His Ex Gf [ 그의 전 여자 친구 ]

4 1 0
                                    

Gimana? Uda deg² an blom nungguin penjelasannya Jimin? Cusss langsung baca guys!

Happy Reading💜

Mantan? Kenapa Jimin tidak pernah cerita? Lalu kenapa saat ini mereka menjadi dekat? Aghhh my head is gonna explode!

"O-oh..baiklah, Han Jieun-ssi" Ucapku sedikit gugup.

"Panggil aku Jieun eonni. Kau mungkin sedikit kaget..tapi aku ini lebih tua daripada Jimin." Balasnya lembut. Astaga! Suaranya saja sudah bikin bulu kudukku meremang, bagaimana dengan Jimin?

Apa yang kupikirkan? Bagaimana dengan Jimin katamu? Memangnya dia berbuat apa?! Gila! Sangat kotor! Astaga Jina..lain kali ayo kita laundry otakmu ini ya!

"O-oh..baik J-Jieun eonni..." Ucapku lirih. Hampir tak terdengar. Kemana ke-bar-bar an mu Ji?!

"Kau sangat imut! Pantas saja Jimin berpaling dariku. Pasti kau sangat disayang oleh Jimin. Hahh..kau tau Jina? Aku merindukan masa-masa itu. Masa-masa ketika Jimin lem-!" Ucapnya terhenti karena Jimin.

"Hentikan noona."

"Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak mengungkit itu lagi? Aku sudah menerimamu agar bisa bekerja sama denganku, apalagi yang kau mau? Apa ini tidak cukup Han Jieun?"

Wow! Oke. Jimin marah. Jimin tidak lagi memanggilnya noona. Mungkin aku yang terparah tetapi ini hampir sama dengan apa yang dilakukan Jimin kepadaku. Ah, jadi teringat lagi.

"Iya. Ini tidak cukup Park Jimin." Balasnya tak kalah tegas.

"Hah..haha lucu sekali noona. Noona sendiri yang meninggalkankan ku kala itu, terus sekarang merengek tidak cukup?! Lalu kenapa noona kembali hah?!"

"Bukankah sudah jelas Jim? Aku hanya tidak percaya kau berpacaran dengan bocah sepertinya. Standar mu berkurang drastis ya? Pantas saja pfft" What the fxxk?! Bocah? Astaga mulutnya ini memang belum pernah kujejalkan sepatuku sepertinya.

"Tunggu dulu. Bocah? Eonni tidak salah makan kan?" Ucapku sarkas.

"Eoh? Ternyata kau punya nyali juga berbicara denganku." Wahh, masa bodo dengan harga diri. Orang ini memang harus merasakan cibiranku ternyata.

"Heol! Tentu saja aku punya nyali, memangnya kau setan? Atau memang setan?" Dahi mantan Jimin itu langsung berkerut tidak suka dengan perkataanku.

"Lalu apa urusanmu dengan Jimin yang jatuh cinta denganku hah? Kau saja sudah tidak punya hubungan apa-apa dengan Jimin, selain rekan kerja yang sama sekali tidak dekat. Jadi urus kehidupanmu sendiri dan menjauhlah dari Jimin b*tch!" Ucapku. Dengan tambahan umpatan tentunya. Hah! Baru segitu saja sudah bungkam, apalagi kuumpat berkali-kali? Mungkin bibirnya sudah dilapisi lem alteco.

Oh?

Jimin terlihat sedikit terkejut? Apa dia tidak menyadari sifatku sejak pertama kali kami bertemu?

"Apalagi sekarang? Tidak jadi makan lalu aku pulang saja begitu? Atau kau mau pergi sekarang juga?" Tanyaku pada Jimin memecah lamunannya.

"Eoh..ayo kita pergi."

"Kau..hahh, nanti kita bicara lagi." Lantas kami pergi dengan aku yang menjulurkan lidah mengejeknya.

Jimin POV

Wanita itu masih sama saja. Kukira dia sudah sadar akan kesalahannya tapi tidak. Otaknya benar-benar harus dicuci kali ini. Dia sudah melewati batas!

Tapi aku cukup terkejut dengan Jina yang sedikit memakinya tadi. Tapi entah mengapa aku malah tambah jatuh cinta dengannya.

"E-eumm..Jim? Tanganku sakit kau tarik terus daritadi. Bisa kau lepaskan? Kita sudah sampai di kantormu." Suara Jina seketika menghamburkan pikiranku.

"M-maaf. Aku tidak sadar. Apa sangat sakit? Oh! Duduk dulu sini!" Ucapku seperti biasa. Sambil mempersilahkan Jina duduk aku pun mengambil es untuk mengompres tangannya.

"Tidak begitu sakit sih..eh tidak usah pakai es batu segala! Serius ini tidak sesakit itu, Jim! Kau berlebihan." Ucapnya sedikit memekik. Lucu juga melihatnya seperti ini. Ahh Tuhan aku ingin bisa menghabiskan waktuku seperti ini.

"Sudah, kau diam saja. Aku tau itu sakit. Aku juga menariknya sedikit kencang tadi. Ditambah aku menggenggamnya cukup kuat. Lihat, sudah merah begini masih bilang tidak sakit, hm?"

"Dasar..jadi–wanita itu adalah mantanmu? Kenapa tidak pernah cerita? Apa dia begitu spesialnya sampai-sampai jika kau ceritakan akan jatuh cinta lagi dengannya begitu? Wanita yang hanya memiliki paras cantik tetapi etika tidak ada seperti itu kau pacari??! Ini kau yang bodoh atau seleramu yang terlalu rendah sih?!" Ujarnya dengan suara yang sedikit tinggi. Kata-katanya sedikit menusuk. Oke, aku akui Jina memang sarkas. Tapi seleraku tidak buruk kok? Nyatanya aku mendapatkan Jina.

"Bukan begitu sayang..aku tidak menceritakannya karena satu, kau tidak pernah bertanya dan dua, aku tidak ingin merusak suasana dengan menceritakan wanita itu didepanmu. Makanya aku menunggu kau yang bertanya bukan aku yang menjelaskan secara blak-blakan. Lalu! Seleraku saaaangat bagus dan aku pintar!" Balasku sambil sedikit memijat pergelangan tangannya dan juga memelototinya tidak terima.

"Tetap saja! Jangan sampai kau dekat-dekat dengannya lagi! Awas saja kau tertangkap basah merangkul pundaknya seperti tadi, aku akan mendiamimu selama 2 hari. Ingat itu Park Jimin!" O-oh..peringatannya cukup menyeramkan. Padahal ekspresinya seperti bocah yang tidak jadi dibelikan permen. Aku jadi teringat diriku waktu kecil saat melihatnya.

"Hehe..iya-iya janji! Kau sudah makan? Aku lapar sekali." Ucapku dengan nada yang diayun-ayun. Oh astaga! Jika bukan Jina aku tidak sudi melakukan ini, sumpah demi foto meme yang tidak pernah ku upload!

"Aku membawa bekalmu. Tapi sekalian tadi, karena aku belum makan jadi kusatukan saja. Jadi bisa makan bersama, hehe." Oh My-jantungku! Duality yang sangat keren. Kenapa dia bisa begitu imut setelah marah seperti tadi?!

"Ah! Tapi kenapa tadi kau bilang ada meeting mendadak? Sedangkan Jimin yang kukenal itu selalu menjemputku disaat ada hal yang mendesak sekalipun. Jadi...apa meeting mendadaknya itu bertemu dengan mantan, hm?" Skakmat! Matilah aku! Demi ice americano bagaimana aku menjelaskan padanya bahwa aku sedang menyiapkan surprise untuk ulang tahunnya nanti?!


"A-ahh..itu emm..a-aku bisa jelaskan nanti. Sekarang kita makan, kau tau aku belum makan dari pagi kan?" Ucapku terbata-bata. Kenapa pakai terbata-bata segala sih?! Kan jadi makin curiga! Ah, Park Jimin bodoh!

"Hmm..baiklah. Kita makan. Lalu kau jelaskan semuanya oke?! Awas saja kalau tidak!" Setidaknya aku bisa mengulur waktu dengan ini.
.

.

.

.

.

Hiyaaaa gantung kann sksksks sengaja sihh semoga sukak sama chapter yg ini! Coba dehh comment part paling bikin kalian greget, kesel, atau ketawa gtu yaa votenya jangan lupaa love you guys!💜💜


Yang semangat ikut konser mana nihhh suaranyaaa wuhuuuu🥳🥳🥳

Btw aku g ikut ya wkwkwkwk lg bokek Bighit nguras dompet nyampe jd kuburan 🤣🤣

Je t'aime [ ILY ] Park Jimin (Work In Progress)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang