"Rara, kau sangat beruntung nak. kau tahu ibumu adalah orang yang pintar dan kuat,dia sangat cantik seperti dirimu. suaranya sangat merdu sekali,kau tahu Rara,  ibumu itu sangat mencintaimu dia mengorbankan nyawanya untuk dirimu bahkan aku ayahmu tidak bisa memberikan itu kepadamu"

-----

"Sam, dimana letak popok Rara"

"Astaga Tedy,sudah kubilang dibawah nakasnya diatas tumpukan baju. cepatlah bawakan kemari nanti Rara bisa kembung jika dibiarkan terlalu lama"

Taklama Tedy datang dengan menyeret serta popok bayi yang belum dibuka.

"Katakan dengan jelas Sam dimana kau letakkan popoknya"

"Dinakas...ahh iya aku lupa,aku memindahkannya keatas lemari pakaian milik Rara"

Dengan muka masam Tedy menghempaskan tubuhnya disamping bantal Rara.

"Pelan, debu kasur itu akan membuat Rara sesak"

"Aghhh...kau menjadi ayah yang sangat posesif, aku tidak akan menyiksa ponakan ku sendiri"

Beginilah hari-hari yang kami lewati setelah kepergian Ara, aku sudah memutuskan tidak akan menikah lagi. meski usiaku baru 19 tahun namun aku akan setia kepada Ara, Ara mejadikan aku sebagai satu-satunya pria dihatinya maka Ara akan menjadi satu-satunya bidadari dihatiku.

Aku memutuskan untuk merawat sendiri Rara tanpa bantuan baby sister, sesuai kehendak Ara bayi kami akan kudidik dengan sepenuh nyawaku.

-----

"Pegangi yang benar Tedy, rodanya akan berputar sendiri jika tak kau pegangi erat rem tangannya"

"Diamlah Sam, ini sudah kesekian kalinya kau mengatakan hal itu. bahkan telinga ku sangat jengah mendengarnya serasa akan meledak saja"

"Yayah, kakak akan menjaga Rara.tenang saja"

Aku sangat gemas kepada putri kecilku yang kini sudah berusia 5tahun, sore ini dia memintaku mengajarkan bersepeda ditaman tempat yang sama saat Ara memintaku menemaninya menikmati angin sore. tempat ini menjadi tempat wajib kami setiap sore.

"Ayah percaya kepadamu Rara, tapi ayah tidak yakin dengan Kakakmu.dia itu tidak pernah mendengar ucapan ayah jangan seperti dia Rara, dia tidak patuh kepada ayah dia berdosa"

"Sam, berhentilah memberi kesan buruk kepada anakmu. aku hanya tidak patuh kepadamu"

"Kak Tedy patuh kok ayah sama Rara,bahkan kak Tedy pernah bilang apapun permintaan Rara akan dikabulkan karna kak Tedy menyayangi Rara seperti kak Ara"

Aku menatap teduh kepada pemuda tanggung itu, diusianya yang kini baru berusia 13tahun dia tumbuh menjadi sangat tampan dan siswa terpintar diasrama sekolahnya. aku sangat puas dengan pencapaian nilainya yang terus meningkat.

"Rara,kakak ingin gula kapas kau mau?"

"Rara mau dua kak"

"Rara..."

"Ayah,sekali saja"

Rara menghampiri Tedy kuyakin dia pasti ingin membisikkan sesuatu kepada Tedy, dan bemar saja dia menarik kaos yang dipakai Tedy memintanya untuk menunduk.

"Rara mau dua, nanti kalau ayah tanya bilang aja ini untuk Kak Dewi dirumah"

Walau pelan namun suaranya masih didengar oleh telingaku, karna suasana taman yang tidak terlalu ramai.

"Tedy, sepatu futsal mu belum juga dicari hingga kini.bukankah dua hari lagi akan ada turnamen diasrama"aku sengaja mengiming-imingi sepatu baru kepada Tedy semata untuk melarangnya mengikuti kehendak Rara.

"Maaf Rara,sepatuku sudah jebol. aku lebih berminat pada tawaran ayahmu"

"Huuu lemah...ayah juga celat,ayah gaadil"

"Rara bukan begitu, gulali itu sangat besar satu saja bisa merusak gigimu bagaimana lagi jika dua yang kau makan. akan sangat disayangkan jika putri cantik ayah ini giginya bolong-bolong"

Aku dapat melihat raut bingung dari putri kecilku,aku tahu dia sangat menjaga dirinya walau usianya baru memasuki taman kanak-kanak.

"Oke,kak Tedy belinya satu aja.kasihan Gigi Rara nanti banyak cacingnya kayak perut kak Tedy"

Aku dan Tedy terkekeh melihat kelakuan Menggemaskan Rara, bagaimana bisa gadis kecil sepolos itu tumbuh menjadi sangat cantik dan jelita..

Chittara Ratih....
04 April '21

Chittara RatihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang