🍁

2 0 0
                                    

"Dang, bisa kau tolong jemputkan Tedy dirumahnya kemari" aku memanggil Dadang salah satu pekerja dirumahku, dia menjadi sopir yang selalu mengantar Rana bepergian.

"Baik Tuan, saya akan membawanya kemari dalam waktu setengah jam"

"Pergilah Dang, hati-hati menggunakan kendaraan itu jangan pedulikan waktu yang kau butuhkan prioritas kan keselamatan mu"

"Baik Tuan,saya akan melaksanakan sesuai perintah"

-----

" Sam, Kak Ara apa yang membuat kalian memanggil ku kemari ketika fajar saja belum tepat dikepalaku"

"Kemarilah Di,ikut makan pagi bersama Marina sudah menyiapkan sarapan untuk kita semua"

"Terimakasih Kak Ara, aku sangat sungkan untuk itu"

" Aku kakakmu bukan, kenapa kau harus sungkan. duduklah nikmati makan pagi ini"

" Terima kasih Kak Ara, Sam"

" Sepertinya aku perlu menjahit bibirmu Tedy"

"Apa maksudmu Sam" kami yang ada dimeja makan sangat kaget mendengar penuturan Sam.

"Telinga ku sudah letih mendengar kata maaf dan terima kasih darinya,apa dia tak bisa mengatakan hal lain selain itu"

Terdengar helaan nafas dari mereka yang ada disekitar ruang makan.

" Sam kau sangat membuatku kaget, kupikir kau juga cemburu kepada Tedy dan akan menghukumnya"

"Yang benar saja aku cemburu kepada pemuda berusia 8 tahun, meski kuakui dia sangat tampan dan pintar sepertimu"

"Ohh Sam, baru kali ini aku mendengar pujian dari bibirmu"Tedy menimpali ucapanku barusan.

Semuanya terekekeh,aku akui aku memanglah bukan kepribadian yang mudah memuji sesuatu yang orang lain lakukan kecuali orang itu adalah kesayangan ku.

------

"Sam,kulihat perut istrimu sudah jatuh kurasa dalam beberapa hari ini anakmu akan segera lahir.persiapakan segala hal seperti adat kita aku tak ingin nanti ada satu pun yang kurang"

"Baik bibi Mus,aku akan menyiapkan keperluannya"

"Rana,jaga kandungan mu aku harap kau tak lupa dengan pesanku tempo hari"

"Pesan...apa maksudmu bi,pesan apa yang kau sampaikan"

"Sam,tolong bantu aku berdiri pinggang ku sangat sakit terlalu lama berbaring" Rana berusaha untuk mengganti arah pembicaraan.

"Jaga kandunganmu Rana,aku akan pulang.segera panggil aku jika terjadi sesuatu kepadanya Sam"

"Baik bi,Dadang akan mengantarmu pulang dengan Van ku"

"Tidak perlu Sam kami para orang tua sudah biasa menggunakan kaki untuk berjalan,itu akan menyehatkan tubuhku"

"Bibi Ruth rumahmu sangat jauh, melewati gedung rapat balai desa"

" Itu tidaklah jauh,aku sudah terbiasa pulang pergi bertemu pesakitku dibatas desa seberang"

Aku hanya terdiam membayangkannya,inilah perbedaan didesa ini para orang tua sudah biasa dengan segala ciptaan Tuhan dan menolak keras kemudahan yang diciptakan manusia.

-----

"Sam,kukira sore ini akan sangat indah jika kita bisa duduk bersantai ditaman sambil menyesap teh hijau Bibi Asih"

"Kukira juga begitu Kak,mari kita pergi berdua menikmati angin sore ini"

"Heyy bocah,jika kau bersama istriku lalu aku kau buang kemana"

Chittara RatihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang