BAB III - PERTEMUAN PERTAMA

14 3 1
                                    


      Sesampainya mereka di salah satu mall, tujuan pertama adalah toko buku. Mereka berpencar, Caca mencari buku untuk salah satu mata kuliah di kampus sedangkan Reina sudah lari menuju rak buku novel sejak menginjakan di toko buku. Caca hanya menggelengkan kepalanya mengingat Reina kalau sudah di toko buku terlebih lagi novel, dia pastikan Reina tidak mengingat waktu. Tanpa lama Caca mencari-cari buku yang sedang ia cari.

       Caca berjalan pelan di depan rak buku bagian komunikasi, membaca judul barisan buku-buku yang tersusun rapih. Caca seorang mahasiswa semester 2 Ilmu Komunikasi di salah satu Universitas Negeri di kotanya, beruntungnya Caca karena keterima di Univeristas yang ia mau dan letaknya tidak jauh dari tempat tinggal atau rumah Caca.

"Ca!!"

       Panggil seorang laki-laki yang seumuran denganny. Mendengar namanya di panggil ia menoleh ke sumber suara, Irfan Sanjaya kekasihnya. Sebelum Caca berangkat memang mengirim pesan untuk ketemuan di toko buku dan dia juga bilang kalau Caca bersama Reina. Irfan selalu tidak mempersalahkan kalau ketemu dengan Caca ada orang lain, terutama Reina karena di rumah Caca pun kadang ada Reina.

       Caca melihat Irfan datang kearahnya tapi dia tidak datang sendiri melainkan dengan temannya. Caca tau soal itu, Irfan memberitahunya sejak semalam saat mereka telfonan tapi ia tidak tahu siapa yang akan diajak oleh Irfan. Yang Caca tahu teman Irfan sedang menjomblo dan Irfan ingin mengenalinya dengan Reina.

"Hai Ca." Irfan menyapa Caca, Caca pun tersenyum melihat Irfan. "Hai Fan."

"Oh iya Ca, kenalin ini Alfaro, panggil aja Faro." jelas Irfan

"Oh ini yang namanya Alfaro, iya iya baru inget. Lo ketua BEM yang lagi hits di kampus kan ya?"

Alfaro yang mendengar itu mengangguk malu. Menurutnya jadi ketua BEM itu biasa aja, apakah dirinya sepopuler itu?

"Waaah!! Seneng kenal lo di sini, gue Caca. Anyway, temen cewe di kelas gue banyak banget yang ngomongin lo Ro. Sampai pusing gue dengerinya."

"Seneng juga kenal lo Ca. Wah gue ngerasa tersanjung hahaha."

"Tapi Ca, aku wakilnya loh masa kamu lupa, Faro ga bakal jadi Ketua BEM kalau ga ada aku sebagai wakil." kata Irfan gamau kalah.

"Oooiya lupa, disini ada bapak wakil BEM juga. Kurang beruntung apa aku sebagai pacar kamu yg hits juga di kampus." Dengan gemas Caca mengacak rambut Irfan .

       Alfaro dan Irfan memang satu kampus dengan Caca hanya saja Alfaro dan Irfan Fakultas Ilmu Komputer. Dan baru baru ini Alfaro lah yang terpilih sebagai ketua BEM fakultas tersebut, wakilnya tidak lain adalah Irfan. Lebih tepatnya Irfan dipaksa ikut menemani Faro, karena Faro tau jam terbang organisai Irfan saat satu SMA dulu.

"Kemana Reina? Katanya kamu kesini bareng Reina?" tanya Irfan

"Kak, gue udah nemu novel yang gue ca..." Reina menghentikan perkataannya ketika melihat Caca sudah bersama Irfan dan entah sama siapa lagi Reina tidak mengenalinya.

"Eh, Kak Irfan baru sampai ka?" Tanya Reina dengan kikuk.

"Baru gue tanyain kemana lo pergi Rein. Gak lama kok sampainya Rein" jelas Irfan.

"Oh ya kenalin ini temen Kak Irfan namanya Alfaro." Irfan menepuk pundak Faro, mengisyaratkan Faro memberi salam kepada Reina.

      Dengan perlahan Faro mengulurkan tangannya kepada Reina "Alfaro Hanggara, panggil aja Faro." Ucapnya tanpa ekspresi.

       Reina melihat uluran tangan Faro dan terdiam lama, rasanya aneh. Caca yang melihat Reina terdiam segera menarik tangan Reina untuk berjabatan dan memberi salam kepada Faro, Reina terkejut dan melihat ke arah Caca yang sudah membelalakan kedua bola matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Awal PerjalananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang